Jinyoung menghela nafasnya dengan berat setelah melihat laporan yang ditolak Doyoung hari ini. Kepalanya terasa semakin berat akhir-akhir ini karena pekerjaan kantor, dan juga urusan pribadinya yang semakin rumit. Awalnya dia berpikir dengan mendekati Joohyun, putri tunggal direktur utama tempatnya bekerja bisa membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan promosi. Tapi dia salah. Yang ada, semuanya kacau. Dia harus terus bersembunyi dari Jisoo yang suatu saat nanti akan tau mengetahui semuanya.
drtttt....drtttt
Panggilan dari Joohyun. Baiklah, ayo kita akhiri semuanya sekarang.
"Jinyoung-ah..! Aku sudah membujuk ayah ku untuk mempromosikan mu..!"
***
"Gomawo Bobby-ah... maaf sudah merepotkan mu. Apa Dalgomie menyusahkan mu?"tanya Jisoo yang baru saja menjemput Dalgom, anjing peliharaannya yang dia titipkan pada Bobby.
Bobby tersenyum dan menggeleng pelan "Dia anjing yang baik."jawabnya mengelus kepala Dalgom dengan hati-hati, takut digigit.
"Benarkah? Padahal, dia tidak mudah akrab dengan oranglain selain aku."ujar Jisoo tersenyum kagum dengan Dalgom "Sepertinya dia sudah mulai menyukai mu."lanjutnya saat Dalgom mulai menjilat jari Bobby.
drtttt....drttt...
Jisoo mengeluarkan ponselnya dari saku celananya saat ada yang menghubunginya, Jinyoung.
"..mm...sepertinya begitu.."gumam Bobby saat anjing itu menggigit jarinya.
Jisoo langsung menggendong Dalgom yang sedang bermain dengan Bobby "Gomawo Bobby-ah...aku akan membawanya pulang sekarang. Maaf sudah merepotkan mu.."ujar Jisoo berterimakasih sekali lagi.
"Tidak mau minum teh dulu?"tanya Bobby membuat Jisoo tersenyum dan menggeleng pelan.
"Lain kali saja.."
Bobby mengangguk paham dan membiarkan gadis itu keluar dari apartemennya. Sekepergian Jisoo, Bobby langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya untuk membereskan kekacauan yang dibuat anjing itu, tisu-tisu berserakan dimana-mana.
"Aish...untung saja dia anjingnya Jisoo."gumamnya dengan kesal.
Di sisi lain....
Jisoo yang sudah masuk ke dalam apartemennya menurunkan Dalgom dari gendongannya. Dia menempelkan ponselnya ke telinganya setelah menekan tombol hijau dari layar ponsel. Panggilan tersambung,
"Jinyoung-ie...? Apa kau sudah selesai kerja?"
"Soo-ya... bisakah kau datang ke tempat ku sekarang..??"
Dahinya mengerut "ada apa Jinyoung-ah..? Apa harus sekarang..?"
"Aku membutuhkan mu sekarang..."
"Ah....baiklah.."
Panggilan terputus.
Jisoo kembali meraih tas yang sempat dia lempar ke atas sofa, menggendong Dalgom yang sedang bermain dengan mainannya, keluar dari apartemennya. Dia berjalan mendekati apartemen Bobby dan memencet belnya.
Tak lama kemudian, Bobby membukakan pintu apartemennya dengan keadaan telanjang dada. Membuat Jisoo dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ah...maafkan aku. Sebentar..."ujarnya setelah menyadari ketidaknyamanan Jisoo karenanya.
Tak butuh waktu lama, dia kembali keluar dengan baju berwarna merah yang sudah dia lempar ke keranjang kotor tadi. Dia tersenyum kepada Jisoo yang berdiri di depan apartemennya
"Apa kau ingin minum teh sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)