17

422 43 2
                                    

Seulgi dan Jiyeon saling menyenggol, saling tidak ingin mengalah untuk mengeluarkan suara emas mereka duluan saat Jisoo sudah duduk di depan mereka dengan secangkir kopi yang menemani siangnya. Topik pembicaraan yang mereka susun satu jam sebelum bertemu dengan Jisoo seakan hilang dari otak mereka saat melihat Jisoo secara langsung. Jisoo yang melihat keduanya hanya tersenyum dan menggeleng pelan. Meletakkan cangkir yang berisikan kopi itu di atas meja. Dia melipat kedua tangannya di atas meja, memajukan kepalanya untuk melihat kedua pasang mata sahabatnya yang tidak berani menatapnya.

"Kenapa?"tanyanya membuat Seulgi dan Jiyeon memalingkan pandangan mereka ke arah lain saat Jisoo mencoba untuk membuat kontak mata dengan mereka "Hya.... Kim Jiyeon, Kang Seulgi... Kalian berdua sepertu orang yang tidak ku kenal.. Hya..bersuaralah... kalian membuat ku tidak nyaman jika terus diam seperti ini."

"Jisoo-ya...."panggil Seulgi membuat Jisoo tersenyum dan mengangguk pelan. Menunggu gadis bermata kucing itu mengatakan sesuatu.

Seulgi tidak bisa mengatakannya saat mata mereka bertemu. Dia pun menyenggol lengan Jiyeon "Giliran mu.."bisiknya membuat dahi Jisoo mengerut.

"Hya....kalian ini kenapa..? Katakan sesuatu..!"

Jiyeon menarik nafasnya dengan panjang sebelum membuka suara
"Maafkan kami..."

Raut wajah Jisoo langsung berubah setelah mendengar kata maaf yang keluar dari mulut Jiyeon.

"Seharusnya kami tidak diam di belakang mu.... Kami sudah berencana untuk memberitahu mu Jisoo, hanya saja...kami masih menunggu waktu yang tepat saat itu... Maaf..."

Jisoo tersenyum simpul mendengarnya. Jiyeon berhasil membuatnya teringat pada malam itu lagi. Jisoo pun meraih secangkir kopi yang ada di atas meja dan menyerputnya.

Jiyeon dan Seulgi saling melirik sekarang. Mereka seakan sedang berbicara dan berbincang dengan kontak mata, telepati.

Jisoo menghela nafasnya dengan pelan saat mengembalikan cangkir itu ke atas meja. Mata beralih melihat Seulgi dan Jiyeon yang masih tatap-tatapan "Ini tidak ada hubungannya dengan kalian... Tidak perlu minta maaf... Aku sama sekali tidak marah dengan kalian.... Hanya saja...aku...kesal.. Dan, aku akan semakin kesal dengan kalian berdua jika kalian bertingkah aneh seperti sekarang lagi.

***************************

"Jadi? Apa kalian sudah menentukan tanggal pernikahan...?"tanya Tuan Bae, ayah Joohyun membuat Junmyeon mengerutkan dahinya bingung "Joohyun bilang, dia ingin segera menikah... Apa kalian mau kami yang menentukan?"

Sebentar. Pernikahan?
Mungkin ayah Joohyun salah paham.

Junmyeon pun tersenyum dan menggeleng pelan "Maaf paman, tamte.... aku dan Joohyun... mungkin ini akan membuat kalian kaget, tapi aku dan Joohyun sudah berpisah beberapa bulan yang lalu. Joohyun meminta ku untuk tidak mengungkit ini di depan kalian... dia bilang, dia akan memberitahu kalian sendiri..."

Ucapan Junmyeon berhasil membuat kedua orang tua Joohyun terdiam. Lalu, putri mereka mau menikah dengan siapa?

"Se-sebentar.... kalian sudah putus..?"ulang ibu Joohyun memastikan sekali lagi.

"Nee..."

"Kenapa kalian bisa putus? Apa alasannya?!"

Junmyeon tersenyum dan mengendikkan bahunya "Entahlah... dia tiba-tiba memutuskan ku tanpa alasan yang jelas... Aku pun tidak tau kenapa dia memutuskan ku.."

Ibu Joohyun menggeleng pelan "Tidak mungkin Joohyun memutuskan mu... Dia sangat mencintai mu Junmyeon-ah...."

Junmyeon kembali tersenyum dan menggeleng pelan "Dia tidak mencintai ku... Apa aku harus melapor ini pada kalian? Sesuatu yang tidak kalian ketahui tentang Joohyun?"

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang