4 tahun kemudian....
Jisoo menghela nafasnya dengan berat setelah menyenderkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Dia pun melepaskan kacamata yang dia kenakan dan meletakkannya asal di atas meja kerjanya. Memejamkan matanya untuk mengistirahatkan kedua mata indahnya yang tidak berpaling dari layar komputernya selama 5 jam berturut-turut.
toktok
Suara ketukan pintu terdengar, membuat dahinya mengerut karena terganggu.
"Nuna... ini aku, Doyoung..."
"Masuklah.."sahutnya dari dalam, masih dengan mata yang terpejam.
Doyoung masuk dengan sebuah amplop yang berada di tangannya. Dia berjalan mendekati meja kerja Jisoo dan meletakkan amplop itu di atas meja. Beralih melihat Jisoo yang masih memejamkan matanya, dia tersenyum "Nuna... buka mata mu sebentar. Aku ada hadiah untuk mu.."
"Ck....berapa banyak lagi berkas yang harus ku tanda-tangani?"tanyanya yang sudah membuka matanya yang baru saja terpejam. Benar-benar menyebalkan, pikir Jisoo.
"Buka dulu amplop itu."balas Doyoung menunjuk amplop yang sudah dia letakkan di atas meja kerja Jisoo.
Jisoo menghela nafasnya dengan pelan sebelum mengambil amplop itu. Sebelum dia membukanya, matanya sedikit melirik Doyoung yang berdiri di depannya "Ini apa?"tanyanya dengan heran.
Doyoung mengangkat kedua bahunya "Buka saja dulu.."
Jisoo pun membuka amplop itu dan mengeluarkan selembar tiket pesawat yang berada di dalam sana. Lalu, menunjukkannya pada Doyoung "Apa ini...?"tanyanya dengan heran.
Sebuah senyuman yang sangat lebar terukir di wajah tampan Doyoung, sekretaris yang sudah dia anggap seperti adik sendiri
"Penerbangan ke Korea besok pagi."Dahi Jisoo semakin mengerut "Hah..?"
"Presdir Kim yang menyuruh ku untuk memesankan tiket penerbangan mu kembali ke Korea. Selamat nuna, kau sudah bebas dari Jepang."lanjutnya membuat Jisoo tersenyum bodoh.
"Presdir? Appa? Hya~ Kim Doyoung, kau tidak bisa menipu ku dengan semudah itu. Bagaimana mungkin appa menyuruh ku untuk pulang. Masih banyak yang harus ku selesaikan di sini."balas Jisoo kembali memasukkan tiket itu ke dalam amplop dan mengembalikannya pada Doyoung "Lagian, aku juga tidak mau pulang..."lanjutnya memutar kursi kerjanya hingga membelakangi Doyoung.
Doyoung tersenyum simpul "Aku tau, sebenarnya nuna masih merindukannya.... jadi, pulanglah besok...kembali lah ke Korea.... Dia sedang menunggu mu di sana.."
Jisoo menghela nafasnya dengan berat "Kau tidak tau apa-apa Doyoung-ah..."
"Aku memang tidak tau apa-apa, tapi aku yakin dia sedang menunggu mu pulang... Jinyoung hyung...dia terus menunggu mu selama ini. Dia baru saja merilis buku baru... apa kau tau nuna..?"
"Dia merilis buku lagi?"tanya Jisoo dengan heran, dia kembali memutar kursinya menghadap ke arah Doyoung lagi "Bukankah dia baru saja merilis bukunya 3 bulan yang lalu?"
Doyoung tersenyum "Bukunya baru saja dirilis hari ini..."
Jisoo tersenyum saat mengeluarkan selembar foto yang dipenuhi dengan isolasi dari dalam dompetnya "Shredder..."gumamnya saat mengingat betapa konyolnya dirinya saat itu.
"Baiklah...aku akan pulang.. dengan syarat, kau harus ikut dengan ku."
********************
Jisoo tersenyum pada bayi yang berada di gendongannya. Dia sangat gemes dan tida berhenti mencubit pipi gembul bayi perempuan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)