Junmyeon yang baru saja selesai olahraga pagi memutuskan untuk masuk ke dalam cafe, membeli secangkir kopi untuk memulai harinya. Dia memesan segelas kopi dan memilih untuk duduk di outdoor. Pandangannya tertuju pada sepasang manusia yang tak asing baginya yang jaraknya hanya beberapa meja dari tempatnya. Dia memicingkan matanya untuk melihat wajah gadis yang menarik perhatiannya itu dengan jelas.
"Joohyun...?"gumamnya pelan saat mengenali wajah gadis itu. Gadis yang memutuskannya beberapa bulan yang lalu tanpa alasan yang jelas dan masuk akal.
"Aku menyukai pria lain."
Dia terigat pada alasan gadis itu memutuskannya, orang ketiga..
Karena penasaran dengan pria yang berhasil membuat Joohyun berpindah hati, Junmyeon pun beralih mencoba untuk melihat wajah pria yang duduk membelakanginya itu. Betapa terkejutnya dia saat melihat wajah pria yang juga tak asing baginya. Meski hanya melihatnya dari samping, dia yakin....itu "Jinyoung....?"
Walau hanya bertemu dengannya beberapa kali, Junmyeon berani bertaruh, kalau penglihatannya tidak salah.."Pesanan anda tuan.."ucap seorang pelayan mengantarkan kopi pesanannya, memecahkan lamunannya.
"Ah..iya, terimakasih.."balasnya dengan ramah.
Matanya kembali tertuju pada dua sosok yang ia kenali itu. Matanya terkunci pada tangan mereka yang saling berpegangan di atas meja "Jadi dia...?"
Junmyeon mulai menyerput kopi yang baru saja diantarkan oleh pelayan untuk memadamkan api yang mulai menyala dalam dirinya. Mencoba untuk setenang mungkin, meski ingin sekali rasanya meninju pria itu."Dasar pria yang tidak tau diri..."gumamnya dengan penuh amarah.
Dia tersenyum miring saat kedua manusia itu mulai berdiri dari duduk mereka. Pandangannya dengan Jinyoung bertemu selama beberapa detik sebelum Jinyoung kembali mengalihkan pandangannya pada Joohyun. Hatinya semakin panas ketika melihat Joohyun tersenyum pada Jinyoung. Senyuman terbaik yang pernah dilihatnya.
"Park Jinyoung...."
***
Jiyeon terus berusaha untuk menenangkan Seulgi yang sudah kepanasan sekarang. Membiarkan gadis itu mengeluarkan unek-uneknya selagi hanya ada mereka bertiga di sini, di kamar Jisoo. Sedangkan Jisoo? Gadis itu tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Apa kalian bisa merasakan apa yang ku rasakan..?! Aish....semua pria memanglah buaya..!"umpat Seulgi yang masih kesal dengan kekasihnya, Jaebum kepergok berjalan berduaan dengan gadis lain "Sungguh....aku tidak percaya dia.... arghhh...!"dia kesal sendiri.
Jiyeon yang duduk di sebelahnya hanya bisa mengangguk, seolah-olah dia paham dan mengerti apa yang dirasakan Seulgi. Jangankan menciduk kekasihnya yang selingkuh, pacaran saja dia tidak pernah. Tapi, jangan salah. Malah dia lebih ahli dalam hal percintaan dibanding kedua sahabat lainnya.
"Sebagai orang yang jomblo dari lahir, aku menyarankan mu untuk menjalankan hidup mu dengan normal sebagai gadis yang single."ujar Jiyeon yang dibalas dengan lirikan tajam dari mata Seulgi.
"Kim Jiyeon....kau harus memberi ku solusi untuk dapat memaafkannya..! Bukan menyarankan ku untuk putus dengannya..! Arghhh....memang salah aku curhat dengan manusia yang tidak pernah pacaran selama hidupnya seperti mu.."
Sekarang, giliran Jiyeon yang menatapnya dengan tajam. Tentu saja gadis bermarga Kim itu tidak terima dikatai manusia yang tidak pernah berpacaran selama hidupnya oleh Seulgi. Meski itu adalah sebuah kenyataan..
"Setidaknya aku tidak sebodoh mu! Perempuan mana yang bisa memaafkan pacarnya lagi jika melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri..?!"Seulgi membuang nafasnya dengan berat, lalu beralih melihat Jisoo yang hanya diam dari tadi. Dahinya mengerut "Kamu kenapa melamun Kim Jisoo ku sayang?"tanyanya membuat fokus Jiyeon teralihkan pada Jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)