"Jisoo, Junmyeon.... bukankah mereka terlihat saling menyukai..?"tanya Tuan Kim yang baru saja melepaskan kacamata bacanya.
Nyonya Kim tersenyum dan mengangguk setuju dengan suaminya "..mm... aku sudah pernah bertanya pada Jisoo..."
"Benarkah? Apa dia bilang dia juga menyukai Junmyeon?"
"Tidak ada alasan yang membuatnya tidak menyukai Junmyeon, itulah yang dia katakan."jawab Nyonya Kim yang masih duduk di depan meja riasnya "Sayangnya.... dia hanya menyukainya sebagai kakak. Tidak lebih dari itu.."
"Sebagai kakak? Yang benar saja? Padahal, aku berniat untuk menjodohkannya dengan Junmyeon.."
Nyonya Kim berjalan mendekati suaminya yang duduk bersandar di kepala ranjang "Tapi, saat itu dia masih berpacaran dengan Jinyoung... mungkin saja perasaannya sudah berubah. Yang tadinya suka sebagai seorang kakak, berubah menjadi seorang pria. Bisa saja kan?"
Tuan Kim tersenyum mendengarnya "Sepertinya kau juga menyukai Junmyeon ya...?"
"Tentu saja. Seperti yang dikatakan Jisoo, tidak ada alasan yang membuat ku tidak suka dengan anak baik sepertinya..."
"Sebenarnya.... aku sudah membicarakan ini dengan ibu Junmyeon...tentang perjodohan. Sepertinya....hubungan antara Junmyeon dan Joohyun tidak berjalan dengan lancar?"
"Joohyun? Bae Joohyun? Mereka sudah putus?"
Tuan Kim mengangguk pelan "Iya.... sepertinya kita bisa mendapatkan Junmyeon sebagai menantu.."
Nyonya Kim tersenyum dan mengangguk setuju dengan suaminya "..mm... dia anak yang baik.. Jisoo akan bahagia jika bersamanya.."
*****************************
Mata Jinyoung mulai terbuka secara perlahan. Dia pun langsung bangun dari atas lantai saat menyadari dia tidur di bawah semalaman tadi. Jinyoung melihat ke arah Jisoo yang duduk di atas ranjang dengan sebuah buku yang sedang dia baca. Dia tersenyum
"Selamat pagi..."sapanya membuat Jisoo menoleh, lalu kembali lanjut membaca."Jisoo-ya..."
"Diam..."
Jinyoung tersenyum simpul. Dia pun berjalan mendekati Jisoo yang masih membaca, ikut mendudukkan dirinya di atas ranjang, mendekatkan kepalanya dan mengecup pipi Jisoo dengan singkat.
Perlakuannya berhasil membuat Jisoo menghela nafasnya dengan pelan, menutup buku yang ada di tangannya dan meletakkannya di atas nakas. Matanya tertuju pada Jinyoung yang masih menatapnya dengan jarak yang sedekat ini
"Mau mati..?"tanya Jisoo melipat kedua tangannya menyilang di depan dada.Jinyoung tersenyum dan menggeleng pelan "Kalau aku mati, siapa yang akan menikahi mu nanti? Bagaimana jika kau berakhir sebagai perawan tua?"
Jisoo tersenyum bodoh "Sepertinya kau salah paham Jinyoung... aku masih belum sepenuhnya memaafkan mu."ujarnya mengeluarkan kakinya dari balutan selimut hangat "Bersihkan tubuh mu... setelah itu, kau harus membereskan kekacauan yang kau buat di ruang makan tadi malam."lanjutnya melangkah keluar dari kamarnya.
Jinyoung yang mendengarnya hanya bisa tersenyum, berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah menghabiskan 10 menit di dalam kamar mandi, dia pun keluar dengan telanjang dada dan handuk yang masih melingkar di pinggangnya. Dia membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian yang sengaja dia tinggal di sini.
Setelah selesai, dia pun keluar dari kamar. Dia tersenyum saat melihat Jisoo yang sedang memasukkan botol-botol kosong ke dalam kantong plastik, membersihkan meja makan.
dindong
Suara bel berhasil memecahkan lamunannya.
"Tolong cek pintu."ujar Jisoo yang masih sibuk membersihkan meja makan.
Jinyoung pun berjalan menuju pintu dan membuka pintu untuk mengecek siapa yang ngebel.
Dia tersenyum pada Bobby yang berdiri di depan pintu "Selamat pagi.."sapanya dengan suara penuh kemenangan.
Bobby pun melihatnya dengan sangat amat tidak suka "Kenapa kau ada di sini...?"tanyanya dengan heran "Aku melihat mobil Jisoo di parkiran... apa dia ada di dalam?"
Jinyoung tersenyum dan mengangguk pelan "Ya, dia sedang sibuk... tidak bisa diganggu sekarang. Katakan saja pada ku, apa yang ingin kau katakan padanya? Aku akan menyampaikannya pada Jisoo ku nanti."
"Jisoo mu? Kau berbicara seolah Jisoo adalah milik mu..."
Jinyoung mengendikkan bahunya "Dia memang milik ku."
Bobby menatapnya dengan tidak suka "Jisoo-ah...!"teriaknya memanggil nama Jisoo dari luar apartemen, membuat Jisoo yang sedang membereskan meja makan pun meninggalkan pekerjaannya sebentar, berjalan menghampiri kedua pria yang masih berada di dekat pintu.
Jisoo tersenyum saat melihat Bobby "Eoh... kau sudah datang? Masuk lah dulu....kita sarapan bersama."ucapnya membuat Jinyoung menatap Bobby dengan tidak suka, seakan menyuruhnya untuk menolak ajakan Jisoo.
Bobby balik tersenyum pada Jisoo, melirik Jinyoung yang masih menatapnya dengan sangat tajam "Tapi, sepertinya mantan mu ini tidak setuju aku ikut sarapan bersama kalian..."
"Ah... abaikan saja dia."jawab Jisoo membuat giliran Jinyoung menatapnya dengan tidak percaya "Masuk lah.."lanjutnya yang masih menyuruh Bobby untuk masuk.
Bobby tersenyum dan mengangguk pelan. Melepaskan alas kakinya, dan sengaja menyenggol bahu Jinyoung "Ah...maaf, aku tidak sengaja."ucapnya menepuk bahu Jinyoung.
Jinyoung yang melihatnya hanya bisa diam, sabar menahan dirinya yang sudah emosi karena Bobby pagi ini.
******************
"TIDAK....!"tegas Junghyun dan Jiyoon secara bersamaan ketika mendengar rencana kedua orang tuanya yang berniat untuk menjodohkan adik mereka dengan Junmyeon.
"Ayolah eomma, appa... zaman sudah modern sekarang.. Biarkan Jisoo memilih pasangannya sendiri..."
Tuan Kim menghela nafasnya dengan berat "Kami sudah membiarkannya memilih pasangannya sendiri. Tapi, lihatlah sekarang. Dia malah berakhir diselingkuhi oleh pria yang dia pilih. Padahal, mereka baru saja berpacaran. Belum sampai menikah. Bagaimana jadinya jika mereka menikah? Appa tidak ingin melihat adik kalian terus menangis karena suaminya selingkuh..!"
Junghyun dan Jiyoon saling melirik.
"Tapi, aku yakin Jinyoung akan berubah... Beri dia kesempatan sekali lagi untuk membuktikannya..."ujar Jiyoon yang masih berharap Jisoo dan Jinyoung balikkan.
Junghyun tersenyum miring "Tidak! Walau aku tidak setuju Jisoo dijodohkan dengan Junmyeon, aku semakin tidak setuju jika Jisoo balikkan dengan Jinyoung! Pria tidak tau diri itu harus diberi pelajaran!"
Jiyoon melirik kakaknya dengan malas "Kau berbicara seolah kau tidak pernah melakukan kesalahan, oppa."
"Aku memang tidak pernah melakukan kesalahan!"
Jiyoon menghela nafasnya dengan berat "Terserah mu saja. Yang penting, aku sangat menentang perjodohan konyol yang kalian buat!"
Nyonya Kim meraih punggung tangan putri keduanya "Jiyoon-ah.... kau harus mengerti bagaimana keadaan Jisoo sekarang."
"Eomma! Aku sudah sangat mengerti. Jisoo masih mencintai Jinyoung! Jadi, perjodohan itu hanya akan sia-sia...."
Tuan Kim menarik nafasnya dengan panjang "Kami tidak butuh pendapat kalian. Appa sudah membicarakan perjodohan ini dengan ibu Junmyeon, dan dia setuju. Kita hanya butuh persetujuan Jisoo, setelah itu masalah selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)