"Jisoo-ya.... appa dan eomma berharap kau menerima perjodohan ini..."ujar Tuan Kim pada putri bungsunya yang duduk di depannya.
Jisoo yang mendengarnya pun mengangga tidak percaya. Perjodohan? Dengan Junmyeon? Yang benar saja. Tentu saja dia akan langsung menolaknya tanpa berpikir panjang.
"Tidak mau!"tegasnya langsung.
Tuan Kim menghela nafasnya dengan berat "Nak.... Junmyeon pria yang baik... Appa yakin dia tidak akan menyakitkan mu setelah kalian menikah nanti.."
Jisoo melihat ayahnya dengan heran "Tidak akan menyakitkan ku? Appa, tanpa kalian sadari....appa sudah menyakitkan ku karena menyusun perjodohan ini. Aku tidak mau!"
Nyonya Kim yang duduk di sebelah Jisoo pun meraih tangannya dan mengelus punggung tangannya dengan lembut "Jisoo-ya.... dengarkan dulu..... eomma dan appa ingin yang terbaik untuk mu. Junmyeon lah yang terbaik untuk mu.."
"Eomma, Junmyeon oppa bukan yang terbaik! Aku lah yang tau, mana yang terbaik untuk ku sendiri. Aku akan memilih suami ku sendiri jadi, kalian tidak perlu khawatir....!"ujar Jisoo yang langsung berdiri dari duduknya.
"Jika kau tidak ingin dijodohkan dengan Junmyeon, maka appa akan mengirim mu ke Jepang!"ancam Tuan Kim menghentikan langkah Jisoo.
Jisoo menoleh dan menatap ayahnya dengan tidak percaya "Dengan senang hati."jawabnya sambil tersenyum miring "Lebih baik aku mengasingkan diri dari pada dijodohkan seperti ini.."
"Kim Jisoo!"
****************
Jinyoung menghela nafasnya dengan berat setelah selesai menyerahkan surat pengunduran dirinya. Dia berjalan keluar dari ruang direktur dan segera kembali ke tempat kerjanya untuk mengemas barang-barangnya ke dalam kotak. Setelah selesai, dia pun keluar dari kantor dengan kotak yang berada di tangannya. Dia sudah mengembalikan semua yang dia dapat dari Joohyun untuk menyelesaikan akar permasalahan yang dia tanam selama ini.
drtttt...drttt...
Dia mengeluarkan ponselnya dari saku celana, panggilan dari Bae Joohyun.
"Park Jinyoung! Apa kau sudah kehilangan akal mu?! Kenapa kau mengundurkan diri...?!!"
"Aku sudah mengembalikan semua yang sudah kau berikan pada ku Joohyun-ah.... kita sudah berakhir. Ku harap kau hidup dengan baik setelah ini..."
"Hya~! Kau mau melarikan diri dari tanggung jawab...?!"
Jinyoung tersenyum mendengarnya "Berhentilah berbicara seolah aku yang sudah menghamili mu. Aku tau, kau tidur dengan Kim Junmyeon malam itu. Dan, sekali lagi aku tegaskan.... aku tidak pernah menyentuh mu."
tut.
Panggilan teputus.
Jinyoung kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam mobilnya. Melajukan mobilnya meninggalkan kantor, tempat kerjanya selama beberapa tahun ini. Sekarang, dia seorang pengangguran. Dia sudah tidak perlu bangun pagi-pagi lagi besok, hingga seterusnya. Tidak perlu menggunakan pakaian yang formal, tidak perlu stress karena pekerjaannya yang menumpuk.
Setelah sampai di dalam apartemennya, Jinyoung pun meletakkan kotak yang berisikan barang-barang yang dia bawa pulang dari kantor di atas meja. Dia tersenyum pada Jisoo yang baru saja selesai dengan kegiatannya di dapur, memasak makan siang untuk mereka.
"Semuanya sudah beres?"tanya Jisoo yang masih mengenakan celemek.
Jinyoung tersenyum dan mengangguk pelan, membantu Jisoo melepaskan celemeknya "Aku tidak akan mengulanginya lagi..."ujarnya beralih memeluk Jisoo dengan erat dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)