12

436 48 10
                                    

"Kim Jisoo, dengarkan aku..."ujar Jinyoung menahan kedua bahu Jisoo dengan tangan kekarnya "Dengarkan aku dulu sayang...."

"Enyahlah... aku tidak ingin melihat wajah mu lagi.."

Jinyoung terdiam saat mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut mungil Jisoo. Jisoo menepis tangan Jinyoung yang masih memegang bahunya "Pergilah sekarang sebelum aku menyuruh security untuk menyeret mu keluar dengan paksa."

"Jisoo...tolong beri aku kesempatan untuk jelaskan semuanya..."

Jisoo tersenyum dan menggeleng pelan "Aku sudah memberi mu waktu untuk menjelaskan tadi. Tapi, kau menyia-nyiakan waktu mu untuk menunduk dan terus memintamaaf.."

"Aku menyesal Jisoo...aku menyesal... maafkan aku.... aku mencintai mu... aku tidak ingin hubungan kita berakhir seperti ini..."ujar Jinyoung menggenggam tangan Jisoo dengan erat.

"Tidak ingin hubungan kita berakhir seperti ini? Kau yang memulainya Jinyoung. Kau yang memulainya...! Seharusnya kau sudah tau hari ini akan tiba..."ujarnya kembali melepaskan tangan Jinyoung yang menggenggam tangannya "Kau mencintai ku? Kau mencintai Joohyun! Park Jinyoung, kau mencintai Bae Joohyun! Bukan Kim Jisoo...! Pulanglah ke Joohyun, aku tidak ingin melihat mu lagi..!"

"Jisoo... ku mohon jangan seperti ini.. beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya... kita bisa mulai dari awal.."

Jisoo tersenyum dan menggeleng pelan "Kau tidak bisa memperbaiki apa-apa sekarang Jinyoung. Semuanya sudah berakhir.... tidak ada yang bisa kita mulai lagi.."

"SETIDAKNYA BERI AKU KESEMPATAN KEDUA...!"

Jisoo tersenyum melihat keberanian Jinyoung sekarang. Pria itu bahkan berani meninggikan suaranya sekarang?
Jisoo menggeleng pelan "Tidak ada kesempatan kedua di dalam kamus ku.... Kita putus! Semuanya sudah berakhir! Kau tidak perlu menemui ku lagi dan aku tidak ingin melihat wajah mu lagi. Jangan pernah memperlihatkan diri mu di depan ku lagi, kita tidak lebih dari sekedar kenalan sekarang..! Aku membenci mu...!"tegasnya penuh penekanan.

Jisoo kembali masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Jinyoung yang masih membatu di depan pintu.

Jisoo langsung mengambil nafasnya sebanyak-banyaknya setelah dia masuk ke dalam rumah. Dia menyenderkan kepala dan punggungnya di pintu rumah, memejamkan matanya, mencoba untuk menahan air matanya yang akan keluar sekarang. Dia terus menahan dirinya untuk tidak menangis dan terlihat lemah di depan Jinyoung tadi. Sekarang, dia sudah bisa mengeluarkan semuanya.

"Kamu sudah mengangkhiri semuanya Jisoo..... kamu sudah melakukan yang terbaik..."ucapnya meyakinkan dirinya sendiri.

Junghyun dan Nyonya Kim yang mendengar dan menyaksikan semuanya dari tadi hanya bisa sembunyi dan diam. Keduanya salut, sekaligus kaget ketika melihat si bungsu menyelesaikan semuanya dengan begitu cepat.

Inilah sisi lain Jisoo yang tersembunyi selama ini...
Seorang malaikat  sepertinya juga bisa berubah menjadi seorang yang tidak kenal ampun.

"Eomma....."

"Jangan ganggu Jisoo beberapa hari ini.... biarkan dia menenangkan dirinya sendiri... ini tidak semudah yang kita pikirkan.... jangan ikut campur Junghyun-ah..."

"Biarkan aku menghajar bedebah itu sebentar.."ujar Junghyun berjalan menghampiri Jinyoung yang masih berdiri di depan pintu rumah membuat Nyonya Kim menggeleng pelan, melarangnya.

"Jangan..."

******************

Seulgi mengernyit bingung saat mendengar ibunya mengatakan Jinyoung mampir ke toko untuk  mencari Jisoo tadi "......apa yang terjadi pada mereka eomma...?"

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang