"Jisoo...? Oppa masuk ya...?"ujar Junmyeon semakin khawatir dan sudah memegang gangga pintu kamar. Masih menunggu izin dari gadis itu.
Belum menjawab pertanyaan Junmyeon, Jisoo langsung berjalan mendekati pintu kamar dan menguncinya "Pulanglah.... aku sedang ingin sendirian sekarang..."
"Apa kau baik-baik saja Jisoo...? Biarkan aku melihat wajah mu sebentar untuk memastikannya langsung...."
"Tidak perlu... pergilah..!"
Tidak mendengar balasan dari Junmyeon lagi, Jisoo akan menyimpulkan bahwa pria itu benar-benar sudah pergi sekarang. Dia berdiri membelakangi pintu, menurunkan dirinya hingga jongkok, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya lagi "Kenapa aku menangis...?"lirihnya pelan saat menyadari air matanya sudah turun membasahi wajahnya.
"Jisoo..."panggil Junmyeon lagi membuat gadis itu tersentak kaget "Kau menangis..?"
"Bukankah aku sudah menyuruh mu untuk pergi...?!!"
Junmyeon terkekeh dengan posisinya yang membelakangi pintu kamar "Aku harus memastikan kau baik-baik saja... baru aku bisa pergi.. ibu mu akan membunuh ku jika aku turun meninggalkan mu dengan keadaan seperti ini..."
".......apa kau sudah tau semua ini...?"
"Tentang apa...?"
"Cepat jawab! Tau atau tidak...?!"
Junmyeon dibuat bingung olehnya "Iya... tau... aku tau.."jawabnya asal.
"Tentang apa? Apa yang kau tau?"
Matilah Junmyeon. Apa yang harus dia jawab sekarang? Tapi didengar dari nada suara Jisoo, sepertinya ini tidak berhubungan dengan Junghyun yang membuatnya kesal beberapa menit yang lalu.
"Jinyoung Joohyun....?"tebaknya dengan hati-hati... takut menyakiti perasaan Jisoo.
Tak lama setelah itu, pintu kamar terbuka. Junmyeon pun menoleh dan berdiri dari duduknya di atas lantai. Dia membuka pintu kamar Jisoo dengan perlahan dan mendapati gadis itu sedang duduk di atas ranjang. Dia berjalan mendekati Jisoo dan duduk di sisi ranjang, menatap Jisoo yang sedang mengelap air mata yang membasahi pipinya.
"Jadi... kau sudah tau...?"tanyanya membuat tangan Jisoo terhenti.
"Kenapa kau tidak bilang pada ku lebih awal oppa..?"
"Aku juga baru tau.... maaf... seharusnya aku memberitahu mu lebih awal..."
Jisoo tersenyum miris "Sekarang....apa yang harus ku lakukan..? Andai saja aku tidak tau... aku pasti tidak akan seperti ini..."
"Menangislah...."ucap Junmyeon.
Suara Junmyeon yang begitu lembut dan tulus mampu membuat pertahanannya hancur lagi. Junmyeon menggeser badannya mendekat pada Jisoo yang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menyenderkan kepala gadis itu di bahunya "menangislah... kau tidak perlu menahannya jika kau sudah tidak bisa menahannya lagi... kau tidak boleh lemah di depan Jinyoung nanti... jadi, menangislah sepuas mu sekarang.."ujarnya mengelus lengan Jisoo, mencoba untuk menenangkannya.
"A-aku masih tidak percaya.....Jinyoung... dia...."isaknya.
Junmyeon tersenyum padanya, masih mencoba untuk menenangkan Jisoo "Sudah sudah..... kau tidak perlu menghabiskan air mata mu untuk pria seperti Jinyoung..."
Junghyun yang mendengar dan melihatnya dari celah pintu hanya bisa diam, mengepalkan kedua tangannya dengan kuat "Bedebah itu...."gumamnya penuh kebencian "Aku akan menghabisinya..."
Junghyun bersumpah, dia akan menghancurkan Jinyoung yang sudah berani menyakiti adiknya, membuat adiknya menangis seperti ini.
*************
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)