1

9.1K 276 27
                                    

" Nat? " panggil mama pada ku saat aku tengah menikmati berebah di kamar ku.

" ya ma? " sahut ku dari dalam.

" keluar dulu Nat. " pinta mama. Membuat ku beranjak bangun dari kenyamanan ku guna membuka kan beliau pintu kamar ku.

" kenapa ma? " ujar ku saat aku membuka pintu dan saling berhadapan dengan beliau. Sangat tumben sekali beliau meminta ku untuk keluar kamar. Karena biasanya beliau akan langsung masuk ke kamar ku.

" ganti baju nak. Pakai baju dress yang kita beli minggu kemaren ya? Terus keluar. Ada tamu. " ujar mama tersenyum. Memandang ke arah ku.

" ya udah ma. Tamu mama sama papa kan. Ngapain aku ikut keluar juga? " tanya ku dengan hati yang setengah menolak. Apalagi aku sedikit terganggu dari kenyamanan ku yang sedang rebahan.

" justru ini tamu buat kita semua. Gih ganti baju. Trus keluar ya. Kamu juga perlu ketemu sama tamu - tamu itu. " sahut mama tersenyum.

" siapa sih ma? " tanya ku masih dengan rasa enggan. Mencoba untuk membuat mama mengerti.

"Ada lah pokoknya. Ya? Kasian tuh udah di tungguin kamu nya. Hendra sama Lisa juga udah di depan ngadepin kamu. " ucap mama sambil menyebutkan nama ke dua adik ku. Sembari beliau berlalu meninggalkan ku yang menarik nafas enggan di depan kamar.

*****

" Nat, ini dia laki - laki yang mama jodohkan sama kamu. Namanya Bagas. Bagaskara Ilham Armadi. " ucap mama begitu aku keluar dari kamar ku dan menemukan mama dan papa ku, juga ke dua adik ku sudah bersama dengan lima orang asing beserta seorang anak kecil di ruang tengah depan kamar ku.

" lho? Pak Bagas? Kok ada di sini? " gumam ku dan membuat ke dua orang tua ku dan ke dua adik ku yang sudah duduk bersama mereka semua kaget karena aku sudah mengenal pria itu.

" kamu kenal Bagas, Nat? " tanya papa begitu beliau sadar dari keterkejutan nya.

" kakak kenal? " tanya Hendra dan Lisa serempak dengan rasa keterkejutan yang sama.

" i... Iya. Pak Bagas ini dosen di kampus ku pa. " jawab ku jujur dan membuat semua orang di sana tersenyum penuh misteri. Apalagi ku lihat pak Bagas saat ini tengah memandang ku dengan tatapan intens dan senyum yang berhasil membuat ku luluh.

" sini Nat. Kenalan sama keluarganya Bagas. Orang tua Bagas ini temen papa sama mama dari dulu. Makanya kita sepakat mau jodohin kalian berdua. " ucap mama dan berhasil membuat ku mendekat dengan tatapan bingung.

" hah? Jodohin? Kok? " ulang ku tak percaya.

" iya. Papa sama mama di ingetin lagi sama orang tua Bagas kalo kami dulu pernah berniat buat jodohin anak kami berdua. Tapi kami mau jodohin kamu sama anak ke dua mereka. Si Reza. Toh kalian beda umurnya cuma tiga tahun. Ya berhubung Reza adiknya Bagas udah nikah, makanya Bagas yang di jodohin sama kamu. Walau beda sepuluh tahun, gak papa kan. " sahut papa senang.

" Untung aja papa sama mama di ingetin. Mama sama papa soalnya udah gak inget lagi. " ujar mama menambahkan ucapan papa. Dan ucapan ke dua orang tua ku ini berhasil membuat aku terdiam seribu bahasa. Apalagi aku sudah tak ada gunanya melawan.

*****

" jadi, mama sama papa jodohin aku sama pak Bagas? " tanya ku sekali lagi. Mengulang ucapan ke dua orang tua ku. Memastikan apa yang ku dengar saat ini.

" iya. Kamu setuju kan? " tanya mama penuh harap.

Jelas saja mau tau mau aku setuju. Mana mungkin aku menolak di hadapan orang yang akan di jodohkan dengan ku. Apalagi yang akan di jodohkan dengan ku adalah dosen di kampus ku sendiri. Lagipula, aku tak akan mau menolak. Aku memang menyukai salah satu dosen termuda di kampus ku yang satu ini. Sejak aku pertama kali masuk ke kampus, dua tahun yang lalu.

LOVE YOU, OLD MAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang