2

5K 181 16
                                    

" om? " panggil ku padanya.

" ya sayang? " sahutnya Bagas sembari berbalik dan memandang ku yang berdiri sedikit di belakangnya.

" ini apartemen om? " tanya ku pada dirinya sembari aku menatap seluruh ruangan yang aku dan dirinya masuki saat ini.

" hm. Iya. Kenapa? " ucap Bagas balik bertanya dan bingung dengan pertanyaan ku ini.

" bersih banget. Bagus. Gede. " ucap ku memandang ruangan ini dan sekelilingnya.

" jelas dong. Om sengaja beresin apartemen om. Kan kamu hari ini mau dateng. " ucapnya sembari tersenyum dan mengecup pipi ku pelan.

" Suka gak love? " tanya dirinya lagi berdiri di samping ku.

" iya suka. Suka banget malah. " sahut ku ikut tersenyum bersama dengan dirinya.

" masuk yuk. Ke kamar kita. Sekalian naruh barang - barang mu di kamar. " ucapnya lagi mengajak ku ke kamar miliknya.

" kamar kita? " tanya ku mengulang ucapannya.

" iya lah. Kan sekarang kamu sekamar sama om, love. Jadi ini bukan kamar om lagi. Tapi kamar om sama kamu. Kamar kita sayang. " jawabnya. Membuat wajah ku langsung memerah malu. Aku dan dirinya seakan akan sudah menikah dan pindah ke rumah baru.

" merah banget muka mu. " ujarnya tertawa karena melihat wajah ku.

" iya. Om ngomong gitu, aku malu. " ucap ku. Membuat dirinya tersenyum simpul.

" kenapa harus malu, love. Kan emang bener. Ini akan jadi kamar kamu juga. Masuk yuk. " ajaknya sekali kagi. Dan aku pun mengikuti dirinya dari belakang.

*****

" udah beres - beres nya sayang? " tanya Bagas sembari meraih tangan ku dan mulai mengurung ku dalam pelukannya. Sedangkan dirinya kini berdiri di belakang ku. Padahal aku baru saja selesai membereskan barang - barang ku di kamarnya.

" udah. Baru aja. Barang ku ada lagi om? " tanya ku. Aku merasakan ke dua tangannya kini bermain di perut ku.

" udah kok. Yang lain udah om beresin juga. "

" kenapa om yang beresin? Kan aku bisa beresin nanti abis di sini. " sahut ku protes pada dirinya.

" gak apa. Mumpung om senggang kan. Lagipula capek kamu. Habis pindahan. Malah langsung beres - beres juga. " ucapnya tersenyum. Mengubur wajahnya di leher ku.

" om. "

" hm? " gumamnya, tetap dalam posisi wajahnya di leher ku.

" aku boleh minta tolong gak? " tanya ku pada dirinya.

" minta tolong apa love? "

" kalau boleh, rahasiain hubungan kita ya? Dari orang orang kampus? Semuanya. " ucap ku perlahan dan hati - hati. Takut menyakiti pria yang di jodohkan dengan ku.

" kamu malu love? " tanya Bagas lembut. Berbisik di telinga ku.

" enggak. Bukan, bukan malu om. " sahut ku segera dan menggeleng.

" terus? " ujarnya tersenyum. Mengerti maksud ku bukan seperti itu. Dirinya hanya mengoda ku saat ini dengan bertanya seperti itu.

" aku cuma gak mau bikin om dapet masalah. Om pasti bakal di hujat sama orang - orang karena milih tunangan sama mahasiswa sendiri. " ucap ku. Mencoba menyampaikan apa yang menjadi pikiran ku ini. Seraya aku mengelus ke dua tangannya yang masih setia bermain di perut ku.

" dan kamu bakal di hujat juga sayang. Kamu bakal di omongin yang enggak - enggak karena milih di jodohin sama dosen mu sendiri. Iya kan? " ujarnya menambahkan ucapan ku. Seraya mengusap perut ku dengan jari jemarinya yang melingkar di sana.

LOVE YOU, OLD MAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang