9

2.4K 81 2
                                    

" om? Ngapain? " tanya ku pada Bagas dan berhasil membuat dirinya terkejut.

" love? Kenapa ngagetin om, sayang? " tergurnya kaget. Tapi sama sekali tak bernada marah.

" he he maaf om. Om kenapa beresin cucian piring sih? Kan tugas ku om. " ujar ku tertawa meminta maaf.

" kamu lagi ngerjain tugas kampus gitu. Mana mungkin om biarin ngerjain kerjaan rumah love. Mumpung om senggang. Mending om aja. " jawabnya tersenyum pada ku. Masih dengan ke dua tangannya yang sibuk.

" terus? Harus banget ya cuci piring sambil telanjang dada gitu? " tanya ku sembari mendekati dirinya. Dan mulai memeluk dirinya dari belakang.

" mau godain aku om? " tanya ku lagi dan mengecup punggung polosnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" mau godain aku om? " tanya ku lagi dan mengecup punggung polosnya saat ini.

" ha ha. Maaf sayang. Bukan nya om mau godain kamu. Tadi pas om beres - beres, baju om basah gara - gara keringetan. Mending om lepas baju kan, love. " jawab Bagas tertawa karena ucapan ku ini.

" om gak pake baju gini, aku suka. " ujar ku tetap dengan posisi memeluk dirinya dari belakang.

" kenapa gitu? " tanya dirinya masih tertawa.

" gak papa. Suka aja. Badan om bagus. Hangat lagi. Enak buat ku peluk. " jawab ku menggesek - gesekkaan hidung ku di punggungnya dan menekannya. Sembari aku menikmati aroma tubuh polos Bagas.

Pasalnya, Bagas sangat jarang bertelanjang dada seperti ini jika siang hari dan tak di kamar tidur. Dirinya hanya akan bertelanjang dada jika ku minta. Dan itu pun hanya ketika kami berdua akan tidur di kamar.

" sayang, jangan di teken wajah mu. Sakit nanti. " tegur Bagas lagi pada ku dengan terkekeh sembari mengelusi ke dua tangan ku yang melingkar di perutnya.

" biarin. Salah sendiri badan om enak gini. " ujar ku bersikeras. Membuat dirinya kembali terkekeh.

" iya, gak papa kamu mainin badan om, tapi jangan di teken wajah mu sayang. Sakit nanti. " ulangnya menegur ku lembut. Sama sekali tak berkeberatan dengan ulah ku ini.

" mm. Om masih banyak cucian piring nya? " tanya ku.

" enggak kok. Udah selesai dari tadi. Pas kamu meluk om. " jawabnya.

" terus? Kenapa masih di sini? " ujar ku lagi bertanya pada dirinya.

" om lagi nikmatin pelukan kamu aja. " jawabnya sekali lagi. Dan jawabannya ini berhasil membuat ku tersipu malu.

*****

" love? " panggil Bagas pada ku.

" hm? " sahut ku bergumam.

" kenapa diem? " tanya Bagas karena aku hanya diam saat mendengar jawabannya tadi.

" aku malu om ngomongnya kayak gitu. " jawab ku.

Membuat dirinya langsung berbalik menghadap ku sembari terkekeh pelan karena ucapan ku ini. Aku pun kini memandang dirinya dalam diam. Dengan ke dua tangan ku yang masih saja melingkar di pinggangnya.

" kenapa malu? " tanya dirinya seraya menyelipkan helaian rambut ku yang menutupi wajah ku saat ini.

" gak tau. Malu aja. " sahut ku.

Ulah ku ini berhasil membuat dirinya menundukkan wajahnya sedikit guna mendekati ku dan mulai menyesap sudut bibir ku. Membuat diri menutup ke dua mata ku dan menikmati ulah dirinya yang ini.

" kamu tuh. Kapan sih bikin om gak jatuh cinta love. Heran aku. " ujarnya tersenyum memandang ku begitu dirinya melepaskan bibirnya dari wajah ku.

" om juga. Makin ke sini, makin bikin aku seneng. Bikin aku jatuh cinta terus. Gimana aku balasnya coba. " balas ku ikut tersenyum dan mulai menjinjitkan ke dua kaki ku agar aku bisa mengecup rahangnya yang begitu tegas.

" dengan kamu yang selalu jadi Nata yang om suka, Nata yang selalu mau jadi kesayangan om, itu udah lebih dari cukup love. " jawabnya lembut. Membuat ku cukup terharu dengan jawabannya ini.

*****

" aku gak nyangka, akan semenyenangkan ini hidup sama om. " ucap ku pada dirinya yang tengah makan malam bersama ku.

" om apalagi. Kalau tau akan kayak gini, dari dulu aja om minta orang tua om ke tempat mu. Minta perjodohan kita. Sekalian biar kita bisa cepet tunangan. " sahutnya tersenyum.

Membuat diri ku mencubit lengan nya pelan karena dirinya yang selalu membuat wajah ku merona dengan ucapannya pada ku.

" aduh, love. Kenapa di cubit om nya sayang. " ujarnya tertawa karena cubitan ku ini.

" udah sih om. Jangan bikin aku nya malu terus. Aku malu om. " ucap ku.

" buat apa malu sayang. Ucapan om tadi bener. Sama sekali gak ada niatan om buat bikin kamu malu. " sahutnya pada ku

" aku bingung ih. Om terlalu manjain aku. " jawab ku.

" enggak kok. Om gak pernah manjain kamu gimana - gimana. Tapi itu tanda kalau om memang bener - bener jatuh cinta sama kamu sayang. " ujarnya. Dan lagi - lagi, ucapan nya ini kembali membuat aku tersipu malu. Dirinya terlalu memanjakan ku seperti ini justru malah semakin membuat ku merasa tersanjung.

*****

LOVE YOU, OLD MAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang