Tok... Tok... Tok...
" ya, masuk. "
Kriett...
" pak? "
" Nata? Masuk Nat. Sekalian kunci pintunya. " ujar Bagas tersenyum sumringah begitu melihat aku yang ternyata memasuki ruang kerjanya yang ada di kampus. Untungnya, ruang kerja Bagas ini berada di pojok. Sehingga tak akan terlalu nampak jika aku masuk ke dalam ruang kerjanya.
" ganggu gak om? " tanya ku sembari menutup pintu dan mulai menguncinya.
" enggak lah. Mana pernah sih kamu ganggu om love. Om lagi santai kok. Kenapa love? " tanya Bagas sembari meminta ku untuk mendekat pada dirinya yang tampak begitu tampan dengan kemeja hitam yang tampak pas dengan tubuh tegapnya dan kacamata baca yang bertengger di hidung mancungnya.
" gak papa. " ucap ku singkat sembari mencoba tersenyum dan mulai mendudukkan tubuh ku di pangkuannya. Aku benar - benar menyukai duduk di pangkuannya. Hangat.
" ganteng banget kamu, om. " ujar ku lagi. Membuat Bagas tersenyum senang karena pujian ku.
" hm? Tumben muji om. " ucapnya.
" jangan ganteng - ganteng. Aku gak suka. " gerutu ku.
" lho? kenapa love? " tanya dirinya bingung dan mengernyitkan keningnya. Tak biasanya seorang perempuan tak menyukai pasangannya saat pasangannya sedang dalam keadaan tampan.
" nanti kalo banyak yang naksir gimana. Aku gak mau. Gak suka. " jawab ku manyun. Membuat Bagas mulai mengecup pinggir bibir ku lagi.
" cemburu love? " tanya Bagas menggoda ku.
" enggak, aku gak cemburu. Aku cuma gak suka ada yang ngambil punya ku. " sahut ku dan membuat Bagas mengulas senyum.
" biar banyak yang naksir sama om, tapi om jatuh hatinya sama kamu. Gimana dong? Om susah suka sama yang lain kalo kamu masih ada buat om. Kamu tuh udah jadi nikmat yang terlalu besar buat om. " ucap Bagas tersenyum.
" gombal ih. Tapi aku seneng dengernya. " ujar ku. Membuat dirinya tertawa Sebentar karena gerutuan ku ini.
Aku pun membuka satu kancing kemejanya yang paling atas dan memasukkan tangan ku ke dalam kemejanya itu, bersentuhan dengan dadanya yang tak terbalut apa - apa lagi di balik kemeja yang dirinya pakai.
" hm? Love? Mau apa kamu Love? " sahutnya menggoda ku seraya menjawil hidung ku.
" lho? Love? sakit kamu? Anget banget? Mukamu juga agak pucet lagi. " tanya Bagas lagi khawatir sembari meraba leher dan kepala ku dengan tangannya pelan. Pasalnya, saat menjawil hidung ku, dirinya merasa suhu tubuh ku tak seperti biasanya.
" gak tau om. Gak enak aja badan ku. " jawab ku dan mulai bersandar di tubuhnya saat ini yang tengah memeluk ku dan menjaga keseimbangan ku agar tak terjatuh.
" aku boleh tidur gini gak om? Aku mau nyoba tidur. Tapi posisinya gini aja sambil meluk om. " tanya ku lagi pada Bagas dan langsung di iyakan olehnya.
" iya, silahkan sayang. Tubuh om itu punya kamu. Tidur lah di sini, sambil meluk om juga. Om jagain kamu nya. " ucapnya. Dapat ku rasakan sedikit kekhawatiran dari nada bicaranya barusan. Bahkan dirinya membantu ku untuk membuka kancing kemejanya hingga terlepas semua.
" Om? Kenapa kancingnya di buka semua? " tanya ku bingung dan memandang dirinya lekat.
" kamu mau mainin badan om kan? Mainin dada sama perut om aja sekalian istirahat. Biar kamu makin nyenyak tidurnya. " ujarnya menjawab pertanyaan ku dan sekali lagi membuat ku bersyukur karena memilikinya yang begitu memahami ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, OLD MAN (Completed)
Dragoste~~~(TAMAT)~~~ Namanya Bagas. Dia tua dan dia adalah salah satu dosen ku. Tapi, kini. Dia di jodohkan dengan ku Tapi masalahnya, bukannya menolak, aku justru menginginkan dirinya untuk ku. Aku sudah jatuh hati padanya sejak dulu. Dan kini, bahkan dir...