" hey? love? " panggil Bagas pada ku sembari duduk bersandar pada bahu yang tengah terfokus pada film di depan kami berdua.
" hm? kenapa om? " tanya ku meliriknya pelan sembari mengelus wajahnya yang terlihat lesu.
" om lagi bingung sayang. " ucapnya singkat.
Ulahnya ini berhasil membuat ku menghentikan sementara film yang ku tonton saat ini. Sembari mengubah posisi duduk ku menghadap dirinya.
" kenapa om? Om sakit sayang? Aneh deh. " tanya ku sembari mendekat kan tubuh ku padanya dan membuat dirinya menarik ku ke dalam pangkuannya. Aku pun mulai meraba seluruh wajah dan lehernya. Bagas yang menikmati ulah ku ini hanya bisa menutup ke dua matanya dan membiarkan ulah ku ini.
" om? kenapa? Ada yang di di fikirin ya? " panggil ku lagi. Membuat dirinya membuka ke dua matanya dan memandang ku sendu.
" hmm. Iya. Lusa om harus keluar kota love. Ada proyek kampus sama beberapa dosen. Ada tiga dosen selain om yang berangkat. Dekan yang nyuruh om. Mungkin sekitar lima hari, sayang. " ucapnya sembari menyebutkan beberapa nama dosen di jurusan ku yang mengurus proyek ini.
Aku pun menghela nafas panjang. Inilah salah satu resiko yang terjadi jika aku berhubungan dengan dosen seperti dirinya. Dan mau tak mau aku memang harus mengizinkan dirinya untuk pergi. Aku tak ingin menghambat pekerjaan dirinya.
" aku nolak pun, om harus tetep pergi kan? " tanya ku memainkan rambutnya yang berjatuhan di wajahnya.
" kalau kamu gak setuju, om gak jadi pergi love. Om biar cari alasan buat gak pergi. " ujarnya langsung mendapat gelengan kepala dari ku.
" jangan om. Gak baik kalo gitu. Pergi lah. " ujar ku walau berat hati ku rasakan saat ini.
" tapi love... " ucapnya terhenti karena diri ku.
" gak papa om. Namanya juga kerjaan kan? Gak boleh di sepelein sayang. Om lanjutin aja proyeknya. Selesai in om. " ujar ku memotong ucapannya. Dan mencoba meminta dirinya untuk tetap pergi.
" kamu balik ke rumah mama sama papa aja ya? Atau mau ke rumah mamih sama papih? " tanya Bagas sembari meminta ku untuk pulang ke rumah orang tua ku atau orang tuanya selama dirinya pergi.
" gak usah. Aku di sini aja. Kan om cuma lima hari kan? " sahut ku sembari menolak permintaannya. Dan ulah ku ini membuat dirinya mengubur wajah nya di ceruk leher ku.
" yakin kamu love? Gak kesepian di sini? " tanyanya tak jelas karena wajahnya yang masih berada di leher ku.
" iya. Gak papa om. " ucap ku sambil mengecup bahunya yang bidang seraya mencoba mengurangi rasa khawatirnya yang terlalu berlebihan.
*****
" hm, love. Mau gak bantuin om beresin koper om? Buat pergi? " tanya dirinya.
" iya. Nanti aku yang beresin kopernya om buat pergi. " ucap ku sembari mengelus kepala Bagas yang masih saja tersandar di bahu ku dan memeluk ku. Dan jawaban ku ini berhasil membuat memeluk ku semakin erat dan terkekeh.
" love. " panggil Bagas di sela kekehannya barusan.
" hm? Ada apa? " tanya ku karena panggilan dirinya ini.
" ini pertama kalinya ada yang beresin koper ku lho pas aku mau pergi gini. Om berasa jadi punya istri. Yang bisa bantuin om. Ngurusin om juga. " ucapnya dan membuat ku tertawa. Tanpa sadar, kini aku benar - benar sudah seperti menjadi pasangan suami istri dengan dirinya.
" kan emang aku calon istrinya om. " sahut ku di sela - sela tawa ku yang masih saja terdengar akibat ucapannya ini.
" hmm. Calon istri om udah sesempurna ini ternyata. Om beruntung dapetin kamu, love. " ucapnya mengelus pinggul ku. Dan mencoba menarik ku untuk semakin menempel di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, OLD MAN (Completed)
Romance~~~(TAMAT)~~~ Namanya Bagas. Dia tua dan dia adalah salah satu dosen ku. Tapi, kini. Dia di jodohkan dengan ku Tapi masalahnya, bukannya menolak, aku justru menginginkan dirinya untuk ku. Aku sudah jatuh hati padanya sejak dulu. Dan kini, bahkan dir...