DUA

103 37 3
                                    

Bantu saya temukan typo.

Bertemu dengan orang baru untuk yang kesekian kalinya kadang membuat bingung. Bingung karena mengapa kita selalu dipertemukan. Apa semua ini ada maksud tertentu?
__________________________________________________



Alarm ku berbunyi terus-menerus, membuatku harus cepat bangun dari tidurku. Aku mengambil jam dan melihat sudah pukul berapa. Apa? Pukul 06.25? aku terlambat! Hari ini aku upacara. Bisa gawat kalau sampai aku terlambat datang ke sekolah.

Aku segera bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah. Setelahnya aku memesan ojek online, namun sang ojol belum datang juga. Aku melirik jam tanganku. Ya ampun, 10 menit lagi aku bisa terlambat. Selang beberapa menit setelah menunggu, akhirnya ojek online pun datang. Aku pun segera naik dan meminta tukang ojek itu untuk menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.
Bukan lagi waktunya untuk berleha-leha.

Setelah sampai di dekat gerbang aku langsung membayar dan pergi berlari ke gerbang. Gawat! Gerbang ditutup. Mati aku. Aku pasti dihukum. Apalagi Guru yang menjaga adalah Bu Susi,  Guru BK ter-killer di SMA ku. Aku semakin lesu. Sayangnya aku tak bisa kabur. Ada beberapa anak OSIS yang melihatku. Benar-benar hari yang sial. Aku hanya bisa pasrah dan pergi ke arah anak-anak OSIS.

“Kenapa kamu terlambat?” tanya Bu Susi dingin padaku.

Ah mati lah aku...

“Itu Bu... tadi saya nunggu ojek nya lama. Jadi nya terlambat deh Bu,” ucapku agak takut.

“Gak usah banyak alasan deh kamu. Dari beratus siswa yang pernah telat, alasan kamu itu sangat klasik. Harusnya kamu lebih pintar mengatur waktu untuk datang ke sekolah lebih awal. Bukannya terlambat dan memberi alasan yang sungguh saya muak mendengarnya!”

Tuh kan, si Guru killer ngamuk. Kataku juga apa, bisa mati aku kalau dinasehati begini terus. Mana tak ada nada ramah lagi disetiap katanya. Ah aku ingin segera pergi dan menghindari omelannya.

“Emm  bener Bu, saya gak bohong. Tadi juga alarm saya mati Bu, jadi agak telat bangunnya,” kataku sedikit berbohong. Mana ada alarm ku mati. Yang ada alarm ku terus berbunyi dan mengganggu tidurku.

“Ya itu urusan kamu. Saya tidak mau peduli tentang alasan apapun yang kamu bilang. Sekalinya terlambat tetap terlambat. Tidak ada kata toleransi!” ah memang dasar tidak mau kalah!

“Iya Bu maaf saya salah,” ucapku sembari menunduk.

“Saya juga tau kalau kamu salah. Sudah sana pergi ke anak-anak OSIS. Dan jangan lupa setelah itu kamu baris di barisan anak-anak yang terlambat. Mengerti?”

“Baik Bu saya mengerti. Permisi.” Aku pun pamit dan langsung pergi ke tempat OSIS berkumpul.

“Kakak telat? Nama? Kelas? Tolong lain kali jangan telat,” kata anak OSIS itu bertanya padaku. Sepertinya dia adik kelas.

“Iya lah telat. Udah tau abis diomelin,” bisikku sendiri sembari mendengus kesal.

“Maaf Kak kenapa?”

“Eh gak papa. Nama Nadira Delisha Nayyara, Kelas XII IPS 4.”

“Baik. Kakak bisa langsung baris ya dibarisan paling depan pojok kanan. Jangan lupa setelah upacara Kakak jangan langsung kabur. Karena Bu Susi pastinya akan memberi hadiah.”

Dasar adik kelas songong. Emang aku gak tau apa hadiah yang dia maksud apa. Aku harus bisa kabur nanti. Aku tak mau diberi hukuman.
Aku pun bergegas pergi ke barisan dan melakukan upacara yang berlangsung sampai akhir.

ZENITH & NADIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang