Bantu temukan typo. Komentar langsung jika menemukan.
Happy reading guys😉
.
.
.
.
.
.
_______________________________________________[POV Author]
Hari ini Zenith pergi ke sekolah sendirian. Ia tidak bersama Nadir. Saat akan menjemput, Nadir lebih dulu menghubungi Zenith bahwa ia ingin pergi ke sekolah sendiri. Akhirnya Zenith pun mengiyakan permintaan Nadir.
Saat di jalan, motor yang dilajukan Zenith berhenti karena lampu lalu lintas merah. Ia pun menunggu warna lampu itu berubah menjadi hijau. Suara motor ninja dari sebelahnya membuat Zenith menoleh. Ia melihat si pemilik motor yang sepertinya mencolok diantara banyak orang. Kemudian Zenith melirik orang yang dibonceng lelaki si pemilik motor. Matanya meneliti, Zenith kenal dengan perempuan yang ada di boncengan. Itu Nadir. Dia tidak salah lihat. Nadir sedang berbincang dan tertawa bersama lelaki itu. Nadir juga melingkarkan tangannya diperut lelaki itu. Siapa lelaki yang bersama Nadir? Dan kenapa Nadir tadi berbohong ingin berangkat sendiri padahal ia berboncengan dengan lelaki lain?
Setelah lampu berubah berwarna hijau, pemilik motor ninja yang bersama Nadir melajukan motornya dan meninggalkan Zenith yang masih termenung. Suara klakson dari beberapa pengendara membuat Zenith sadar dan langsung melajukan motornya.
***
Zenith telah sampai di parkiran sekolahnya. Ia pun langsung menuju warkop yang berada di pojok sekolah.
"Bro lo dari mana aja? Lama banget sih datangnya. Abis nganterin cewek itu ya?" tanya Titan sahabat Zenith.
Zenith pun duduk disamping Titan. "Gue gak nganterin Nadir hari ini. Dia berangkat sendiri," ujar Zenith yang terkesan dingin.
"Sendiri? Lah tumben biasanya juga lo yang nganter. Kenapa gak di anterin lo aja?"
"Gak tau. Dia bilang pengen berangkat sendiri, tapi pas gue ketemu dia di jalan, gue lihat dia boncengan sama cowok. Salah gue apa sih sampe dia harus bohong kayak gitu? Kenapa gak jujur aja?"
"Lo punya salah kali sama si Nadir. Coba inget-inget. Lagian siapa cowok yang berangkat bareng sama Nadir?" tanya Titan penasaran.
Zenith pun berpikir, "Apa mungkin karena waktu lomba si Nanda nempelin gue mulu? Ah tapi Nanda kan cuma temen. Masa Nadir cemburu," ucap Zenith terlihat bingung.
"Nih ya bro, coba lo pikirin. Cewek mana sih yang gak cemburu lihat cowok yang deket sama dia malah deket sama cewek lain? Apalagi kayak si Nanda gitu. Panas bro hati nya. Meskipun itu cuma temen, tapi rasanya sakit. Pikir aja deh sama lo. Soal cinta mah lo bego," ucap Titan sembari mendorong bahu Zenith.
Zenith pun membalas Titan dengan melempar gulungan kertas yang ada di warkop. "Ye sialan lo ngatain gue bego. Kalau pun dia cemburu harusnya dia bilang. Jangan diem dan malah bikin gue bingung."
"Lo beneran bego tau. Cewek gak bakalan berani bilang kalau dirinya cemburu. Mana ada sih. Harusnya lo sebagai cowok peka. Inisiatif. Jangan nyalahin si Nadir lah. Dia gak salah," pungkas Titan yang langsung menyeruput kopinya.
"Tapi dia salah Tan, dia malah pergi sama cowok lain. Apa bedanya dia sama gue kalau kayak gitu?"
"Siapa tau mereka cuma temen. Atau sodaraan. Santai aja bro. Gak usah khawatir. Gue percaya si Nadir gak akan deket sama cowok lain."
"Tapi mereka akrab banget, Tan. Gue takut Nadir ninggalin gue dan milih cowok itu," ucap Zenith yang terdengar pelan.
"Lo cari tau, siapa cowok yang tadi berangkat bareng sama Nadir. Jangan cemburu gak jelas kayak gini. Kayak anak kecil tau gak?"
"Ok deh, nanti gue cari tau siapa cowok itu. Makasih bro udah kasih gue saran. Kadang gue mikir, lo itu masih jomblo tapi nasehat yang suka lo kasih itu gak mencerminkan diri lo banget. Padahal lo jomblo, tapi ngerti dan paham banget masalah cinta," ejek Zenith yang membuat Titan kesal.
"Sialan lo pake ngatain gue segala. Lo juga sama, sekarang lo jomblo. Jadi jomblo jangan ngatain jomblo!"
"Enak aja gue jomblo. Bentar lagi juga gue jadian sama Nadir." Zenith menjulurkan lidahnya mengejek.
"Mimpi lo!"
"Bodo ah. Yuk cabut, bentar lagi bel masuk. Ngopi mulu lo!" ajak Zenith pada Titan.
"Ngopi biar santuy," ujar Titan menaik-turunkan alisnya.
"Iya biar santuy, tapi kalau ngopi nya sendiri, keliatan banget lo jomblo nya!" ledek Zenith yang langsung berlari ke koridor kelasnya.
"Lo juga jomblo anjir!" teriak Titan yang tak didengar Zenith.
***
"Zenith!" Teriak Wisnu--teman ekskul futsal Zenith.
Zenith yang sedang berada di kantin bersama Titan menoleh pada Wisnu yang tengah berlari dan memanggil namanya. "ada apa?" tanya Zenith tanpa basa-basi.
"Itu di lapangan ada murid baru yang nantangin main futsal sama lo. Katanya kalau dia menang dan lo kalah, dia harus jadi ketua nya," jelas Wisnu terengah-engah.
Titan pun mengerutkan dahi. "Lah siapa sih tuh anak, songong banget. Murid baru tapi udah nantangin aja. Gimana Nith? Lo mau nerima tantangannya?"
Zenith berdiri dan menatap Wisnu. "mana orang nya Nu? Gue mau tau siapa orang yang berani-beraninya nantangin gue."
"Ada di lapangan Nith. Dia sama anak-anak kelas XII," terang Wisnu sambil menunjuk segerombolan anak-anak dibawah ring basket lapangan.
"Anjir mainnya sama anak kelas XII. Lo berani Nith?" tutur Titan.
"Ya ini demi ekskul futsal lah, Tan. Dia gak bisa seenaknya pengen jadi ketua. Anak-anak ekskul futsal kan yang milih gue. Jadi gue harus pertahanin kepercayaan yang anak-anak futsal kasih sama gue. Gue harus tetap jadi ketua di ekskul futsal."
"Yaudah kalau gitu kita langsung ke lapangan aja. Nu, lo ajak anak-anak yang lain buat ke lapangan. Atur ya sama lo," suruh Titan pada Wisnu.
"Siap, Tan. Gue panggil mereka dulu."
"Suruh kumpul di basecamp, Nu," pungkas Zenith.
"Ok bro." Wisnu pun meninggalkan Zenith dan Titan.
Titan menerawang, "ini mah bakalan ada perang persaudaraan kayaknya."
"Mana ada persaudaraan, gue sama dia aja kagak sodaraan," sahut Zenith kesal.
"Sodaraan lah, Nith. Kan sama-sama satu sekolahan," ujar Titan dengan cengirannya.
"Sabodo teuing, Tan." (bodo amat, Tan)
Titan pun tertawa, "kuy lah ke basecamp. Anak-anak yang lain pasti udah kesana."
"Yo."
Gue gak akan biarin lo jadi ketua. Batin Zenith
Jangan lupa Vote & Comment😉
See you next chapter😘
Tap ⭐ dipojok kiri😄
Salam hangat dari author😊
Instagram: @syarasabilla
Senin, 08 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENITH & NADIR
Teen FictionDipatahkan hatinya berkali-kali oleh sang Kakak kelas membuat Nadir menyerah atas cintanya. Keputusan untuk move on sudah bulat. Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan patah hati, Nadir tak sengaja menemukan kembali cintanya. Seseorang yang membua...