Author lagi baik. Jadi author up chapter ini.
Enjoy ya:)
Bantu temukan typo:)
Bertemu denganmu adalah sesuatu yang istimewa bagiku. Memberiku kesan indah yang tak akan pernah ku lupakan. Waktu denganmu terasa begitu cepat. Jika bisa, aku ingin waktu berhenti sekejap, agar kita bisa bersama-sama lebih lama.
__________________________________________________“Woy Dir, lo tadi kenapa telat? Terus ikut upacara gak tadi? Perasaan gue gak lihat lo.” Kemala mulai bertanya tentang apa yang terjadi tadi.
Kami bertiga sedang berada di kantin. Kebetulan jam pelajaran Bu Nelly--Guru Matematika tak ada, jadi kami pergi bolos. Sudah biasa jika ada jam kosong, kami pasti pergi ke kantin. Hanya untuk nongkrong saja sih.
“Gue tadi terlambat, mana pas pagi diomelin sama Bu Susi, apes ih. Terus tadi dihukum, niat mau kabur eh malah ketahuan mulu sama adik kelas yang mergokin gue, masih anak OSIS sih. Nyebelinnya minta ampun, pengen gue tampol tuh bocah. Heran muncul dimana-mana.”
“Hahaha kasian banget lo! Kalau aja tadi gue tahu lo dihukum, gue ketawain lo sampai ngakak!” sial aku malah ditertawakan sama Lennie. Belum tahu saja dia rasanya dihukum. Emang harus nyobain dihukum dia.
“Apa? Adik kelas? Haha naksir kali sama lo makanya muncul terus.” lagi-lagi aku ditertawakan, sekarang malah oleh Kemala. Emang gak ada temen yang perhatian sama aku. Dasar sahabat laknat!
“Ye malah ketawa kalian berdua, lagian mana mungkin dia naksir, orang dia nyebelin pake banget!” punya sahabat kayak mereka tuh harus ekstra sabar. Apalagi kalau udah kayak gini. “Eh btw, ada sesuatu yang belum gue ceritain.”
“Apa tuh?” tanya Kemala dan Lennie secara kompak.
“Kalian tahu?”
“Apa Dir?” lagi-lagi kompak.
“Beneran mau tahu nih?”
“Iya ish cepetan, nanya mulu lo!” kesal Lennie.
Aku tertawa dalam hati, hahaha.
“Jadi sebenernya...,” ucapku menggantung.
“Apa sih Dir? Gue penasaran nih!” tanya Kemala gemas.
“KEPO LO BERDUA! Hahahaha!” aku tertawa kencang melihat reaksi mereka. Apalagi reaksi Lennie yang sudah kesal dan bersiap memukulku. Sungguh aku tertawa terpingkal-pingkal jadinya.
“Ih serius Dir lo nyebelin banget, gue pengen tampol lo!” seru Kemala bersungut-sungut.
“Gue udah penasaran banget dan lo Cuma bilang gitu doang? Sialan! Pergi aja lo Dir!” Ok aku terbahak-bahak karena Lennie. “seriusan lo cuma mau bilang gitu doang?” lanjut Lennie.
“Hehe maaf deh, gue cuma iseng tadi, peace.” Aku meminta maaf sembari mengacungkan jari jempol dan telunjuk, tak lupa sambil nyengir tak tahu malu. Aku masih tertawa. “Sekarang serius deh, jadi beberapa bulan lalu gue kenalan sama anak k-pop dari grup chat. Dan kenalan gue itu fanboy guys, kalian pasti seneng nih kalau dapet temen fanboy.”
“Apa? Beneran Dir? Ih lo kok baru bilang sih, gue pengen kenalan dong atau kenalin gue ke temennya dia aja, gak papa gue rela,” potong Lennie saat aku berbicara. Kataku juga apa, pasti mereka seneng, secara dari dulu mereka pengen gitu temenan sama fanboy. Tapi, kenapa ya si Lennie malah minta kenalin sama temennya Zenith? Belum tentu juga temennya itu fanboy sama kayak yang dia harapin.
“Bentar, kenapa lo jadi semangat gini? Oh gue tahu, karena kelamaan menjomblo kan lo makanya minta kenalin. Halah modus dasar. Sok-sok an minta kenalin padahal mah minta deketin. Ya kan?” aku tertawa karena tebakan Kemala tentang Lennie memang benar apa adanya. Aku tahu persis sifat Lennie seperti apa, makanya tak heran jika dia minta aku kenalkan pada temannya Zenith. Maklum Lennie jomblo akut, hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENITH & NADIR
Teen FictionDipatahkan hatinya berkali-kali oleh sang Kakak kelas membuat Nadir menyerah atas cintanya. Keputusan untuk move on sudah bulat. Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan patah hati, Nadir tak sengaja menemukan kembali cintanya. Seseorang yang membua...