Satu kali bertindak, aku akan biarkan. Dua kali kamu bertindak, aku akan awasi. Ketiga kalinya kamu bertindak, maaf. Aku sudah muak.
_________________________________________________
Sepupuku--Jonathan, dia akan tinggal bersama keluargaku. Dia pindah ke Bandung atas keinginan orang tua nya, karena di Jakarta Jonathan sangat nakal. Setiap sekolah ia selalu bolos dan kabur. Karena kelakuannya yang seperti itu, Jonathan akhirnya dikeluarkan dari sekolah dan dia berakhir tinggal dan sekolah disini. Orang tua nya meminta untuk Mamah dan Papah mengawasi pergaulan Jonathan. Orang tua nya Jonathan sangat sibuk. Mereka selalu bekerja dan pergi keluar negeri dengan urusan bisnisnya, sehingga pergaulan Jonathan kurang baik dan tak terawasi.Jonathan akan bersekolah di SMK Grahita. Itu berarti dia akan bertemu dengan Zenith. Jonathan harus mengulang lagi sehingga dia sekarang kelas XI. Mamah sudah mendaftarkan Jonathan, jadi hari senin ia bisa langsung sekolah.
“Nadir! Anter gue beli buku,” teriak Jonathan yang langsung ku lempari bantal.
“Gak usah teriak-teriak Jojon. Gue juga denger. Sekali lagi lo teriak, gue lempar lagi nih bantal,” ancamku kesal.
“Lo mah kebiasaan tiba-tiba lempar barang. Sakit tau. Kalau lo lempar hati lo ke gue sih, gue bakal tangkap dengan senang hati,” goda Jonathan yang membuatku merinding geli.
“Gak lucu Jon!” teriakku dan langsung melemparkan bantal tepat mengenai muka nya.
“Ih lo main lempar-lempar mulu. Emang gue gak ngelucu, Dir. Udah lah ayo anterin. Nanti gue beliin dua novel buat lo. Gimana? Mau gak?” tawarnya yang langsung membuat mataku berbinar.
“Gue bakal anter lo, tapi lo harus beliin gue tiga novel.”
“Ini namanya pemerasan Dir. Jangan gitu lah. Dua aja deh ya,” pintanya memohon.
“Tiga novel atau gak sama sekali,” putusku telak.
“Fine. Ok tiga novel. Berangkat sekarang Dir,” jawabnya yang langsung membuatku menganga.
“Jangan sekarang Jojon! Gue belum mandi,” teriakku kesal. Apa-apaan ini, aku belum apa-apa tapi dia sudah memutuskan pergi sekarang. Emang geblek nih anak.
“Bodo amat gue gak peduli. Cepet,” ucapnya dan langsung mengambil kunci motor lalu pergi ke garasi.
“Gila lo!” aku mengumpat kesal dan langsung pergi untuk siap-siap.
***
Saat ini aku dan Jonathan sedang berada di Gramedia. Jonathan menungguku mencari novel yang akan dibeli. Setelah aku mendapatkan novelnya, aku langsung menghampiri Jonathan dan mengajaknya ke kasir. Saat antre, aku tak sengaja melihat Nanda di Gramedia bersama Zenith. Aku melihat wajah Zenith begitu dekat dengan wajah Nanda. Aku semakin memicingkan mataku untuk mengetahui lebih jelas. Apa yang sedang mereka lakukan?“Oy Dir. Nih bukunya udah,” kata Jonathan yang menyerahkan tiga kantung novel yang sudah dibayar.
“Oh udah ya Jon, mau kemana lagi?” tanyaku padanya tapi masih penasaran dengan apa yang baru saja kulihat. Sungguh aku tak fokus.
“Makan dulu yuk, gue laper nih.”
“Boleh, mau dimana?”
“Gak tau juga, kita ke Foodcourt aja dulu,” ajaknya dan aku iyakan. Saat akan pergi aku menoleh ke tempat dimana Zenith dan Nanda berada. Namun mereka sudah tak ada. Kemana mereka?
“Dir daritadi lo liatin apa sih, kayak yang nyari orang aja deh,” ucap Jonathan penasaran.
“Gak usah kepo lo Jojon. Diem aja.”
“Gue gak bisa kalau gak kepo. Makanya kasih tau gue apa yang lo cari. Sekalian kasih tau gue juga isi hati lo sama gue,” ujarnya cekikikan tak jelas.
“Lo gak perlu tau isi hati gue!” seruku.
“Ah gak perlu lo kasih tau juga, gue sebenernya udah tau,” jawabnya dengan percaya diri. Dia tau apa tentang isi hati aku?
“Emang isi hati gue apa?” tanyaku penasaran.
“Nih ya, isi hati lo tuh ada daging ayam, daging sapi, usus, keju, kornet, bakso, sosis, abon. Pinter kan gue,” ucapnya dengan bangga sembari mengabsen nama-nama rasa di cireng isi.
“Lo kata isi hati gue cireng isi apa? Seenaknya aja kalau ngomong,” cecarku dan langsung memukul kepalanya.
“Aw lo kebiasaan ih suka KDRT sama gue. Sakit Dir, sakit,” rajuknya yang membuat mataku melotot.
“Heh Jojon, lo kira gue istri lo apa? Pake KDRT segala. Amit-amit mau berumah tangga sama lo, sepupu aja gue ogah. Dasar sepupu gila!” sungutku kesal. Lalu aku pun pergi meninggalkan dia.
“Nadir, jangan tinggalin gue!” teriaknya yang membuat semua orang memerhatikan Jonathan. “Apa lo semua liat-liat? Gue ganteng ya? Iri lo pada?” ujar Jonathan pada orang-orang yang melihatnya. Seketika orang-orang itu berbisik-bisik mengatakan gila pada Jonathan sembari melenggang pergi. Aku yang berada tidak jauh dari Jonathan kembali lagi ke dekatnya.
“Yang gila siapa sih? Gue apa orang-orang ya?” tanyanya sendiri.
“Lo jadi sepupu jangan malu-maluin gue napa. Pake nanya yang gila siapa. Udah pasti lo lah yang gila,” ucapku dan langsung benar-benar pergi.
“Woy Dir, dasar sepupu sialan!” teriaknya yang masih bisa kudengar.
Harus banyak-banyak sabar sama sepupu yang kayak Jojon begini😂 malu-maluin nya udah tingkat akut!😂😂
Pilih siapa?
-Zenith?
-Zayn?
-Jonathan a.k.a Jojon?
Author mah pilih bang Jojon aja😆
Jangan lupa Vote & Comment😉
See you next chapter😘
Tap ⭐ dipojok kiri😄
Salam hangat dari author😊
Instagram: @syarasabilla
Rabu, 03 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENITH & NADIR
Teen FictionDipatahkan hatinya berkali-kali oleh sang Kakak kelas membuat Nadir menyerah atas cintanya. Keputusan untuk move on sudah bulat. Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan patah hati, Nadir tak sengaja menemukan kembali cintanya. Seseorang yang membua...