11.

15 4 0
                                    

Sudah 1 minggu ibu meninggalkan bumi ini. Setiap hari aku di bantu yena membuat ramyeon dari resep ibu. Sejak ibu meninggal , seulgi tidak pernah datang ke rumahku , dia pasti tahu yena selalu ke rumahku.
Syukurlah , ramyeon yang kami buat selalu habis terjual. Aku belajar menjadi anak mandiri dan menghasilkan duit sendiri dan mulai berhemat.

flashback 2 hari yang lalu

"renjun" kata yena yang menatapku
"mwo?" kataku sambil membuat kuah ramyeon
"ibumu pernah bilang kepadaku, aku harus selalu bersamamu sepanjang waktu, aku tidak boleh meninggalkanmu , dan jika kamu bahagia , ibumu juga akan bahagia , makanya pas waktu itu aku menangis yang pas kamu tanya kenapa aku nangis."
aku menghentikan kegiatanku dan mulai menatap yena. Aku berfikir bahwa ibu memberi pesan kepadaku dan yena dengan pesan yang sama.

"yena, ibuku juga bilang seperti itu kepadaku" kataku yang di sahut yena tersenyum
"aku tidak akan meninggalkanmu renjun, aku harus menjalankan nasehat ibumu" kata renjun tersenyum kepadaku.

flashback end.

Hari yang cerah... hari ini hari sabtu. Aku tidak membuat ramyeon karena hari sabtu dan minggu adalah hari libur. Aku menuju dapur dan mengambil segelas air putih , aku mengingat waktu ibu masih ada , dia sedang memasak makanan untukku dengan tersenyum , senyumnya begitu tulus dan indah seperti senyum yena.
Ibuku selalu terlihat bahagia dan tidak pernah menangis ataupun sedih , dia selalu membuatku ceria tanpa kesedihan.
Pada saat aku memikirkan tentang ibu , aku terkejut dengan suara ketukkan pintu

tok..tok..tok
"ada renjun?" tanya orang itu di balik pintu
aku langsung menuju pintu dan membukanya
Ternyata...
seulgi... ya... dia tidak pernah berkunjung ke rumahku sejak ibu tidak ada.

"bagaimana kabarmu?" tanya seulgi
"baik" jawabku singkat, aku masih kesal dengannya setiap aku melihat mukanya
"ini untukmu , ibuku memasak spesial untukmu" seulgi menyodorkan rantang susun berwarna putih kepadaku.
"hm..terimakasih" aku menerima rantang dan menuju dapur untuk menaruh rantang tersebut.
"yena mana?" tanya seulgi
"bukan urusanmu" jawabku sinis
"aku ingin tahu saja"
aku tidak menyahut perkataan seulgi rasanya sangat malas.

seulgi duduk di sofa ruang tamuku dengan pandangan ke arah kamar ibuku

"lihat apa kamu" tanyaku
"kamar ibumu , aku rindu" kata seulgi sambil mengusap air mata dan menunduk
"dia sudah tenang di sana, jangan khawatir" kataku sambil membawa minum untuknya
"aku masih ingat , dulu ibumu selalu mengusap kepalaku dan menyuapi ku makan pas aku sama kamu masih kecil , dia selalu bilang jangan main jauh-jauh , dia juga selalu memberi bekal untuk kita ketika mau bermain di taman dekat rumahku " seulgi bercerita sambil menangis

flashback seulgi&renjun child

"bu , aku pergi bersama seulgi ya" kataku dengan berlari
"jangan main jauh-jauh renjun, oh iya tunggu dulu renjun seulgi" kata ibuku dengan berteriak
"ini bekal untuk kalian makan, seulgi jangan bermain lama lama ya" ibuku mengusap kepala seulgi halus
"baik eomma , sampai jumpa" aku dan seulgi berlari dan melambaikan tangan kepada ibuku.

"renjun, makan yu" ajak seulgi
"ayu seulgi , pasti enak" aku tak sabar menyantap makanan dari ibuku

"seulgi ini enak loh" aku menyuapi kimbap ke dalam mulut seulgi
"waah enak sekali aku suka" seulgi tersenyum dengan bahagia
"renjun kejar aku hahaha" seulgi berlari menjauh dariku dan aku langsung mengejar seulgi

flashback end.

"masa kecil lebih indah dari pada sekarang" sindirku
seulgi hanya menatapku dengan tatapan polos
"aku ingin waktu bisa di ulang" kata seulgi
"waktu akan berjalan maju bukan mundur" kataku dengan tertawa kecil
"aku rindu renjun yang dulu" kata seulgi menatapku
"aku adalah aku yang dulu mengapa kamu mengatakan begitu?" kataku tak terima
"renjun sekarang berbeda dengan renjun dulu, jauh berbeda" seulgi menatap atap rumahku sambil tersenyum tipis
"kamu juga tidak seperti dahulu" kataku sinis
"jauh dari kata seulgi kecil" lanjutku
"sifat orang bisa berubah tergantung dari sikap orang lain " kataku sambil menatap sinis seulgi
"maksudmu?"
"ya.. aku berubah karena kamu."singkatku
"aku tahu... ini semua salahku" seulgi tertunduk

"jangan menyalahkan diri sendiri , salahkan waktu yang mengubah kita" kataku dengan menatap seulgi penuh arti

kami diam sejenak sambil saling menatap , di pikiranku hanya ada seulgi yang dahulu, yang selalu membuatku tersenyum, tertawa . Sekarang... semua berbeda..

"baiklah , aku pulang dulu" kata seulgi mengambil tas di sampingnya

"ya sudah ku antarkan ya?" entah mengapa aku jadi baik kepada seulgi

"tidak perlu , aku sudah minta pacarku menjemputku" kata-kata itu membuatku kembali kesal kepada seulgi

"ya sudah hati hati" kataku sambil membalikkan badan

seulgi mulai menjauh , aku langsung menutup pintu rumahku. Aku langsung menuju kamar dan mulai merebahkan tubuhku , aku menatap langit-langit kamarku sambil memikirkan kata-kata seulgi tadi.
Sungguh , dia berbeda ... sejak dia punya pacar , sikapnya sangat berubah drastis. Entah pengaruh baik atau buruk untuknya... tapi aku tidak dapat menemukan seulgi yang dahulu.
Dia lebih cuek , dan tidak suka melihatku punya pacar padahal dia sudah punya pacar. Ini aneh.
Aku mulai mengecek ponselku dan ada notif dari yena

yena🧡
|injunnie
|nanti sore jalan yu
|nanti aku ke rumah kamu
|jam 4 ya
|sampai jumpa

aku langsung melihat jam dinding ku yang menunjukkan pukul 3. Aku langsung bergegas masuk ke kamar mandi untuk mandi dan mulai bersiap-siap .

                         yena|
aku udah siap nih|
      kamu dimana?|

|oh oke deh , aku otw ya
|by injunnieee🧡

Beberapa menit kemudian , ada yang mengetuk pintu , yang tak lain adalah yena.

"injunnie ayooo" kata yena sambil menarik tanganku
"bentarrr aku kunci rumah ku dulu yennieeee" aku mencubit pipi yena gemas

setelah aku mengunci rumahku aku dan yena langsung menuju halte bus , dan di sana sudah ada......

note:
YAAAA NGEGANTUNG
lanjut next part gaiseuu
jangan lupa vote and comment!
happy reading and stay healty!

Don't leave me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang