15.

12 4 0
                                    

Seulgi sudah menginap di rumahku selama 2hari. Dia selalu mengetuk pintu kamarku jika aku terlambat bangun. Seulgi lah yang membuat makananku setiap hari. Dia tidak sekolah , dia sudah kerja..
Hari ini aku pergi ke kampus dengan yena. Yena sudah menungguku di halte bus dekat rumahku, seperti biasa seulgi sudah menyiapkan makanan untukku

"renjun makan dulu" kata seulgi
"baiklah , waw nasi goreng nya kayak ga asing" kataku melihat nasi goreng yang mirip seperti masakkan ibuku
"iya renjun, aku tau resep ini dari mama kamu" kata seulgi.
Dugaanku benar, ini resep ibuku .

"nyam... enak juga ya , persis seperti masakkan ibuku" kataku tersenyum menatap seulgi
"cepatlah habiskan , nanti telat" kata seulgi
"iya iya"
setelah selesai makan aku langsung mengeluarkan sepeda ku dan mengoesnya
"sampai jumpa seulgi" kata ku sambil melambai tangan , seulgi membalas lambaian tanganku

Yena sudah ada di halte bus , sesampai aku di halte bus yena langsung duduk di belakang kursi sepedaku. Aku dan yena senang sekali jika pergi ke kampus pakai sepeda.
Oh iya , yena udah tau kok seulgi di rumahku , yena juga tidak marah .
Sesampainya di parkiran aku langsung memarkirkan sepedaku dan menuju kelas bersama yena. Aku memegang tangan yena sambil menatap yena.
aku dan yena sampai di kelas, sudah tidak aneh , irene selalu melihat kami . Aku sangat ingin memberitahunya kalau dia harus berhenti mencintaiku karena itu percuma.

Entah mengapa , pagi ini yena sangat cantik , bibir berwarna peach , dan tipis , dengan rambut diikat dengan poni yang tipis . Apa lagi kalau yena senyum, manis banget kayak gula. Untung aku ga diabetes .

Pelajaran akan di mulai , para murid sudah bersiap memulai pelajaran

"baik anak-anak , kalian buat kelompok , masing-masing kelompok 3 orang , nanti kerjakan soal yang di berikan ya!"
kata pa chanyeol
"baik pak" serentak semua murid

"renjun, sama irene ya" kata seulgi
"ta tap-"
"udah sama irene aja gapapa" perkataanku terhenti dengan wajah yena yang tersenyum manis ke arahku.

"irene , sama kami yuk" ajak yena
irene hanya mengangguk dan menghampiri kami
"aku tidak ganggu?" tanya irene
"ga" kataku singkat

"baik anak-anak , sudah membuat kelompok? kalau sudah kerjakan soal berikut dengan berdiskusi ya, di kumpulkan 30 menit lagi" kata pak chanyeol sambil menulis soal di papan

"soalnya susah ga ya" kata yena sambil memainkan pulpen
"ada aku kok , ga akan susah" godaku kepada yena
irene hanya membuang nafas kasar , rasanya dia sangat cemburu.

"renjun, ini gimana , aku ga paham" tanya yena kepadaku
"ini tuh jawabannya ada di halaman 12 , nih aku bukain" aku mengambil buku yena di samping tangan yena.

irene tetap saja menatap kami sinis.

"nih kan ada jawabannya sayang" kataku mengusap kepala yena
"gosa bikin panas" kata irene yang membuat kami tertawa kecil
"gosa cembokur" kataku meledek irene
"lu tinggal nyalin aja , biar gw sama yena yang cari jawabannya" kataku sambil tertawa kecil
"memangnya aku bodoh?" tanya irene kesal
"kamu memang bodoh" kataku meledek irene
yena hanya memperhatikan sambil tertawa melihat sikap kami .

"sudah selesai? kalau sudah kumpulkan di meja bapak , bapak ada tamu sebentar" kata pak chanyeol sambil berjalan ke luar kelas
"baik pak" kata para murid serentak

"cepat nulisnya " tegasku kepada irene
"banyak bacot" kata seulgi kesal
"eh udah jangan berantem" kata yena
"ngga sayang" kataku mengelus punggung yena

Don't leave me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang