21.

145 4 0
                                    

Di sela-sela senyuman kami , dokter ke luar dari ruangan bersama yena..

dan....
__________________________________

"pasien bernama seulgi sudah kami tangani , mungkin dia akan di rawat sementara untuk pemulihan . Dia sekarang sedang di beri tambahan darah dari yena. Jika tidak ada yena mungkin seulgi tidak akan selamat. Doakan saja kesembuhan yena. Dia akan baik-baik saja" kata dokter menepuk pundakku dan tersenyum.

aku hanya mengangguk mengerti.

"terimakasih dok" kataku ceria
"jangan berterimakasih kepadaku , berterimakasihlah pada yena" lanjut dokter
"terimakasih yena" kataku tersenyum menatap yena yang di balas senyuman tulus yena.

"baiklah , saya permisi dulu" kata dokter meninggalkan kami.

"jun , kamu pulang bareng aku sama yena yu" ajak chenle
"ngga , aku mau di sini , aku mau temenin seulgi , bagaimanapun dia pacarku" lanjutku menepuk pundak chenle

Yena terlihat tak suka dan membuang muka , dia seperti nya sangat cemburu.

"baiklah kami duluan ya" kata chenle yang menarik tangan yena.
Yena tidak berpamitan denganku , dia hanya berjalan di belakang chenle.

*keesokan harinya...

"gi , kamu harus cepet sehat ya" kataku mengusap rambut seulgi , sambil tersenyum tulus.

tak lama , seulgi pun bangun dari tidurnya

"aku ada dimana jun?" tanya seulgi sembari membuka matanya perlahan
"di rumah sakit , kemarin kamu kan di tembak anak buah irene" kataku sambil menatap seulgi
"aku ingin pulang , aku ingin melindungi mu" kata seulgi dengan suara yang serak
"tidak usah gi , di rumahku sudah di jaga anak buah chenle , pasti aman kok. Oh iya yena yang mendonorkan darah untukmu loh" kataku sambil mengambil piring yang berisikan bubur dan ayam suir
"yena baik sekali , aku ingin mengucapkan terimakasih sama dia" kata seulgi menatap atap kamar
"nanti juga dia ke sini sama chenle" jawabku sambil menyuapi seulgi

ceklek....

"hai jun" sapa chenle yang di susul yena dari belakang membawa kresek besar
"eh chenle" kataku menaruh piring , dan mengambil gelas untuk seulgi

yena hanya menatap seperti sangat cemburu.

"oh iya jun , nih buat seulgi" kata chenle memberi kantung kresek besar berisi buah dan snack
"makasih le , ga usah repot-repot padahal hehehe" kataku menerima kantung kresek itu

"gi , bagaimana keadaan mu?" tanya yena menghampiri seulgi
"baik kok , makasih yena" jawab seulgi yang tersenyum kepada yena
"terimakasih untuk apa?" tanya yena
"kamu sudah mendonorkan darahmu untukku" lanjut seulgi
yena menatapku , ya yena tau bahwa aku memberitahu seulgi
"hmm ya sama sama" jawab yena tersenyum

"oh iya jun , ke luar dulu yu , temenin gw mau beli makan siang" ajak chenle
"oh oke aku ikut sekalian beli juga , jaga seulgi ya yena" kataku beranjak dari kursi di samping seulgi

*di dalam kamar

"na, renjun hanya pantas untukmu" kata seulgi menatap kosong pintu kamar rawat inap
"tidak gi , dia baha-"
"yena... sepanjang hari dia memikirkanmu , dia selalu bilang padaku bahwa kamu bahagia tidak dengan chenle , dia belum move on dari kamu na" lanjut seulgi menatap yena

yena hanya terdiam sejenak menatap seulgi yang berbaring dengan keadaan lemas.

"aku merelakan renjun untukmu , dia bahagia hanya dengan mu" kata  seulgi
"chenle juga mengerti kok" lanjut seulgi.

Don't leave me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang