26

21 3 0
                                    

"Bandel juga dia ternyata." Gumam Jennie.

Kisah agak mengagetkan, dia masih jadi anggota pengkhianatan olim.

"Sedih ga lo Chung? pacar lo rela nemuin lo disaat saat kayak gini?"

"Sedih ur eyes."

"Btw Chung, Rowoon kemana? tumben ga gibah bareng." Tanya Jennie celingukan nyari sosok Rowoon.

"Emangnya Rowoon suka gibah? ga...salah?" Tanya gue ragu ke Jennie.

"Ya kaga sih, temen sebelah lo yang sering gibah." Kata Jennie sambil nunjuk Zuho yang lagi nyomot rotinya.

Roti lagi roti lagi duhh.

Zuho dengan muka polosnya, "Gue? gibah? fitnah ye lo pada."

<3

Balik ke kelas setelah gibah berjamaah di kantin, sampai kelas masih aja sepi.

Gatau ini anak-anak yang lain pada cabut apa gimana. Tapi daripada kita gibah berjamaah di kantin mending di kelas soalnya dingin.

"Tugas ada apa aja? banyak ga?" Tanya Jennie sambil buka buku agendanya yang setiap hari dia pake kalo ada jadwal ulangan atau pengumpulan tugas.

Apa kabar saya? Inget aja kalo diingetin.

"Ada bahasa inggris, terus ada math, fisika, aduh lihat deh ini buku gue mumpung gue tumbenan banget nyatet jadwal jadwal."

"Biasanya juga diingetin Jinhyuk kan lo, ngaku!" Kata Vivi bercanda.

"Iye ini ngaku gue ini—"

"—Assalamualaikum, kok sepi?" Tanya Jinhyuk yang baru dateng ke kelas.

Bentar.

Bentar.

Sebentar.

Jinhyuk? Lee Jinhyuk?

"Kaga jadi ikut pelatihan lo?" Tanya Jennie ke Jinhyuk. Jinhyuk ngegeleng kepalanya,

"Gue dipanggil buat dikeluarin." Jawab Jinhyuk enteng.

Selama ini dia berjuang buat dapet posisi jadi anggota olimpiade dan seenak jidatnya itu Bapak Donghae terlagnat nyuruh dia keluar setelah sekian lamanya.

Ini gue jadi begini manggil ustad buat ruqiah Pak Donghae asli dah greget banget.

"Eh mau pada cabut ga?" Tawar Jennie yang tiba tiba ngambil tas dan ngerapihin buku bukunya.

"Gue ntar dijemput bokap, tuh Zuho paling antusias kalo ngomong mau cabut."

"Fitnah mba, yang sering cabut tuh Rowoon bukan gue!"

"Sama-sama cowo, sana gih!" Usir Seunghee ngedorong punggungnya Zuho.

Zuho anaknya demen sabar, apalagi sabar sama cewe langsung luluh. Berakhiran dia sama Jennie cabut kelas. Doakan semoga Jennie besok ke sekolah ga pindah kepribadian jadi sosok tukang gibah.

"Chung, Hyuk, kita duluan ya ikutan cabut lah tapi beda arah hehe,"

Nah kan mulai.

Siapkan mental fisik dan batin karena peristiwa mengejutkan akan datang.

1...

2...

3...

"Maaf."

Kita pindah profesi jadi peramal aja yuk. Keren banget bisa prediksi apa yang akan dikatakan oleh pacar tercinta.

"Gue juga minta maaf Hyuk, gue bego. Emang bener ya kalo pacaran itu sebulan doang rukunnya, setelah itu ya ketahuan toxicnya."

Jinhyuk diem.

"Ga kok ini bukan salah lo, bukan salah siapa-siapa. Atau mungkin ini salah gue? Apa gue emang dikutuk untuk ga pacaran selama lamanya?"

Teen romance problematic banget ternyata.

Jinhyuk langsung meluk gue, "Bukan salah siapa-siapa, do want you wanna do and be yourself."

Sepertinya takdir gue mengatakan bahwa gue sama Jinhyuk gabisa pacaran.

Tapi kita mantanan malah makin akur kok tenang. Kalo ini kan rasanya adil, gue bisa ngerasa bebas tanpa jaim jaiman di depan pacar.

Mungkin ini cuman feeling yang gue rasain akhir akhir ini, tapi kita jauh lebih dekat kalo misalnya temenan.

<3

happy chungha dayy n johnny too <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chungha Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang