Isi pikiran, serta isi hati Virgo masih tertuju pada benda tajam yang ada di loker milik Kartika. Kenapa sepertinya, tuduhan Virgo serta ketiga temannya terhadap Abadi itu melenceng. Dan kenapa, bukti seolah memberi tahu bahwa Kartika adalah dalang dari pembunuhan tempo hari yang terjadi di SMA Saturnus.
Entahlah, semua masih ada di titik gelap. Virgo benar-benar tidak bisa berpikiran jernih. Ia takut, takut aksi pembunuhan kembali terulang.
"Jangan bengong!" Elgo, menyenggol lengan kekar Virgo membuat sang empu mendesis pelan.
Elgo mendudukkan bokongnya di depan Virgo. Laki-laki yang tengah mengulum permen itu menatap Virgo dengan tatapan menyelidik.
"Kenapa lo?" Elgo buka suara lagi.
"Saya tengah banyak pikiran." Virgo menjawab tak tenang. Gerakannya pun gusar.
"Buang pikirannya, biar sedikit."
"Saya serius, Elgo!"
Elgo langsung manggut-manggut, membuang permen gagang di mulutnya sembarangan, laki-laki itu menegakkan posisi duduknya. Menyama ratakannya dengan seorang Virgo.
"Oke, jadi ... lo banyak pikiran tentang apa?" Elgo menatap Virgo dengan serius. Jika dirasa, ini seperti sesi interogasi.
Sebelum menjawab, Virgo lebih dulu mengedarkan pandang ke sekeliling kelas. Untungnya, kelas tengah kosong karena memang ini adalah jam istirahat kedua. Dimana para murid muslim melaksanakan ibadah sholat. Lain dengan Virgo dan Elgo yang beragama non muslim, mereka lebih memilih di kelas, ketimbang wara-wiri di area sekolah.
"Elgo, tuduhan kita terhadap Abadi itu sepertinya salah." Akhirnya, Virgo buka suara setelah beberapa detik berjalan mengedarkan pandang.
Elgo sedikit menohok. Ia menatap Virgo tidak percaya. Dalam hati Elgo berpikir, jika bukan Abadi lantas siapa?
"Tadi, saat jam istirahat pertama, saya mengikuti Kartika ke loker." Virgo mulai menjelaskan. "Saya melihat, Kartika menyimpan benda aneh dan mencurigakan di dalam lokernya. Dan saat saya mengeceknya, benda mencurigakan itu sebuah belati."
Jika tadi sedikit tertohok, kini Elgo 100% tertohok. Laki-laki kontan mengusap tengkuknya, dengan air muka seolah berpikir.
"Masa iya sih, si anak baru itu, Vir?" gumam Elgo bingung sendiri.
"Elgo, saya dan Kartika sudah kenal sejak lama," ungkap Virgo.
Lagi dan lagi, Elgo tertohok. Sepertinya, hari ini adalah hari tertohok seumur hidup bagi Elgo.
"Ser-rius?" Elgo berucap gelagapan.
Virgo balas dengan mengangguk mantap. "Dulu, Kartika menyukai saya dengan cara yang salah. Kartika memanfaatkan Libra untuk mendekati saya, dan itu jadi awal perseteruan saya dan Libra."
Elgo mengerti sekarang. Berarti, kedatangan Kartika ke SMA Saturnus, ada maksud lain.
"Mending sekarang kita ke loker tuh cewek lagi. Kita cek, apa belatinya masih ada atau nggak." Elgo beranjak dari duduknya, namun tidak dengan Virgo. "Ayo!!" suruhnya pada Virgo.
Mau tidak mau, Virgo mengikuti apa kata Elgo. Yaitu, mengecek benda tajam itu, apa masih ada atau tidak keberadaannya. Keduanya memulai langkah beriringan, tidak perlu menempuh perjalanan lama, akhirnya keduanya sampai di tempat yang dituju. Yaitu, loker.
LOKER 25 : KARTIKA DANAYLA
Disinilah keduanya berdiri sekarang, setelah membuka kunci loker. Virgo dan Elgo tertohok serempak, Virgo yang paling tertohok karena benda tajam itu malah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Teen FictionTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...