Jam dinding sudah menunjukkan pukul 01.15 dini hari. Waktu dimana, semua manusia sudah menembus dimensi mimpi. Namun, itu semua tidak berlaku pada Gemini. Gadis itu tampak bergerak gusar kesana kemari. Dilihatnya ke samping, Virgo sudah tertidur lelap. Entahlah, sekarang Gemini benar-benar tidak bisa tidur. Ia lapar.
Sambil membalikkan tubuhnya menghadap Virgo, Gemini dengan sengaja menekan-nekan hidung mancung Virgo bak bel di depan rumah.
"Igooooo..." panggil Gemini pelan. Persis berbisik.
Tidak ada sahutan apapun dari Virgo. Laki-laki itu masih setia menutup matanya.
Gemini berdecak. Karena usaha menekan-nekan hidung Virgo tidak berhasil untuk membuat laki-laki itu bangun. Alhasil Gemini memilih cara lain, gadis itu beranjak bangun hingga terduduk. Mengambil satu buah cotton bud di atas nakas dan dengan jahil mencolokkannya pada lubang hidung Virgo.
Gemini tertawa kecil melihat ada reaksi dari Virgo. Sepertinya, laki-laki itu mulai merasa terganggu. "Virgo sayang..." panggil gadis itu dengan panjang.
Virgo yang merasakan sedikit geli, akhirnya pelan-pelan membuka matanya. Laki-laki itu mengucek mata, dan menatap Gemini dengan kedua alis terangkat saat bola matanya benar-benar terbuka lebar.
"Ada apa, Gemini?" tanya Virgo serak. Sesekali laki-laki itu menguap.
"Igoo, aku laper." Gemini mengadu dengan bibirnya yang mengerucut.
Virgo mendesah, sebari memejamkan matanya. Virgo pikir, ada hal serius ternyata oh ternyata gadis di sampingnya itu lapar.
"Igooooo jangan bobo lagi!!!!" Gemini menarik-narik lengan Virgo.
"Gemini saya mengantuk, biarkan saya tidur." Virgo mengiba tanpa mau membuka matanya lagi.
"Jahat! Aku males ah, sama kamu!" cetus Gemini. "Aku hamil juga, bukannya dimanjain malah di cuekkin. Aku tuh laper, pengen makan hiks!"
Huh, tidak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan Gemini. Akhirnya, Virgo pelan-pelan bangun. Duduk di depan gadis itu, gadis yang kini tengah bersedekap dada dengan wajah tertekuk.
"Maafkan saya, ya?" Virgo berucap pelan sebari mengusap tengkuknya.
Rasa kantuk dalam diri Virgo benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Susah payah ia membuka mata, tetap saja terasa berat seolah ingin terus menutup.
"Gemini..." panggil Virgo melembut. Laki-laki itu merangkum dagu Gemini, lantas mengusapnya.
"Udah sana tidur, aku nggak usah dipeduliin!" Gemini menepis jemari Virgo kasar.
"Kamu ingin makan apa??" Virgo mengalihkan pembicaraan. "Saya akan memasak untuk kamu, Gemini. Jadi, kamu ingin makan apa, hm??"
Gemini masih cemberut, ia masih kesal.
Virgo mengembuskan napas jengah. Laki-laki itu mengikis jarak, membingkai wajah Gemini lalu dengan sengaja menggesekkan hidung mancung keduanya. Gemini tertawa kecil. Lihat, Virgo berhasil membuat Gemini tidak kesal lagi. Tidak perlu dengan rayuan, cukup dengan perilaku manis seperti ini saja Gemini kembali luluh.
"Baiklah Semestaku, kamu ingin makan apa??"
"Masakkin aku nasi goreng, bisa??"
"Apa yang saya tidak bisa." Virgo melerai posisinya. "Membuat kamu hamildun saja saya bisa!" kekehan itu keluar setelahnya.
"Virgo!!!" tegur Gemini kesal lagi.
Virgo masih terkekeh, laki-laki itu sudah turun dari ranjang dan mengenakan sandalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Fiksi RemajaTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...