"LEPASKAN SAYA!!"
"SAYA INGIN BERTEMU GEMINI!!!"
"LEPASKAN SAYA, ALEXANDER!! LEPASKAN SAYA!!"
Teriakan keras itu mengisi setiap sudut ruangan rumah sakit. Sudah terhitung 1 jam penuh, setelah diberikan obat bius, Virgo kembali terbangun, lalu tiba-tiba saja mengamuk. Untung saja, kedua tangan serta kedua kakinya sudah di borgol kuat, membuat laki-laki itu tidak bisa berkutik, selain berteriak.
"ALEXANDER!! LEPASKAN SAYA!!" Virgo habis tenaga, tenggorokannya sakit. Dadanya kembang kempis, emosinya membuncah ruah tidak beraturan.
Teriakannya sama sekali tidak membuahkan hasil, Alexander yang sedari tadi Virgo sebutkan pun tak kunjung datang. Virgo menyerah, ia lelah dengan hidupnya yang seperti ini.
"Ayo membutuhkan kamu, Gemini...," Virgo melemah, laki-laki itu menyandarkan tubuhnya ke tembok dan membenturkan kepalanya dengan sengaja.
Memori-memori indah bersama Gemini terulang di kepalanya. Virgo tidak kuasa menggulir ulang memori itu, namun tetap saja memori itu seolah berputar sendiri dan membuatnya hilang kendali.
"GEMINI!! GEMINI KEMBALI PADA SAYA GEMINI!!!" teriakan Virgo kembali menyeruak menjadi-jadi.
"Tolong Tuhan, tolong kembalikan Gemini pada saya...," suara Virgo serak. Laki-laki itu benar-benar gatal tidak ingin diam, ia ingin bangkit dan mencari Semestanya.
Semua telinga benar-benar tertutup untuknya sekarang. Tidak ada yang mau mendengarnya, dan tidak ada yang mau melepaskannya dari ruangan ini.
"Bagaimana Virgo? Apa dia kembali mengamuk?"
Virgo terkesiap saat mendengar suara Alexander terdengar ada di luar.
"ALEXANDER!! BUKAKAN BORGOL SAYA!!" teriak Virgo.
Ceklek!
Pintu ruangan terbuka, mata Virgo langsung menajam setajam elang. Rasanya ingin mencabik-cabik laki-laki paruh baya yang kini tengah menghampirinya.
"LEPASKAN SAYA!!" seru Virgo kesetanan saat Alexander sudah sampai di sampingnya.
"Kendalikan diri kamu, Virgo," ujar Alexander lembut nan tenang. Virgo berdecih, benar-benar muak melihat laki-laki paling ia benci ini, sok baik, dan sok lembut padanya.
"Lepaskan saya, saya harus mencari Gemini! Tolong Alexander!!!" geram Virgo habis kesabaran.
"Apakah kamu lupa menyebutkan panggilan, papa?" Suara Alexander berubah, tidak bersahabat. Laki-laki paruh baya itu duduk di pinggir bangsal. Menatap anak pertamanya dengan sendu. "Papa rindu kamu menyebutkan panggilan itu, Virgo."
Virgo terdiam, keheningan membekukan pada saat itu.
Alexander menghela napas. "Ada pihak polisi datang kesini, keluarga Gemini sudah mengajukan tuntutan untuk kamu Virgo," terang Alexander.
"Saya tidak membunuh Gemini, kenapa saya harus dituntut??" protes Virgo tidak habis pikir. Tatapan matanya masih menajam, enggan berubah apalagi ini yang bersangkutan dengan Alexander.
"Papa akan bawa kamu keluar, kamu harus dipenjara dan mempertanggung jawabkan perbuatan kamu." Alexander berucap final, ia bangkit dari posisinya sebari menepuk-nepuk pundak Virgo.
Jelas Virgo memelotot dengan semua ini. "TIDAK! SAYA TIDAK INGIN DIPENJARA! SAYA TIDAK BERSALAH!!!" teriak Virgo marah.
Sekencang apapun Virgo berteriak, itu sama sekali tidak akan menghapus nama buruknya. Nama Virgo Rolinkus Lugo sudah tercoreng buruk dimana-mana, tidak ada lagi yang menganggap dia 'orang baik'. Virgo kejam, tidak punya hati, bahkan bukan manusia di mata semua orang. Virgo itu iblis, iblis yang tega membunuh pacarnya sendiri. Singkatnya begitulah pandangan semua orang pada Virgo sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Roman pour AdolescentsTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...