33. DIBAWA PERGI?

2.3K 224 94
                                    

"Tersangka nambah, Vir. Bukan cuma Kartika sama Abadi, sekarang Petir juga masuk ke list tersangka."

Elgo membuka pembicaraan serius malam ini di rumah mewah Virgo. Jelas butuh beberapa waktu untuk Virgo mencerna perkataan Elgo. Karena pasalnya, Virgo tidak bisa langsung percaya. Seorang Petir Lian Baskara? Masuk list tersangka? Ah, rasanya mustahil. Melihat darah saja Petir sudah ketar-ketir, apa bisa dia membunuh?

"Kamu tengah bercanda Elgo?" Virgo menggaruk alisnya yang tak gatal.

Pupus sudah suasana serius yang sudah Elgo bangun. Apalagi, saat suara Sabian mengunyah biskuit terdengar. Hah, suasana hancur.

"Gue serius Virgo, si Sabian sendiri yang lihat Petir ketemuan sama Violeta di loker. Terus, anehnya si Petir dan Violeta ketemuannya di depan loker Kartika." Elgo mulai menjelaskan secara detail, Sabian hanya mengangguk mengiyakan saat mata Virgo menatapnya.

"Gue sih cuma menceritakan apa yang gue liat aja, Vir. Soalnya, kebetulan atau nggak waktu lo liat Kartika nyimpen belati di loker. Gue juga sama Petir nggak lama ke loker." Sabian buka suara lalu ikut menjelaskan juga.

Virgo terdiam berusaha berpikir, bukankah di dunia ini semuanya tidak ada yang kebetulan? Semua ini pasti sudah direncanakan, 'kan?

"Kita ke rumah Petir untuk meminta keterangan," putus Virgo final. Laki-laki itu sudah berdiri lebih dulu dibandingkan kedua temannya.

"Serius lo?" tanya Elgo tak yakin. Pasalnya, kini Elgo bahkan Sabian tahu, bahwa Virgo pantang keluar malam. Bukan karena apa dan kenapa, itu semua karena dia harus menjaga Gemini 24/7.

"Serius, saya akan meminta izin pada Gemini. Tunggu sebentar, nanti saya
kembali-"

"Setelah jeda pariwara berikut ini," celetuk Sabian memotong.

"Iklan lo?" Elgo menyirangi tajam.

"Sudahlah, kalian berdua buang-buang waktu." Virgo tidak mau banyak basa-basi, ia langsung pergi meninggalkan kedua temannya sementara.

Tujuannya sekarang, selain kerumah Petir adalah ke kamar. Menemui Gemini, dan meminta izin padanya.

CEKLEK!

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Gemini yang kini masih memakan seblak. Maklum, Virgo tadi membeli hampir 10 bungkus seblak untuk Gemini. Namun, menghabiskan 2 bungkus saja Gemini sudah angkat tangan menyerah.

"Kenapa kesini, Igo? Emang udah selesai ngomong pentingnya?" tanya Gemini langsung pada laki-laki yang kini sudah duduk di sampingnya.

"Gemini, saya ingin meminta izin."

Gemini menoleh, dan menghentikan aktivitas kunyah mengunyahnya. "Izin apa? Izin selingkuh? Kamu mau selingkuh?" Gadis mencecar, dan langsung manyun.

"Tidak sayang," Virgo menentang lembut. "Saya ingin meminta izin untuk pergi ke rumah Petir. Ada urusan penting," ucapnya meluruskan.

"Yaudah, hati-hati." Gemini kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Sebelum pergi, Virgo menyempatkan mencium kepala gadis itu. Sekedar memberikan ucapan selamat tinggal sementara. Sebenarnya, Virgo tidak ingin meninggalkan Gemini walaupun itu hanya sementara.

"Kamu ingin dibelikan apa, hm??" Virgo mengusap kepala gadis itu.

"Nggak usah Igo, seblak aja belum habis."

"Baiklah saya pergi," pamit Virgo sebari beranjak berdiri. "Saya akan suruh Harry menambah pengawal, dan memperketat penjagaan di rumah terutama di depan kamar kamu."

VIRGO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang