Putus.
Jadi pilihan, sekaligus keputusan akhir yang Gemini tempuh. Semuanya Gemini lakukan, hanya untuk menjauh dan pergi dari hidup Virgo. Karena percuma saja bukan, jika ia terus bertahan. Apa yang ingin Gemini pertahankan? Jika Virgo saja, malah mempertahankan Cleo. Biarkan sekarang Gemini jadi pihak paling tersakiti atas semua kebohongan Virgo selama ini.
Sudah 2 hari, Gemini menjadi anak pendiam di sekolah. Jarang berinteraksi. Akan bicara saat guru bertanya saja. Selebihnya? Diam. Gemini menghabiskan waktu istirahat tanpa makan, ia lebih memilih untuk berkutat di perpustakaan. Dengan sebuah buku novel di tangan, Gemini melamun. Bukan membaca.
Sayup-sayup terdengar, Gemini rasa ada yang tengah mengintainya di ambang pintu. Mengangkat pandang ke sumber suara, nihil tidak ada apa-apa yang Gemini dapat.
Kayak ada yang ngeliatin, terus kayak ada suara derap kaki.
Bangun, Gemini bangun dari posisinya setelah membatin di hati. Melangkahkan kaki tanpa suara, Gemini langsung meringkus ke ambang pintu. Niat hati, ingin menangkap basah apa yang ia curigai, namun lagi dan lagi, tidak ada yang didapati.
"Ck, siapa sih? Tadi aku yakin, ada orang disini. Tapi?" Gemini bergumam frustasi, ia menatap ke sekelilingnya. Kosong.
"Gemini!"
Sang pemilik nama berbalik badan, yang pertama yang Gemini lihat adalah Violeta.
"Vio?"
"Ke ruang musik yuk, si Julaeha lagi main ukulele. Buat latihan pensi nanti. Yuk?" Violeta mengulurkan tangannya, kepalanya manggut-manggut penuh harap.
Gemini terdiam sebentar, lalu tidak lama, menyambut tangan Violeta dan pergi bersamanya.
Sesaat tubuh Gemini hilang termakan jalan, sesosok laki-laki dari balik tembok muncul. Dia Virgo, orang yang terus mengintai Gemini kemanapun gadis itu pergi. Lebih tepatnya, menjaga gadis itu. Gemini tidak salah, rasa curiganya benar. Ada yang mengintainya, dan itu Virgo.
Saya harus ikuti Gemini lagi. Saya tidak ingin Semesta saya di dekati oleh laki-laki lain.
Virgo mengambil langkah lebar. Mengikuti Gemini yang sudah jelas-jelas jauh beberapa meter di hadapannya. Untungnya, Virgo tahu, bahwa Gemini akan ke ruang musik.
Suara alat musik ukulele yang ada di pangkuan Julaeha mengisi ruang musik dengan alunan indah. Gadis kuncir satu itu duduk di panggung, dengan sebuah mikrofon di depannya. Sambil memetik ukulele untuk menghasilkan nada demi nada, Julaeha melemparkan pandang pada dua orang yang baru saja masuk. Gemini dan Violeta.
Gemini tersenyum, sesaat suara ukulele Julaeha bergerak masuk mengisi gendang telinga dengan apik. Gemini suka musik, Gemini juga bernyanyi. Sering Gemini bernyanyi sambil diiringi ukulele oleh Julaeha.
"Gemintong, ayo naik!! Nyanyi sama gue!" Julaeha bersuara di depan mikrofon, membuat seisi ruangan penuh oleh suaranya.
"Ayo, mumpung enggak ada orang!" Violeta menyenggol lengan Gemini, membuat sang empu tersenyum kikuk.
"AYO GEMINTONG!!!" Julaeha bersuara lagi. Nada suaranya terkesan merengek, mode memaksa.
Akhirnya, Gemini memutuskan untuk naik ke atas panggung yang untungnya tidak terlalu tinggi. Pelan namun pasti, ia duduk di kursi samping Julaeha. Julaeha memberikan alih mikrofon dari tangannya, ke tangan Gemini.
"Gue main ukulele, lo yang nyanyi, ya?" tawar Julaeha, Gemini mengangguk.
Gadis itu membantu stand mikrofon agar sejajar dengan tinggi ukulele Julaeha yang ada di pangkuan. Agar suaranya keras, seirama dengan lagu yang akan Gemini nyanyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Roman pour AdolescentsTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...