Sabian:
Vir, Elgo masuk rumah sakit. Dia ditembak sama orang yang nggak dikenal.Mata Virgo membelalak membaca pesan yang baru saja ia dapati dari Sabian. Entah refleks atau tidak, Virgo yang tadinya duduk kini kontan berdiri dengan kedua mata yang masih membola.
Anda:
Di rumah sakit mana?Sabian:
Rumah sakit Medika, cpt kesiniTidak menunggu waktu lama, Virgo langsung pergi tanpa berpamitan dengan Gemini yang kini tengah terlelap tidur. Jangan lupakan, laki-laki itu melempar ponselnya hingga tergeletak di kasur. Virgo langsung mengambil langkah lebar. Untungnya, Elgo dibawa ke rumah sakit yang sama dimana Gemini juga ada disana. Virgo langsung berlari ke tempat resepsionis, untuk apa lagi jika bukan untuk mencari ruangan Elgo dan saat sudah mendapati jawabannya, Virgo langsung berlari ke ruangan tujuan.
Suara derap langkah kaki yang terdengar cepat, menjadi alarm yang membangunkan Sabian dari lamunannya. Laki-laki yang kini tengah duduk terkulai di lantai dengan baju yang terkena banyak bercak darah itu, menengadahkan kepala saat tangan kekar yang entah milik siapa menepuknya.
Sabian terkejut saat ternyata orang yang menepuk pundaknya adalah Virgo. Kontan Sabian berdiri.
"Bagaimana keadaan Elgo?" tanya Virgo langsung. Air mukanya panik.
"Lagi ditangani dokter," jawab Sabian lesu.
"Kenapa ini semua bisa terjadi?" Virgo bertanya lagi.
"Ini semua terjadi karena lo!" Sabian menjawab sebari menunjuk dada Virgo. "Gara-gara masalah lo, banyak orang yang harus meregang nyawa!"
Virgo terdiam, membiarkan Sabian kini mengeluarkan semua sesak atau sebut saja unek-unek yang selama ini ditahannya mati-matian.
"Gara-gara lo Vir, dua orang mantan anak Zevalos dibunuh! Dan sekarang? Elgo kena tembak! Itu semua karena lo, Vir!!!"
"Lo itu cowok bawa sial! Kenapa sih, lo nggak ikuti apa kata si peneror?!" Sabian menatap Virgo sengit, ada sorot kemarahan yang terpancar jelas di matanya.
"Serahin diri lo ke polisi, Virgo Rolinkus Lugo! Apa susahnya?! Bagaimana pun juga, psikopat kayak lo harus mendekam di penjara!!!"
Sabian tidak peduli bahwa sekarang Virgo tengah mengeraskan rahang serta merta mengepalkan tangannya hendak membogem. Sabian benar-benar tidak peduli akan itu, bagaimana pun juga ia ikut andil dalam masalah Virgo. Dan karena telah ikut andil, ia kelabakan sendiri.
"Semakin lo nggak bertindak, semakin banyak nyawa melayang gitu aja, Vir. Lo mau?" Sabian merendahkan nada suaranya. Namun, ada sedikit penindasan di setiap kata yang terlontar. "Serahin diri ke polisi, itu kan yang si peneror mau?"
Virgo mengurai kepalan tangannya. Untuk kali pertamanya, ia membiarkan Sabian menguasai dirinya. Bahkan, aliran darah di lidah Virgo seolah turun meninggalkannya dan membuat Virgo diam membisu. Bukannya kehabisan kata-kata, tapi Virgo tidak tahu harus berkata apa lagi. Masalahnya sekarang hanya 1 namun itu sukses membuat banyak korban berjatuhan.
"Serahin diri lo ke polisi, Vir. Gue mohon." Sabian mengiba, ia menyatukan kedua tangannya membentuk gestur memohon. "Cuma ini jalan keluarnya, Vir."
"Sabian hentikan, jangan memohon seperti ini." Virgo melerai permohonan Sabian. "Saya akan menyerahkan diri saya ke polisi, tenanglah. Saya berjanji tidak akan ada lagi korban karena masalah saya."
Entah kenapa, Sabian merasa sedih mendengar keputusan yang sudah jadi final atau belum yang Virgo tempuh.
"Besok pagi, saya akan menyerahkan diri saya ke polisi," putus Virgo sebari duduk di kursi tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Teen FictionTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...