Sreetttt....
Satu sayatan panjang terukir jelas di perut korban yang kini sudah berhasil diterkam oleh seorang Virgo Rolinkus Lugo. Sudah lama rasanya, dia tidak membunuh. Dan sekarang? Lihat, dia mengingkari janjinya pada Gemini untuk tidak membunuh lagi. Virgo nyatanya membunuh. Bukan orang luar, melainkan salah satu penjaga di rumahnya.
Di sebuah gudang terbengkalai di belakang rumahnya, Virgo sudah berhasil memisahkan kedua tangan, dan kedua kaki laki-laki dewasa itu. Jika ditanya menggunakan apa, maka jawabannya adalah sebuah kapak. Tanpa rasa iba ataupun belas kasihan, Virgo menebas kedua tangan sang korban secara bergantian di waktu tak berselang lama.
Sempat sang korban memekik, namun ... pekikannya hilang seolah diambil pusaran badai saat Virgo menebas bagian leher serta kepala sang korban dengan sebuah cangkul.
Kini, di ruangan kotor tak terurus itu, Virgo tengah asyik dengan mainannya. Tanpa rasa jijik, Virgo duduk di samping sang korban, membesut perutnya hingga kini ternganga transparan. Dengan tangan berbalut sarung tangan khusus, Virgo mengeluarkan semua isi perut sang korban. Usus-usus ditarik keluar, organ-organ kecil dikuar oleh jarinya sendiri.
Darah kental tercampur makanan bak bubur menjijikkan dari sisa makanan yang sudah masuk, Virgo keluarkan tanpa sisa. Tidak sampai disitu, aksi Virgo berlanjut dengan mengiris kedua telinga sang korban. Telinga yang sudah ia potong dengan gunting rumput sebelumnya. Kini, seolah tengah memasak, Virgo mengiris, mencincangnya hingga halus. Bau darah, amis, bercampur dan membumbung tinggi.
"Sshh..." Virgo meringis senang. Sangat, sangat puas karena bisa kembali membunuh setelah sekian lama.
Dari banyaknya masalah yang datang silih berganti padanya. Virgo putuskan untuk membunuh saja. Sebelum dirinya benar-benar menjalankan rencana dengan Sabian dan Gemini.
Jangan berpikiran Virgo akan berhenti setelah mencincang telinga. Dia kembali beraksi. Setelah mengambil sebuah pisau pemotong daging, Virgo langsung mencacah lengan korbannya. Tidak lupa, jemarinya juga. Darah-darah bermuncratan mengenai pelipis Virgo. Namun itu tidak sama sekali membuatnya berhenti.
Virgo suka, suka darah yang memuncrat ke wajahnya. Sepertinya ada kesenangan tak terbandingkan oleh apapun. Apalagi, saat Virgo menarik puluhan gigi korbannya dengan sebuah tang. Dan itu, keadaan korban masih hidup. Korbannya menjerit, berusaha memberontak dengan aksi gila tuan mudanya. Namun, apalah daya, nyawanya sudah meregang saat Virgo memasukkan belati ke mulutnya.
Sampai-sampai, belati itu menembus ke tengkuk belakang. Tadi juga, Virgo tidak lupa menarik lidah korbannya. Mengguntingnya dengan gunting kecil, dan melemparkannya ke sembarang tempat.
"Ck, satu korban saja tidak cukup." Virgo membanting belatinya. Korbannya sekarang sudah benar-benar tidak berbentuk lagi.
Virgo memijat pangkal hidungnya, yang sukses membuat pangkal hidungnya itu berlumuran darah. Virgo berdiri, menatap organ-organ tubuh yang sudah ia pisahkan dengan apik. Usus-usus beserta organ-organ pencernaan lainnya sudah berkeliaran. Daging tangan, dan jemari cincang juga sudah tersaji di depannya. Tinggal?
Virgo membakarnya. Namun tidak, Virgo masih belum puas. Laki-laki itu memutuskan untuk keluar gudang, memakai tudung jaket dan berjalan mencari mangsanya lagi.
"Tuan muda?"
Langkah Virgo terhenti, saat salah satu pelayan wanita memanggilnya hanya sekedar basa-basi.
Semesta memang mendukung saya untuk membunuh. Buktinya, korban datang sendiri batin Virgo.
"Ya??" Virgo menyahut berat dengan nada horor. Dia berbalik badan, menatap pelayan wanita tersebut dengan senyuman iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Novela JuvenilTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...