32. TERSANGKA BARU

2.1K 203 172
                                    

"Virgo!"

Laki-laki sang pemilik nama itu terkesiap kaget saat mendengar suara lembut Gemini menyapa telinganya. Setelah menengok, Virgo mendapati Gemini tengah cemberut. Air mukanya sedih. Virgo bisa melihatnya dengan jelas. Setelah sepulang sekolah, Gemini memang terus diam. Gadis itu beralasan, sedang puasa berbicara. Tapi sekarang, saat ia bicara malah langsung cemberut.

"Ada apa Gemini?" tanya Virgo langsung.

"Mual," keluh gadis itu sebari menyimpan kepalanya di atas pangkuan Virgo.

Perlu diketahui, keduanya kini tengah duduk di atas ranjang. Biasalah, habis mengerjakan PR bersama. Memang, tempat paling enak saat mengerjakan tugas adalah kasur. Jadi, saat lelah melanda tinggal merebahkan tubuh saja sebentar. Itu adalah kebiasaan Gemini. Namun seiring berjalannya waktu, Virgo mengikuti kebiasaan Gemini.

"Igooo aku mual." Gemini mengeluh lagi. Gadis itu mengusap-usap perutnya.

Gemini tidak bohong, Virgo tahu itu. Terlihat dari wajahnya yang pucat.

"Biar saya elus perut kamu, pasti tidak akan mual lagi." Virgo menepis tangan Gemini di atas perutnya yang masih rata, dan menggantinya dengan jemari kekarnya.

Virgo mengelusnya dengan lembut membuat Gemini memejamkan matanya. Benar apa kata Virgo, sentuhan tangannya memang benar-benar manjur.

"Aku pengen yang pedes-pedes deh," pinta Gemini tanpa membuka matanya.

Virgo tersenyum kecil, lantas mengusap kepala gadis itu dengan salah satu tangannya yang lain.

"Di kulkas banyak cabai Gemini, kamu mau?"

Kontan mata Gemini membelalak, ia berdecak lalu memukul perut Virgo. "Gila kamu!" sebutnya spontan.

Gemini menengadahkan kepalanya, menatap Virgo yang juga tengah menatapnya.

"Dari tadi, kamu liatin aku, ya?" Virgo mengangguk mengiyakan. Walaupun kedua tangannya bergerak mengusap kepala dan perut Gemini, namun matanya tetap saja urung menatap kearah lain selain ke arah wajah gadis itu.

Semua yang berhubungan dengan Gemini, adalah candu bagi Virgo. Entah kenapa, Virgo merasa damai saat tengah menatap Gemini.

"Jangan diliatin gitu dong, aku malu tau!!!" Gemini berucap dengan nada manja, ia menutupi wajahnya dengan sepuluh jemarinya.

"Kenapa harus malu, saya senang melihat wajah kamu, Gemini." Virgo terkekeh pelan, namun ucapannya benar-benar serius.

"Igoooo!!!" Suara Gemini terdengar naik, persis orang tengah menegur.

Jujur Gemini malu jika harus ditatap Virgo lekat seperti ini. Pasalnya, ia belum mandi. Dan Gemini juga, belum ada niatan mandi. Selain karena mual tiba-tiba melanda, Gemini juga rupanya tengah mengumpulkan niat mati-matian untuk bersentuhan dengan air.

"Katakan sayang, kamu ingin makanan pedas apa?" tanya Virgo penuh sayang.

Gemini langsung menurunkan jemari di wajahnya, ia menampakkan ekspresi semringah. Sangat amat senang rasanya, jika Virgo terus memanjakan dirinya seperti ini.

Sambil mengusap wajah Virgo, Gemini tersenyum jahil. "Aku pengen seblak, boleh??"

Kedua alis Virgo terangkat. "Apa itu seblak?" tanya laki-laki itu bingung. Seumur hidup, selama 18 tahun menghirup oksigen di muka bumi Virgo baru tahu ada makanan bernama, seblak.

"Kamu beneran gak tau, apa pura-pura nggak tau?!" Gemini ngambek. Ia mengerucutkan bibirnya.

"Saya benar-benar tidak tahu Gemini, makanan makhluk apa itu?"

VIRGO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang