Tidak mau membolos pelajaran, akhirnya Gemini kembali melanjutkan kegiatan belajar di sekolah. Virgo tidak akan mungkin menyuruh Gemini membolos atau membohongi petugas piket. Ia lebih baik menunggu hingga bel pulang datang. Menunggu di mobil, bukanlah hal buruk karena dengan itu Virgo bisa beristirahat sejenak. Mengobati lukanya pelan-pelan dan mengganti pakaiannya. Untungnya Virgo selalu membawa banyak baju dan jaket di mobilnya, jadinya itu sedikit berguna disaat situasi tengah seperti ini.
Ditemani suara musik klasik yang sengaja ia putar di dalam mobil, Virgo melamun dengan wajah datarnya. Ia tengah berpikir akan membawa Gemini pergi kemana. Namun di sisi lain, Virgo tampak tidak yakin dengan ini. Ia merasa begitu egois. Virgo selalu memaksa Gemini bahkan merayu gadis itu dengan cara tak senonoh seperti di UKS tadi, tujuannya hanya satu, agar Gemini mau.
Namun ... ini seperti paksaan, Virgo egois. Ia selalu ingin Gemini mengikutinya, tanpa Virgo bertanya sebelumnya apa keinginan Gemini sebenarnya.
Semakin larut dalam lamunan, semakin kejadian panas di UKS terpintas menghantuinya. Saat itu otak Virgo tidak sinkron, sangat tidak sinkron. Ia tidak tahu setan mana yang merasuki dirinya hingga Virgo malah mencium Gemini.
Untuk kali pertamanya, keduanya berciuman lembut.
"Saya bodoh!!" Virgo memukul stir kemudi. Amarahnya sempat hendak membludak, namun alunan musik klasik membuatnya kembali tenang.
Virgo menghela napas kasar. Otaknya benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Beberapa hari lagi masa skorsnya akan berakhir, dan itu jelas akan membuatnya dan anggota Zevalos bisa kembali sekolah. Sebab itu, Virgo ragu untuk pergi. Ia dan Gemini tidak mungkin meninggalkan pendidikan hanya karena alasan cinta. Konyol, memang. Virgo terlalu berpikir pendek, caranya untuk menjadikan Gemini miliknya terlalu konyol.
Sekeras apapun Virgo berusaha menghindari orang-orang yang akan merebut Gemini, tetap saja hasilnya sama 'kan? Walaupun nanti Gemini bersamanya, tetap saja Virgo tidak akan bisa terus bertahan. Tembok penghalang itu, akan terus ada.
Virgo tahu, sebenarnya bukan Libra yang tengah menantangnya dengan cara ingin merebut Gemini. Tapi ... Tuhan. Tuhan yang tengah menantang Virgo akan ini. Tuhan seolah menguji dirinya dengan cara seperti ini.
Hanya ada dua opsi sekarang, meninggalkan Tuhan demi Gemini. Atau meninggalkan Gemini demi Tuhan.
"Argh!!! Damn it!" Semakin Virgo mengulik dalam, semakin dadanya sesak menghadapi kenyataan.
Pahit, kenyataannya sangat amat pahit bahkan sampai-sampai Virgo tertelan kasar akan itu. Virgo memejamkan mata, berusaha menetralkan emosinya dan pikiran buruknya. Namun tetap saja, Virgo gagal menenangkan dirinya sendiri. Hanya Gemini, hanya gadis itu yang bisa membuatnya tenang.
"GEMINI!! SAYA MENCINTAI KAMU!!!" teriak Virgo melampiaskan rasa sesak di dadanya.
Tok tok tok
"Virgo!!!"
Virgo menoleh, dilihatnya Gemini sudah berada di luar sebari mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil. Virgo langsung buru-buru membukanya, tak lama berselang Gemini masuk dengan wajah riangnya. Tampak gadis itu sudah vit, tidak ada lagi pucat di wajahnya.
"Kenapa? Kok bengong?" Gemini bertanya pada Virgo yang terdiam. Bodohnya, Virgo bahkan tidak tahu kedatangan Gemini.
"Gemini, maafkan saya." Alih-alih menjawab, Virgo malah melontarkan perkataan lain.
Satu alis Gemini terangkat, sebelum mengindahkan perkataan aneh Virgo, gadis itu lebih dulu memakai seatbeltnya dan duduk dengan benar.
"Maaf untuk apa??" Seusai memasang sabuk pengaman dan duduk dengan benar. Gemini menopang dagu dengan salah tangannya, dan menatap Virgo.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [SELESAI]
Novela JuvenilTentang Virgo Rolinkus Lugo, dan Gemini Ralinka adalah dunianya. *** Virgo itu posesif, begitulah caranya mencintai Gemini. Virgo itu over protektif, begitulah caranya menjaga Gemini. Virgo dan Gemini saling mencintai, tapi mereka lupa, bahwa keyaki...