Pesan Ketiga

224 139 26
                                    

"Sabari dan syukuri, semua pasti indah pada waktunya, karena rencana Allah pasti yang terbaik."

*****

Suasana pagi hari yang cukup cerah, suara burung berkicau merdu dan terbang kesana kemari, alam menari-nari dengan hembusan angin yang lembut pagi ini.

Pagi ini Ifah sedang menyiram tanaman di halaman rumah, dan sambil bersholawat.

"Allohumaa sholi a'la sayyidana, muhammadin thibil qulubi wadawaiha."

Saat ifah senang bersholawat, kemudian datang seorang bapak tukang pos menghampirinya.

"Assalamu'alaikum dik," tanya bapak itu yang penasaran

"Wa'alaikumussalam, ada apa pak?" jawab Ifah kebingungan

"Adek yang namanya Syarifah?" tanya bapak itu

"Iya pa, ko bapa tau?"jawab Ifah

"Ini ada surat untukmu dik," sambil
menyerahkan surat

"Dari siapa pa?"tanya Ifah penasaran

"Gak tau, pokonya bapa cuman ketitipan saja."jawabnya

"Ya udah pa, makasih ya."

"Iya sama-sama, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Bapa tersebut langsung pergi meninggalkan Ifah dan Ifah pun terdiam,

"Siapa ya, yang ngirim surat lagi."

pikir Ifah sambil melamun, dan tak sadar ia menyiram bunga terlalu banyak air

"Astaghfirullah, kok jadi ngelamun."

Dan ifah pun langsung masuk kedalam rumah dan menyimpan suratnya. Lalu mamahnya memanggil.

"Fah, Ifah tadi ada siapa yang datang?"teriak mamahnya

"Gak siapa-siapa mah, itu pedagang yang lewat aja."jawab Ifah bohong, karena ia gak mau kasih tau ada yang ngirim surat padanya

"Oh gitu, kirain temen mamah yang mau ke sini"dugaan ibunya

"Bukan mah,"

"Ya udah, sini bantuin mamah ke dapur potongin sayur"pinta mamahnya

"oke siap mah."

Ifah bergegas menghampiri mamahnya, meski tadi ia beniat ingin membuka isi suratnya, tapi ia harus melalukan kewajiban sebagai anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua, meski ada kepentingan lain, dan ia tak mau mengcewakan sosok syurga dunia nya, apapun yang mamahnya suruh pasti selalu ifah segera lakukan.

*****

Di tempat Nek Ida,

Syahdan sedang membantu neneknya memotong rumput di taman.

"Dan, nenek mau tanya sama kamu,"

"Tanya apa?"jawab Syahdan

"Kamu kok bisa kenal sama dek Ifah?"

"Eum ya kenal aja lah nek, dia adek
kelasnya Dadan, waktu itu Dadan pernah ke sekolahnya untuk sosialisasi sekolah."

"Oh pantesan kenal ya, nenek tuh pengen banget punya cucu perempuan, makanya nenek sering manggil Ifah seperti adikmu sendiri."

"Hehehe, nenek bisa aja,"

"Beneran deh, nenek suka sama Ifah kayaknya dia anak yang baik dan berbakti pada orang tua, beda sama anak-anak disekitaran kompleks kita."

Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang