"Dulu kau adalah sahabat kecil bagiku, namun sekarang kau adalah orang asing bagiku."
*****
Perlombaan selesai tepat pukul 14.00, semua peserta berkumpul di lapangan, karena pembagian kejuaraan akan di umumkan setelah selesai kesepakatan juri, jadi semua peserta hiburan terlebih dahulu bersama panitia-panitia.
Ifah, Dila dan Dina hanya duduk di kursi dan tak mengikuti hiburan untuk menari.
"Fah,Dil, ikutan nari yu!!" ajak Dina menarik tangan Ifah dan Dila.
"Ahh enggak males, ana gak suka nari-nari semacan hiburan yang kayak gitu," jawab Dila penuh rasa malas.
"Kalau kamu Fah, gimana?" ajak Dina.
"Heum apaan?" jawab Ifah.
"Kamu dari tadi gak dengar aku ngomong apa?" tanya Dina.
"Emang kamu ngomong apa Din?" tanya balik Ifah.
"Astaghfirullah, makanya jangan ngelamun terus Fah." kesal Dina.
"Ohh, enggak kok gak ngelamun, cuman gak kedengeran, ngomong apa emang?" kata Ifah.
"Haduuh, Ifah Ifah, tadi aku ngajak kamu, kita nari yuk ke sana?" sambil nunjuk ke lapang.
"Ohh enggak deh, kalian berdua aja ya, aku mau ke toilet dulu."
"Iya deh Fah."
Ifah pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kalau gitu, anter aku jajan ya dil!" ajak Dina.
"Ya udah yuk, nah gitu mending jajan aja daripada nari gak jelas." kesal Dila.
"Wokehh yups." jawab Dina semangat.
*****
Di tempat Zidan,
Zidan sedang duduk di koperasi sekolah bersama teman-temannya, lalu Mira mengagetkannya.
"Assalamu'alaikum pak ustadz Zidan,"
"Wa'alaikumussalam, eh Mir ngagetin aja,"
"Hehe, maaf maaf refleks duh."
Mira adalah temannya Zidan di sekolahnya, mereka sudah bersahabat kurang lebih 2 tahun, karena Mira murid baru di sekolahnya, dan ia lebih akrab berteman dengan Zidan, di bandingkan teman-teman perempuannya, yang sering mengejeknya sebagai cewe yang tomboy. Tapi akhlaknya sangat baik, dia mampu menjaga dirinya dari yang bukan mahrom nya, sehingga saat berteman dengan Zidan pun, tau batasnya sebagai wanita yang harus menjaga kehormatannya.
"Gimana tadi lombanya, lancar?" tanya Zidan.
"Alhamdulillah Dan, lancar." jawab Mira.
"Oh iya syukur."
"Iya, eh tadi ana lihat ente ketemu sama Ukhty-ukhty sekolah lain, emang ente kenal ?" tanya Mira.
"Enggak mir." jawab Zidan.
"Oh, terus ente kenalan?" tanya Mira.
"Iya sih sempet kenalan, cuman temennya yang satunya lagi dia gak sempet kenalan, terus pas ane tanya namanya dia malah gugup, kayak yang pernah kenal ane, padahal ane gak kenal." jelas Zidan.
"Wahh, heumm, jangan-jangan emang beneran dia kenal ente." tebak Mira.
"Waduuh, ngawur ente Mir, mana mungkin dia kenal sama ane." kata Zidan penuh keyakinan.
"Bisa aja kenal, waktu ente masih kecil pernah punya temen cewe? Dimana gituh?" ucapan Mira
"Heumm, bentar-bentar ane ingat-ingat dulu. Pernah sih punya temen cewe, tapi ane lupa," jawab Zidan sambil berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)
Ficção AdolescenteKisah ini berawal dari kisah seorang gadis biasa, yang memiliki tiga orang sahabat, dia adalah Syarifah Putri Azzahra dengan ketiga sahabatnya Khaila, Nadila, dan Anisa. Ifah yang pertama hijrah di jalan Allah, saat setiap masalah dan ujian selalu m...