Pesan Yang Dinanti

152 61 56
                                    

“Sibuklah perbaiki dirimu di jalan Allah, hingga suatu hari nanti Allah balas dengan kebahagiaan yang sesungguhnya”

*****

Happy Reading🌿

Pagi hari ini sekolah libur, Ifah dan Dila sedang bermain sepeda menuju Alun-alun, karena suasana hari ini sangat cerah. Terik matahari mulai menyengat tubuh Ifah dan pancaran matahari di pagi hari sangat sehat untuk tulang punggung kita yang sedang beraktivitas.

“Fah kamu tau gak?”tanya Dila

“Tau apaan,”jawab Ifah penasaran

“Semalam si Zidan ada nge WA ke aku lagi?”

“Heum, Dia bilang apa sama kamu?”

“Katanya. Kenapa Ifah gak jawab WA dariku.”

“Terus kamu jawab apa?”tanya Ifah penuh penasaran

“Aku jawab aja gak tau, udah gitu dia ngasih emot sedih, kasihan banget loh fah.”

“Heum.” jawab Ifah menampakkan raut wajah bingung dan bimbang

“Kenapa kamu gak jawab sih fah?”tanya Dila

“Aku belum siap aja, soalnya kalau nanti aku jawab, takutnya kenangan masa laluku terulang lagi dengannya.”ucap Ifah memurungkan wajahnya

“Kenapa emang?  kan niat Zidan juga, mungkin baik sama kamu fah.” ujar Dila yang meyakinkan Ifah

“Iya aku juga tau, tapi aku masih bingung gimana harus jawabnya,” ucap Ifah

“Heum, kamu jawab biasa sajalah, kan aku juga jawab dia biasa aja, hehe.”

“Oke deh nanti aku pikir-pikir lagi.”

“Iya fah, kan kata kamu juga jodoh mah gak akan kemana hahaha.” kata Dila yang mulai menghibur sahabatnya itu

“Iya sih benar juga.” ujar Ifah sambil menghetikan rem sepedanya

“Ya iya lah, makanya jangan bingung fah, kata kamu kan Zidan itu sahabat masa kecil kamu, mungkin saja dia butuh kamu karena ada suatu hal yang penting, makanya kamu haru jawab dong, kasihan juga kalau dia harus menunggu terus.”

“Eumm, oke kalau gitu, makasih dil”

“Siap sama-sama sahabatku, lagian kan kalau nunggu yang gak pasti itu sakit tau wkwk.”

“Hehe,  jago juga nih kata-katanya.” ujar Ifah

“Aku kan emang paling jago hahaha,”

“Haha dasar, abis ini kita beli minuman yuk haus nih.” ujar Ifah yang mulai kecapean

“Okeh Fah, ke tempat biasa ya?”tanya Dila

“Iya Dil.” jawab Ifah singkat

“Okeh otw, susul aku ya fah.” teriak Dila penuh kegirangan

“Tungguin.” ucap Ifah yang terus mengejar sahabatnya

Mereka berdua pun kejar-kejaran dengan mengkayuh sepeda bersama.

*****

Pagi ini Yusuf, Odi dan Adam sedang lari menuju lapangan bola, karena seperti biasanya kalau hari libur mereka sering lari bareng, dan lebih banyak meluangkan waktu untuk olahraga, daripada diam di rumah.

“Dam pagi ini ente keren banget deh.” ucap Odi sambil mengikat tali sepatunya

“Haha jelas lah, ane paling kece daripada kalian berdua.” kata Adam yang mulai kepedean

Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang