"Orang yang kuat bukanlah orang yang tidak pernah meneteskan air matanya, tetapi ia adalah orang yang terus istiqamah di jalan kebaikan meski banyak sekali rintangan dan cobaan."
*****
Happy Reading🥀
Pagi-pagi ini Ifah sudah sampai di sekolah, tak terasa dua bulan lagi Ifah berada di sekolah menengah pertama. Di bulan depan Ifah sudah melaksanakan berbagai ujian dari mulai ujian praktek, ujian sekolah dan ujian nasional. Ifah akan terus semangat untuk bisa mencapai kesuksesan hingga sampai ke sekolah yang di inginkannya.
"Fah," teriak Dila dari balik pintu kelas dan segera menghampiri Ifah yang hendak duduk di kursinya.
"Eh Dila, kamu udah siap belum ngehadapin berbagai ujian akhir?" tanya Ifah.
"InsyaaAllah harus siap Fah, meski nantinya sedih banget kita akan pisah sekolah, kan kalau udah SMA, aku akan pindah ke Bogor." ucap Dila yang memurung.
"Heum, sudahlah jangan sedih gitu dong Dil, meski nanti kita saling berjauhan namun kita jangan pernah lupa saling mendo'akan satu sama lain, meskipun nanti kita pasti sama-sama sibuk." ucap Ifah sambil tersenyum.
"Iya Fah, aamiin. Kamu jangan pernah lupain aku ya,"
"Iya gak akan kok," ucap Ifah langsung memeluk Dila.
Dila sangat beruntung punya sahabat seperti Ifah yang tak pernah berhenti menguatkan dirinya, ketika Dila sedang membutuhkannya.
"Fah, kamu di panggil Bu Reni tuh," ucap Dika sambil menyimpan tas di kursi.
"Mau ngapain Dik?"
"Gak tau, di suruh ke ruang guru katanya."
"Oh emang kamu ketemu Ibu dimana?" tanya Ifah penasaran.
"Di jalan, pas mau ke kelas."
"Oke kalau gitu makasih Dik,"
"Sama-sama."
"Dil anter ke ruang guru yuk,"
"Yuk."
Ifah dan Dila segera menuju ruang guru, takutnya Ibu Reni nunggu kelamaan.
*****
Di perjalanan menuju ruang guru,
Ifah berpapasan dengan Ila dan Nisa, yang hendak menuju kelas. Mereka berdua malah cuek saat bertemu Ifah dan Dila. Tapi Ifah malah menyapa mereka."Nis, La, kalian mau kemana?"
"Kepo," ucap Ila agak galak.
"Jangan sewot gitung dong La, kan Ifah nanya ke kamu baik-baik."
"Ya terserah gue lah, yuk Nis kita ke kelas," ucap Ila langsung beranjak pergi dari hadapan Ifah.
Ifah dan Dila pun melanjutkan jalan lagi ke ruang guru,
"Dil, kapan ya Ila dan Nisa kembali lagi sama kita." ujar Ifah yang hendak masuk ke ruang guru.
"Gak tau tuh Fah, emang belum waktunya kali. Tapi, aku udah kesal banget sama sikap mereka berdua kali ini, ngejauhnya terlalu berlebihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabatku Dunia Akhiratku (Revisi)
Ficção AdolescenteKisah ini berawal dari kisah seorang gadis biasa, yang memiliki tiga orang sahabat, dia adalah Syarifah Putri Azzahra dengan ketiga sahabatnya Khaila, Nadila, dan Anisa. Ifah yang pertama hijrah di jalan Allah, saat setiap masalah dan ujian selalu m...