Jeon Wonwoo berjalan pulang dari toko bunga-nya menuju panti yang masih menjadi tempat tinggalnya. Ada sedikit berita gembira, Chenle sudah diadopsi oleh keluarga kaya dari China yang sekelas keluarga Wen.
Ditengah perjalanan pulangnya, ia merasa diikuti oleh seseorang. Sudah hampir setiap malam selalu seperti ini, tetapi kali ini.. "Jeon Wonwoo" ujar seseorang, Wonwoo berbalik ke belakang, pria itu menepuk bahu Wonwoo lalu Wonwoo pingsan.
Wonwoo bangun di sebuah kamar hotel yang ia sendiri tidak tahu dimana ia. Ketika ingin berteriak, bibirnya sudah dirapatkan oleh lakban. Tangan dan kakinya diikat dari atas dan bawah. Ia takut, bahkan sangat takut sekali. Dalam hatinya memanggil nama Wen Junhui, berharap keajaiban membawa pria itu dan menolongnya.
Lalu seorang pria berbadan sangat tinggi datang. Menurut perkiraannya, itu adalah pria yang suka menguntitnya setiap malam. Bukankah.. Itu Kim Mingyu?, bahkan pria ini adalah langganan toko bunganya. Pria itu datang telanjang bulat dan mulai menelanjangi Wonwoo.
Satu persatu pakaian Wonwoo dibuka olehnya. Wonwoo memberontak dan berusaha berteriak namun hasilnya nihil. Ia tidak mendapatkan apapun dari pemberontakannya itu. Wonwoo memanggil nama Junhui di hatinya, Wen Junhui.. Apa kau bisa mendengarku?.. Kumohon tolonglah aku.. Aku sangat takut Jun..,
▽・x・▽
"Meeting nya kita akhiri sekarang saja, saya kurang enak badan.." Ujar Jun mengakhiri meeting. Jun memegang kepalanya yang terasa pusing luar biasa, "Minghao,saya akan langsung pulang" jawab Jun. Ia merasa seperti ada yang memanggilnya. Sekarang ia tinggal di Korea karena keinginannya sendiri.
"Akan saya antar tuan, sepertinya kondisi tuan kurang baik.," ujar Minghao, Jun mengangguk. Entah kenapa, ia butuh tidur saat ini. Rasa kantuk luar biasa sudah menyerangnya duluan. Baru saja duduk di mobil, Jun sudah tertidur pulas disana. "Wen Junhui, apa kau bisa mendengarku? Kumohon tolonglah aku.. Aku sangat takut Jun.."
Dengan mudahnya Jun masuk ke alam mimpi. Dan langsung mendengar hal itu entah dari siapa. Di alam mimpi, Jun tidak sadar sama sekali jika sebenarnya yang meminta bantuannya adalah Wonwoo.
"Tuan..tuan, sudah sampai.." Ujar Minghao membangunkannya. Mimpi itu terasa sangat singkat sehingga membuat Jun kehilangan satu jamnya begitu saja. Bagusnya, rasa pening di kepalanya sudah menghilang.
"Terimakasih Hao," ujar Jun lalu masuk ke rumahnya. "Jeon Wonwoo.. Aku merindukanmu.. Bisakah kita bertemu?"
▽・x・▽
"Ahh.. Hentikan Mingyu... Kumohon... Hiks.." Wonwoo terus berkata seperti itu berharap Mingyu melihat keadaannya dan menghentikannya. Mingyu sudah merebut keperjakaannya dalam satu malam. Wen Junhui yang ia harapkan datang menolongnya pun tidak ada sama sekali.
"Wonwoo.. Huh.. Aku sudah lama ingin menikmati tubuhmu... Ahh.. Sssshh.." Nada suara Mingyu menderu, merasakan kenikmatan ketika miliknya(?) berada dalam diri Wonwoo. Wonwoo menangis karena tidak bisa menahan rasa sakitnya. Ia sudah ternodai, tidak akan ada yang mau lagi dengannya.
Wonwoo terus memukul lengan Mingyu berharap Mingyu segera menghentikan kegiatan bersetubuh dengan paksaan ini. Tak lama Wonwoo merasa seseorang memanggilnya. Kepalanya pening luar biasa dan ia seperti membutuhkan tidur. Lalu, ia tertidur begitu saja masih dengan Mingyu yang... Ya.., begitu.
Wen Junhui merasa cemas karena ia ingin sekali bertemu Wonwoo. Dengan menaiki mobilnya, Jun menelusuri jalanan Gosan. Hingga Jun terkejut bukan main ketika menemukan Jeon Wonwoo sedang tertidur tanpa pakaian di sebuah halte bis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[🔚]While you were sleeping
Fanfiction[COMPLETED☀︎] Ketika aku tertidur, apa yang menemaniku selain ingatan tentangmu? Kau bahkan pergi tapi aku masih bertahan dengan mencintai -Jeon Wonwoo. Bagaimana bisa aku tenang ketika berada di sampingmu namun kau tidak dalam ketenangan...