WonHui diary 15

193 21 7
                                    


     "Sebelum aku ke China, mau main di pusat perbelanjaan?" Tanya Jun pada Wonwoo. Wonwoo mengangkat kedua bahunya, "aku ikut kalian saja. Dino? Mau bermain?" Tanya Wonwoo lalu Dino mengangguk semangat.

Sore harinya, Jun,Wonwoo, dan anak-anak pergi menuju pusat perbelanjaan. Jun menggendong Hana sekaligus menggenggam Dino di tangannya. Ia tidak ingin melepaskan mereka sekarang bahkan hanya untuk digenggam Wonwoo, dan itu terjadi begitu saja. "Wonwoo, apa aku bisa memercayakan anak-anak kepadamu?" Tanya Jun.

Wonwoo tidak berpikiran aneh, "tentu saja. Mereka sudah seperti anakku sendiri.." Jawab Wonwoo. Jantung Jun berdegup kencang ketika mendengar kalimat mereka sudah seperti anakku sendiri. Ia merasa tenang. Itu artinya, Wonwoo mau menerima anak-anaknya.

Waktupun mereka habiskan untuk bersenang-senang, hingga larut malam. Dan malam itu, Jun mengajak Wonwoo untuk menginap di apartementnya. Bahkan kali ini, Jun tidur berdua dengan Wonwoo di ranjang. "Wonwoo.." Panggil Jun, "hmm?" Sahut Wonwoo yang kini menghadap ke langit-langit kamar Jun.

Anak anak tidur di kamar satunya lagi dan kamar Jun, ingin ia isi oleh kenangannya bersama Wonwoo. "Wonwoo, maafkan aku.." Ujar Jun mendadak, "apa lagi?" Wonwoo kesal karena belakangan ini Jun terus meminta maaf tanpa ia tahu kesalahannya apa. "Maafkan aku karena dulu pernah menyakitimu.." Ujar Jun. Wonwoo tidak mengerti.

"Itu sudah berlalu, jangan pernah diingat lagi" jawab Wonwoo, "bagaimana bisa aku tidak mengingatnya sedangkan jelas aku yang paling menyakitimu.."
"Lupakan,Junhui.. Itu sudah masa lalu dan tidak usah dipikirkan lagi.."
"Tetapi--"
"--jika kau masih meminta maaf, aku akan menciummu!" Potong Wonwoo.

Niat Wonwoo hanya bercanda dan tidak lebih, tetapi Jun menganggapnya serius. "Maafkan aku.." Ujar Jun, dan ia menunggu Wonwoo menciumnya tetapi malah memunggunginya. "YA! Kau membohongiku.." Jun mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Wonwoo kembali berbalik menghadap Jun dan sedikit membangunkan tubuhnya, ia mencium pipi Jun dan gemas akan pria yang kini berada di sampingnya itu.

"Tidurlah. Selamat malam.."

▽・x・▽

"Baba.. Berjanjilah akan cepat pulang! Baba tidak boleh terlalu lama disana karena kita harus main dengan Wonwoo gege!" Ujar Dino pada Jun dengan gaya merajuk. Jun tertawa gemas dan menggusak rambut Dino. Sementara Hana yang berada di gendongan Wonwoo, Jun mencium pipi putrinya itu dan memeluknya sekilas. "Hana, kau tidak boleh kalah dengan gege-mu itu, kau juga harus merindukan baba-mu yang tampan ini.." Ujar Jun sambil tersenyum.

Dan Wonwoo, "Jun.. Kau yakin akan pergi? Ramalan cuaca sedang tidak bagus.." Wonwoo khawatir akan hal itu. Jun mengangguk, "aku bisa saja pergi nanti menggunakan jet milik keluarga, tetapi aku takut akan terlalu lelah jika mendadak.. Aku pergi Jeon..." Ujar Jun. Wonwoo masih menatap Jun, "kumohon jaga dirimu.." Pesan Wonwoo. Perasaannya benar-benar tidak bagus saat ini.

Jun mencium bibir Wonwoo dalam hingga membuat Wonwoo sedikit kehabisan nafas. "Tolong sayangi mereka Jeon.." Ujar Jun lalu mencium kening Wonwoo dan ia tidak peduli meskipun anak-anak melihatnya. "Doakan baba ya! Kalian betah-betah lah disini dengan gege! Sampai jumpa nanti.." Ujar Jun lalu masuk ke ruangan keberangkatan.

Belum berjalan hingga sepuluh langkah, Jun sudah membalikkan badannya lagi. Ia mendekati Wonwoo dan membisikkan sesuatu, "ketika tidak bersamaku., kumohon jangan pernah merindu.. Semuanya berat. Kau pasti tidak akan kuat.." Lalu Jun pergi. Menyisakan Wonwoo dan anak-anak yang menatap punggung gagah itu menjauh.

"Dino, ayo pulang.." Ajak Wonwoo, lalu diiyakan oleh Dino. Dino menggenggam tangan Wonwoo, lalu mereka menuju mobil. Saat di mobil, Dino terlihat diam saja dan tidak seperti biasanya. "Dino..apa kau lapar?" Tanya Wonwoo, Dino mengangguk. "Mau makan sebentar di restoran gege?" Tanya Wonwoo, "mau!" Dino semangat sekali membangun senyuman di wajah Wonwoo.

Kebetulan, Wonwoo juga sudah beberapa hari tidak memeriksa keadaan restorannya, jadi ia memanfaatkan kesempatan ini agar sekalian mengecek semuanya. Setelah di restoran, ia melihat Renjun dan Jaemin yang sedang membantu kegiatan disana. "Renjun, Jaemin.. Sedang apa kalian disini?" Tanya Wonwoo ketika masuk ke restoran dan melihat Renjun juga Jaemin yang menggunakan kemeja pekerja disana.

Renjun melihat bayi yang digendong Wonwoo, yaitu Hana. Ia segera menuju Wonwoo dengan mata berbinar karena ia sangat menyukai anak kecil. "Aaaa.. Kiyowoooo..." Ujar Renjun dengan wajah yang terlihat gemas lalu mencubit pipi Hana pelan. Renjun pun melihat Dino dan sama gemasnya seperti tadi. "Gege mirip baba.." Ujar Dino polos.

Renjun kebingungan, "siapa Babamu?" Tanya Renjun, dengan polos, Dino menjawab "tuan muda Wen Junhui" Wonwoo tertawa mendengar perkataan Dino yang menggunakan kata 'tuan muda'. Ini pasti karena Dino sering mendengar Jun dipanggil tuan muda.

Jaemin menghampiri mereka, "hyung ingin makan? Akan aku siapkan" ujar Jaemin, Wonwoo merasa aneh. "Memangnya kau bisa memasak?" Tanya Wonwoo, "oh tentu saja...tidak. Aku akan membuat pesananmu dan akan mengutamakannya. Ayolah hyung.. Aku bosan jika harus dipanti setiap sepulang sekolah., boleh ya aku disini membantu yang lain., ya? Ya? Ya? Wonwoo hyung kan tampan.." Embel-embel tampan memang sering digunakan anak-anak panti asuhan untuk mendapatkan kemauannya.

Wonwoo mengiyakan saja. "Dino ingin makan apa?" Tanya Wonwoo, "aku ingin krebi peti!" Jawab Dino. Tentu saja Wonwoo kebingungan, "krebi peti?" Tanya Wonwoo, Dino mengangguk. Renjun dan Jaemin tertawa, "hyung, krebi peti itu burger.. Baiklah, akan kusiapkan!" Jawab Renjun. Lalu melesat ke dapur.

Setelah Wonwoo mendudukkan Hana di kursi bayi,lalu ia duduk dan ia memperhatikan Dino. Dino terlihat agak murung dan seperti sedang memikirkan sesuatu. "Dino, ada yang bisa gege bantu?" Tanya Wonwoo, "gege.. Bagaimana jika baba tidak akan kembali lagi?" Tanya Dino. Wonwoo menggeleng menolak perkataan Dino, "Babamu akan kembali, berpikiran baik dan itu yang harus kau lakukan.. Jika kau tidak bisa, kau bisa bercerita lagi pada gege.." Jawab Wonwoo.

Namun entah kenapa, firasat Wonwoo juga mengatakan hal yang sama. Jun tidak akan kembali. Walaupun demikian, Wonwoo berusaha mengubur dalam-dalam pemikiran itu.

▽・x・▽

Sudah satu jam perjalanan, langit semakin menggelap dan keadaan untuk terus terbang semakin diragukan. Jun menghela nafas gusar. Ia yakin ia bisa sampai ke Shenzen tepat waktu. Ia penasaran, hal apa yang sedang dilakukan oleh Wonwoo dan anak-anaknya?. Apa mereka sudah makan?.

"Perhatian.. Sebentar lagi kita akan menghadapi langit berpetir.. Dimohon untuk tetap duduk dan tidak panik" ucap maskapai. Dan yang ada, kata kata peringatan itu yang jelas membuat semuanya panik. Pramugari menghimbau agar semua penumpang tetap duduk di tempatnya dan tidak meninggalkan tempat. Juga sabuk pengaman harus benar-benar dipasang untuk keselamatan.

Ketika pesawat sudah benar benar berguncang, dan salah satu sayap terkena sambaran petir., Disinilah para penumpang merasa keselamatan mereka terancam. Walaupun banyak petugas menyuruh untuk tetap tenang, tetapi jika nyawa dijadikan taruhan..siapa yang bisa tenang?.

Jun tetap terdiam dan duduk di tempatnya. Ia panik, tentu saja panik. Pesawat sudah seperti dilempar kesana kemari tetapi ia tidak bisa berkata apapun. Yang ia harapkan hanyalah.. Agar ia bisa selamat dan bisa melihat kedua anaknya lagi.

"SEMUA BERPEGANGAN ERAT! PESAWAT AKAN JATUH!"

"Aku menyayangi kalian semua... Kumohon jaga anak-anakku Jeon Wonwoo.."

Bersambung :)

TBC :">

Asfwnhwqnsdypwnhsnqm nulis episode ini keinget Jun terus T^T
Huaaaaaaaaaaa Jun.. Aku padamuuuu T^T :v

[🔚]While you were sleeping Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang