WonHui diary 13

175 17 0
                                    

Disinilah Wonwoo sekarang. Di sebuah rumah yang besarnya hampir sama seperti mansion milik Junhui yang berada di China, "Wonwoo, ini rumahmu mulai hari ini.." Ujar Seulgi, "benarkah?" Tanya Wonwoo yang tidak percaya, Seulgi mengangguk untuk memastikan.

     "Aku sudah menyiapkan kamarmu di lantai atas, kau bebas mengajak siapapun kemari. Jika kau mau, kau boleh mengajak anak-anak di panti asuhan bermain disini" ujar Seulgi dengan senyumannya, "dimana kamarmu?" Tanya Wonwoo, "kamarmu. Kamar yang kau gunakan adalah kamarku. Aku tidur di kamar ayah.." Jawab Seulgi. Ada yang terus Wonwoo pertanyakan di dalam hatinya,siapa orang tuanya.

     "Aku harus memperlihatkan sesuatu Padamu" ujar Seulgi sambil menarik tangan Wonwoo menuju sebuah kamar yang digembok dari luar. Saat pintunya Seulgi buka, debu menyerbu mereka. Kamarnya sangat gelap dan juga tidak ada udara yang masuk.

     Seulgi meraba dinding mencari saklar lalu membuat kamar itu menyala. Kamar yang dihiasi dengan ornamen khas Korea, tersedia kasur lipat tetapi tidak digunakan karena ada ranjang, dan semua yang berada disini mencerminkan sisi keibuan. Seulgi menduduki ranjang dan Wonwoo menyusul untuk duduk di sebelahnya.

     "Ada alasan kuat mengapa ibu membuangmu dulu Wonwoo.." Ujar Seulgi, Wonwoo membuka telinganya dan juga hatinya..
"Dulu ibu adalah seorang pribumi dari Jepang yang sangat cantik.. Dan ayah adalah seseorang yang berpengaruh di Korea. Mereka menikah atas dasar perjodohan dan ayah tidak menginginkan pernikahan itu.."

"Mengapa?"

"Karena ia tidak menyukai ibu. Andaikan kau tahu, sepanjang pernikahan mereka, ibu habiskan waktunya untuk dimarahi dan diperlakukan tidak baik oleh ayah. Dan saat kau dikandung.. Beberapa kali ibu mengalami kekerasan hingga kau hampir lahir prematur saat itu,bahkan ada kemungkinan besar keguguran. Dan saat kau lahir, ibu langsung membawamu ke panti asuhan, mungkin ia membuangmu tapi itu untuk menyelamatkanmu juga.."

"Tapi kau bilang jika kau baru tahu aku adikmu.."

Seulgi tertawa hambar, "karena saat itu aku tinggal bersama nenek di Jerman. Dan aku kembali ke Korea saat aku SMA, dan sebulan yang lalu.. Paman yang menjadi saksi hidup ayah dan ibu menceritakan semuanya padaku"

"Jadi,.. Apa dulu ibu membenciku?"

"Tidak, sama sekali tidak.." Seulgi menggeleng.

"Dan alasan aku masih bertahan hingga saat ini..  Kau tahu apa yang ayah sumpah kan padaku?" Tanya Seulgi, Wonwoo menggeleng, "karena aku akan dijadikan seperti ibu.." Jawab Seulgi.

     Wonwoo memutar pikirannya, berarti Seulgi akan dijodohkan?. "Ah sudah, lupakan.. Aku mendapat semua cerita itu dan menjadikan semuanya pelajaran. Aku tidak akan dijodohkan kau tahu? Karena ayah dan ibu sudah tidak ada.." Ujar Seulgi lalu melangkah keluar ruangan diikuti oleh Wonwoo.

▽・x・▽

Setahun kemudian..

"Baba.. Aku ingin bertemu gege.." Saat ini Jun, Dino, juga Hana sedang berada di restoran masakan Korea. Tiba tiba saja Dino merengek ingin bertemu dengan Wonwoo. Aku juga ingin menemuinya! Gerutu Jun yang juga merindukan Wonwoo. Jun menarik nafas gusar,

"Nanti kita bertemu gege, oke?"

"Baba selalu bilang pada Dino.. Nanti..nanti,. Tetapi kami tak kunjung bertemu.." Akhirnya Dino protes pada Jun.

"Bulan depan, baba akan mengajakmu ke Korea bulan depan. Baba janji.."

"Janji ya baba? Dino ingin bertemu Wonwoo gege.."

"Iya, janji.."

Setelah makan, Jun menghubungi Wonwoo
Wen Junhui
Minggu depan, aku dan anak-anak akan pergi ke Korea. Kau ada waktu?

Jun melihat ke depan dan menatap putra sulungnya yang masih kecil itu, Dino terlihat sangat menggemaskan dengan pipi yang mengembung karena makanan. Dan disamping Jun, tentu ada Hana yang duduk di kursi bayi. Sekarang, Hana sudah bisa duduk dan makan selain makanan untuk bayi.

Ayah yang baik akan selalu siap sedia untuk anaknya, Jun membuat makanan untuk Hana dirumah, agar Hana tetap masih bisa makan selagi ia dan Dino makan juga. Karena gigi Hana juga belum tumbuh semuanya. Dan Jun membagi waktu makannya untuk menyuapi Hana juga.

Beberapa pasang mata melihat kearah meja mereka. Karena Jun yang sangat menyita perhatian dengan menggunakan gendongan bayi-nya. Disisi lain, Jun juga tidak ingin Dino didiamkan, "besar nanti, apa cita-cita Dino?" Tanya Jun, Dino berpikir, wajah bingungnya terlihat lucu.

"Cita cita Dino.. Dino ingin menjadi seperti baba!"ujar Dino, sepertiku? Apa bagusnya aku? Tanya Jun pada dirinya sendiri, "kenapa Dino ingin menjadi seperti baba?" Tanya Jun lagi. "Karena, baba bisa menyayangi Dino dan Hana tanpa bantuan eomma!, sedangkan kata ibu guru di sekolahku, yang seharusnya merawatku dirumah adalah eomma, tetapi baba melakukan semuanya sendirian.." Ujar Dino polos.

Mudah bagi Dino mengatakan hal itu, tetapi melakukannya tentu saja sulit. Dino pikir, membesarkan mereka sendirian akan terasa mudah, padahal sangat sulit dan sangat melelahkan tentunya. Namun, Dino sudah menjadi anak yang dewasa sejak kepulangan Wonwoo. Karena ia mengingat jelas pesan Wonwoo saat akan meninggalkan mereka waktu itu "kau harus menjaga ayahmu ya.. Jaga adikmu juga dan ajarkan ia membaca nanti.." Entah keajaiban apa, pesan itu selalu tertulis di benak Dino.

*ting..*
Jeon Wonwoo
Benarkah? Aku senang sekali kalian akan kemari!!, aku akan meluangkan waktuku untuk Dino dan Hana.. Aku merindukan mereka,

Jeon Wonwoo
Jika sudah tiba di Korea, aku akan menjemputmu di bandara^^

Jun tersenyum membaca pesan dari Wonwoo, "minggu depan kita akan pergi ke Korea ya.." Ujar Jun membuat Wonwoo tersenyum karena senang, "yeeeyy!! Aku bertemu gege!" Ujar Dino. Kenapa minggu depan? Karena minggu depan juga sudah memasuki bulan depan.

▽・x・▽

Wonwoo tersenyum membaca pesan dari Jun yang mengatakan akan mengunjungi Korea di minggu selanjutnya. Ia memberi kabar gembira itu kepada anak-anak karena merasa mereka juga akan senang kedatangan Dino.

"Anak-anak, minggu depan Jun gege akan kemari.." Ujar Wonwoo padahal tidak terlalu kencang, tetapi semuanya bisa mendengar. Semua anak-anak yang sudah memasuki remaja itu membulatkan matanya tidak percaya. "JINJJA?! Omo.. Aku tidak sabar bertemu Jun gege.." Ujar Jeno yang ingin berterimakasih pada Jun.

Renjun juga terlihat sama senangnya seperti Jeno, apalagi ada yang bilang jika Renjun dan Jun berasal dari negara yang sama. Dan Renjun ingin bertemu dengan Jun gege itu. Sekarang, dari penghasilan restoran Wonwoo, ia bisa membelikan anak-anak ponsel. Jadi mereka tidak hanya menggunakan satu ponsel untuk menghubungi siapapun.

Dan ponsel milik Jun.. Sekarang Wonwoo yang menggunakannya. Disana masih terdapat banyak sekali foto yang Jun ambil. Dan Wonwoo tahu satu fakta baru tentang Jun. Yaitu, Jun suka sekali mengambil selca dan hasilnya menakjubkan.

"Hyung, apa aku boleh bermain bola dengan Haechan?" Tanya Jaemin.
"Haechan? Ia mengajakmu?" Tanya Wonwoo, mengingat Haechan adalah anak panti asuhan pertama yang diadopsi oleh sebuah keluarga.
Jaemin mengangguk, "iya, dan Haechan bilang, aku bisa mengajak siapapun yang mau ikut" lanjut Jaemin. "Oh..iya kalian pergilah, tetapi jangan pulang terlalu sore ya" ujar Wonwoo lalu di-iya-kan oleh Jaemin.

Wonwoo melangkah menuju taman belakang. Ia duduk di rumput yang ada disana, dan Wonwoo selalu saja mengingat sesuatu. Yaitu ketika ia datang ke panti asuhannya dalam bentuk Jun. Dan ia ingin bertemu pria Amerika yang mirip Leonardo Di Caprio itu. Bahkan, ia saja lupa nama aslinya siapa.

Bersambung :)

TBC :)

Sori chapter ini paling blank banget T^T

[🔚]While you were sleeping Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang