"Sekarang kau istriku Xu Minghao.. Terima aku sebagai suamimu.." Ujar Wen Junhui. Pernikahan mereka sudah terlaksana, kini tinggal menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jeon Wonwoo menghadiri pesta pernikahan Wen Junhui yang begitu mewah dan ramai. Bahkan beberapa media memuat berita pernikahannya di tv atau di surat kabar. Pernikahan ini pula menghabiskan biaya yang sangat besar, biayanya bisa untuk membeli lebih dari lima unit mobil sedan.
Namun resepsi pernikahan ini tentu saja menjadi alasan mengapa Jeon Wonwoo terdiam seribu bahasa sekarang. Ia sakit namun tidak tahu apa yang menyakitinya. Sedangkan disisi lain.. Wen Junhui bahagia. Ia bahagia karena ia berhasil mengorbankan kebahagiaannya untuk keselamatan Jeon Wonwoo pujaan hatinya.
"Aku juga istrimu Wen Junhui.. Umm..itu.." Sepertinya ada yang ingin dikatakan oleh Minghao. "Apa?" Tanya Jun yang sudah mulai penasaran, "apa aku boleh meminta hak-ku sebagai istrimu?"..
Tanpa bertanya lagi, Jun pasti tahu apa maksud Minghao sebagai haknya. Mau bagaimana lagi? Istrinya sekarang adalah Xu Minghao, berarti ia juga harus memberi hak Minghao sebagai istrinya. "Baiklah.." Jawab Jun.
Ketika malam datang.. Malam itu menjadi.. Ah.. Sangat bergairah bagi Wen Junhui dan Xu Minghao. Upaya mereka dalam menciptakan keturunan tentu saja sangat keras. Ditambah Minghao yang merasakan sakit yang tidak ia duga.
Namun disisi lain.. Jeon Wonwoo menangis dalam diam mengingat apa yang mungkin terjadi malam ini pada pasangan Minghao dan Wen Junhui. Membayangkannya saja sudah membuatnya sakit.
Dan lagi, Jeon Wonwoo menuruti keinginan Jun agar tidak pernah menghubunginya lagi. Dan minggu lalu mereka sempat bertemu. Tetapi pertemuan itu.. Indah walau menyakitkan. Jun mengajaknya bertemu untuk terakhir kali di toko bunga ibu Yoon, untuk memberikan undangan pernikahannya bersama Minghao.
Sekarang Wonwoo hanya bisa menghalau pemikirannya yang tidak tidak, dan berusaha melupakan Junhui sekuat tenaga.
▽・x・▽
Tiga tahun kemudian...
"Baba!! Aku ingin membeli mainan bis! Lihat di televisi!!" Ujar Dino, anak pertama Xu Minghao dan Wen Junhui yang tampan dan cerdas. Sambil menarik tangan Jun, ia menuju ke arah ruang keluarga dan menyalakan televisi.
Jun menyukai kegemasan Dino yang membuatnya senang sekali mencubit pipi anaknya itu. Ditambah wajah Dino yang sangat mirip Jun.
"Hey tayo..hey tayo.. Dia bis kecil ramah.. Melaju.. Melambat.. Tayo selalu senang.." Begitulah lagu iklan itu berbunyi. Dino menunjuk bis berwarna biru yang berada di dalam televisi itu "baba... Ayo beli.." Ujar Dino sambil memeluk kaki Jun. Jun tertawa melihat kelakuan putra sulungnya itu "kau mau beli? Mari beli minggu depan.." Jawab Jun membuat Dino senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[🔚]While you were sleeping
Fanfiction[COMPLETED☀︎] Ketika aku tertidur, apa yang menemaniku selain ingatan tentangmu? Kau bahkan pergi tapi aku masih bertahan dengan mencintai -Jeon Wonwoo. Bagaimana bisa aku tenang ketika berada di sampingmu namun kau tidak dalam ketenangan...