"Berperang lagi ya?" gumam Xavier.
MY DANGEROUS HUSBAND
By: matchapio
.
.
WARNING!
SADIST SCENE/ CRIME SCENE/ ALCOHOL/ 18+
.
.
Jennie dan Louisa sampai di tempat tujuan mereka. Rumah tua besar dengan daun yang merambat ke dinding-dindingnya. Kedua eksekutif mafia itu mengendap-endap untuk menuju pintu. Jennie sekarang tepat berada di depan pintu, namun sebuah tangan menarik kerah bajunya agar dia kembali di sisi pintu. Louisa benar-benar hebat. Dia sudah memprediksi kalau ada bahaya, dan benar saja, seseorang didalam melakukan penembakan masal dipintu. Setelah pintu hancur berkeping-keping, Jennie segera menarik tuas granat cahaya dan melemparkannya ke arah mereka.
Setelah mengelabui musuh, kini giliran Louisa yang diberi julukan, 'bullet queen' yang maju untuk menembaki musuhnya dengan pistol kesayangannya, Colt 1911 . Suara tembakan yang memekakkan telinga merambat ke seluruh penjuru rungan. Para penjaganya tumbang. Segera Louisa menghabisi mereka kembali saat memasuki satu-persatu ruangan. Kedua eksekutif Dig Mafia itu berhenti di depan ruang lab. 'Penawar racun' batin mereka. Jennie melempar sebuah pisau untuk memancing musuh. Jennie sedikit heran saat tidak ada jebakan apapun. "Lady J, menurutmu, apa langsung kita ambil saja?" tanya Louisa. Berhubung Jennie yang tidak suka berfikir keras, dia memilih untuk melanjutkan jalannya. Tidak ada yang aneh, sampai saat penawar racun itu ada di tangan Jennie, sebuah pisau menancap di punggungnya. "Jane-ku memang hebat!" seru seseorang yang menikamnya. "Khak!" Jennie berseru sembari memuntahkan darah.
Dor! Dor!
"Aku mantan partnermu loh, Louisa. Setiap pergerakanmu, serangan kejutanmu sudah kuhapal semua."
James tersenyum, sementara Louisa mengangkat Jennie agar menjauh dari James. "Mengerikan. Ada racunnya juga ya?" tanya Jennie lemas. Pisau itu benar-benar menancap sempurna. "L-Louisa, cepat pergi." suruh Jennie mencoba bangkit. "Tidak bisa, Lady J. Kalau kita pergi bersama maka kita akan pulang bersama." ujar Louisa lalu melesat menyerang James dengan adu pistol. James terkikik remeh. "Heee?? Keras kepala seperti biasa ya?" sindir James dan tetap menghindar dari serangan Louisa. Sementara Jennie hanya tersenyum. "Aku akan mati loh, Louisa." lirih Jennie pelan diantara suara tembakan yang terdengar. "Kau tidak boleh mati, sayang." Jennie tersentak kaget dan menemukan Kevrian bersama Xavier. "Bantu Louisa. Aku ingin mengurus ratuku dulu." perintah Kevrian lembut lalu aksistensinya teralih kepada Jennie.
"Sakit ya?"
Mendengar itu Jennie mengepalkan tangannya. "Aku sedang sekarat, Kevrian sialan!" berontak Jennie lalu meringis karena bergerak. "Hehe~ kau tidak berdaya, Jane. Tunduklah padaku!" seru Kevrian semangat. "Aku mau pingsan saja." Jennie menyerah dan memejamkan matanya berharao bisa tertidur. Crak! "Sakit ya Kevrian bodoh! Sakittttttt!" teriak Jennie saat Kevrian dengan bodohnya menarik pisau dari punggung Jennie. "Kan tidak sakit." jawabnya dengan tatapan bodoh. Jennie menangis keras layaknya anak bayi. Kevrian langsung panik saat dia menangis seperti itu, takut diaduin ke orangtua. "Huweeee sakit sekali! Namjoon! Kevrian sialan ini narik pisau segampangnya aja huweee." adu Jennie membuat Kevrian membeku dan menoleh ke belakangnya kaku.
"Kevrian victor."
Panggil Namjoon dengan nada menusuk. "Ampuni aku ampun." mohon Kevrian sambil mengusapkan tangannya. Aksistensi tiga orang mengerikan itu teralih saat tembakan berhenti. Mereka membelalak saat Louisa sudah berdarah-darah dan Xavier kewalahan. "Khak! Akh! S-sial!" umpat Louisa. James mengangkat kakinya ingin menginjak kepala Louisa, namun kakinya itu dilempar belati oleh Namjoon. Jennie segera memakan obat penawar racun dan membalut lukanya. Selagi Namjoon dan Kevrian sedang bertarung, Jennie perlahan mengangkat Louisa menuju ke mobil. "Louisa, jangan bergerak terlalu banyak ya? Lukaku akan terbuka nanti." ujar Jennie saat sudah sampai di mobil. Jennie kaget melihat tubuh Kevrian terbentur kaca jendela, meninggalkan bekas cap darah disana. "T-tunggu disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Dangerous Husband | Taennie
Fantasy"Banyak orang bilang, kalau kematian adalah hal yang mengerikan. Tapi di mafia, kematian adalah hal yang dilakukan sehari-hari. Kita sesama mafia, dan harus merelakan kalau salah satu dari kita gugur di medan perang." -V ⛔ WARNING ⛔ ;- Adult Area ;...