MY DANGEROUS HUSBAND
By: Matchapio
.
.
Sudah seminggu semenjak insiden Kenan, Kevrian menjaga Jennie. Karena sang kakak, Namjoon, harus mengurus kasus itu di depan kepolisian. Bagaimana pun, tidak akan lucu jika posisi Mafia Jennie dan Kevrian terungkap. Untuk itu, sebagai yang paling waras antara Kevrian dan Jennie sekarang, Namjoon akhirnya turun tangan.
Kevrian juga senang bisa mengurus Jennie. Setidaknya itu adalah sebuah ujian untuk bisa membuat Jennie menjadi rekannya. Tapi, mengurus Jennie tidak semudah mengurus boneka. Jennie itu rewel seperti anak bayi kalau sakit. Contohnya, dia sering ingin membeli makanan ringan yang tidak di perbolehkan dan mengancam Kevrian akan membom perusahaannya atau merengek dan ribut.
"Kevriann~"
"apa Jennie sayang?"
"keputusan untuk membom perusahaanmu mungkin akan kulakukan sekarang."
"iyaa maaf, Jane. Ada apa?"
"aku bosan, ayo jalan-jalan ke rooftop."
"tapi sudah malam."
"Kevriann. Ayolah~"
Kevrian akhirnya mengambil kursi roda dan membantu Jennie duduk di kursi roda. Kevrian mengantarnya ke rooftop. Menikmati angin malam yang sejuk dan tenang. Membiarkan dinginnya masuk dan menjalar ke ubun-ubun. Jennie tersenyum begitu manis.
"hey, Jane."
Jennie menoleh lalu memiringkan kepalanya seakan bertanya 'ada apa?' kepada Kevrian yang memanggilnya tadi. "kapan kau menelfon pengawalmu?" Tanya Kevrian membuat Jennie tersenyum bangga. Kevrian sepertinya salah menanyakan pertanyaan. Jennie mencolek pipi dagu Kevrian sambil tersenyum aneh.
"saat ada telfon."
Kevrian menaikkan satu alisnya heran. Pasalnya Jennie tidak ada meminta tolong di telfon. Hanya bicara yang tidak penting. "bagaimana bisa?" Jennie tersenyum dan terkekeh pelan. "aku sudah pintar sepertimu, Kev. Pertama aku menelfon dengan earphoneku dan cepat-cepat memutuskannya. Lalu pengawalku menelfon ke telfon perusahaan." Kevrian masih tidak mengerti. Jennie tersenyum geli melihat ekspresi rekan mafia di sebelahnya itu. "ah itu, saat menelfon aku me-mute sebagian kata. Jadi yang terdengar hanya, 'aku ada di ruang rapat. Penting' begitu." Jennie menunjukkan cengirannya.
Kevrian tersenyum lalu mendekatkan tubuhnya ke Jennie. "gadis pintar." Katanya lalu mengelus puncak kepala Jennie.
Jennie memblushing. Cepat-cepat dia menunduk untuk menutupi pipi merah tomatnya yang sekarang menjalar ke telinga. Kevrian bukannya tidak tahu, dia hanya memilih untuk pura-pura tidak tahu sambil menyengir pelan yang hanya terdengar olehnya. Tidak, sebenarnya dia juga merona tipis. Terlihat manis, bukan?
Karena sudah malam, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar Jennie di rawat. Sebenarnya Jennie tidak ingin di rawat seperti di rumah sakit, hanya saja dia harus karena kaki nya mengalami sobek terlalu lebar, jadi pihak rumah sakit lebih memilih untuk mengobati luka Jennie saja.
Jennie menghela nafas berat lalu tak sengaja menoleh ke arah wajah tenang Kevrian yang tertidur di sofa. Jennie melihat selimutnya yang sudah ada di bawah. Merasa tak tega dengan pria yang sering dibuatnya kerepotan dalam posisi meringkuk kedinginan, Jennie memilih beranjak dan menyelimuti Kevrian. Dia tidak langsung kembali, dia melihat wajah Kevrian. Memuji ketampanan rivalnya. Ah tidak, maksudnya rekan mafianya.
Takdir sangat lucu yah. Mereka yang dulu berdarah dingin, malah bersatu menjadi seorang rekan mafia. Entah jadi apa dunia ini ketika mereka menjadi gila kuasa. Tapi, Jennie dan Kevrian tidak seperti Kenan. Jelas, dari perilaku Kenan, dia ingin sekali diakui di Norwich. Semua orang juga pasti tau kalau yang dilakukan Kenan adalah hal yang salah, lebih bagus dia mengguru kepada salah satu dari Mafia ranking 5 besar bukan?
"jangan menatap wajahku terus-menerus, atau kau akan terpesona."
Jennie tersungkur kebelakang mendengar ucapan Kevrian yang membuatnya tersadar dari lamunannya. Rona merah tipis menghiasi wajahnya. Jennie mengerucutkan bibirnya kesal melihat Kevrian yang sebenarnya tidak tidur. Dengan sengaja, Jennie memukul kepalanya. "kukira kau mayat hidup." Katanya membuat Kevrian tersenyum kesal.
"kau belum tidur juga, Jane?"
Jennie menggeleng dan menyamankan posisi duduknya. Kevrian mencubit pipi chubby-nya gemas lalu menunjuk kea rah jam di handphone-nya. "lihat, ini sudah tengah malam, Jane. Peluru bisa bersarang di kepalaku kalau Namjoon tau kau tidak tidur." Kata Kevrian membuat kekehan kecil terdengar dari bibir mungil Jennie. "biarkan saja." Jawab Jennie seolah acuh tak acuh.
"Aku ingin menanyakan sesuatu, Jane."
Jennie kembali menoleh. "apa itu?" Tanyanya lembut dan memabukkan. Kevrian langsung menyingkirkan pikiran ingin memakan gadis imut ini. "ehm itu, sesuatu saat pengawalmu tunduk kepadamu, kau bilang 'ini bukan aku 2 tahun yang lalu' apa maksudnya itu?" Tanya Kevrian. Hati Jennie seperti tersambar kilat dan senyum manisnya langsung meluntur mendengar pertanyaan dari Kevrian. Jennie berdiri, dan berjalan menuju ke tempat tidurnya. "tidurlah, Kev. Besok kita harus pulang." Suruh Jennie dengan suara dinginnya.
Kevrian merutuki perbuatannya dengan menanyakan pertanyaan itu. Tapi itu memang wajar kan? Kevrian hanya ingin mengetahui lebih dalam tentang partner nya ini. Di pikir-pikir tidak ada yang salah dari tujuan itu. Jennie juga sudah setuju untuk mengenal satu sama lain, untuk kepetingan kerja. Hanya saja Kevrian juga tidak tahu kalau itu pribadi nya Jennie. Dia akhirnya hanya mematikan lampu dan berusaha untuk tidur.
...
Pagi harinya, Kevrian membantu sang Gadis pedang berdarah itu untuk bersiap-siap pulang. Namjoon ada di depan rumah sakit, menunggu di mobil. Tidak ada percakapan, hening. Kevrian tidak cukup berani untuk menegur Jennie karena masalah tadi malam. Kevrian hanya diam dan memanggil asistennya untuk mengangkat koper Jennie.
Melihat Jennie yang berjalan tertatih-tatih mengingat lukanya belum sembuh sepenuhnya, Kevrian berjongkok tepat di depan Jennie. Jennie terkejut dengan perbuatan Kevrian. "ada apa?" Tanya Jennie. Kevrian menghela nafas. "naiklah, kakimu masih sakit kan?" Jennie berhasil dibuat terkesan dengan perlakuan Kevrian. Tidak ingin banyak tanya, Jennie langsung naik ke gendongan Kevrian.
Namjoon yang melihat keanehan dari Jennie dan Kevrian, hanya bisa diam. Pasalnya, kedua rekan mafia ini sudah akrab untuk satu minggu, tapi aura yang mereka berikan sekarang tidak bersahabat. Mobil sedan hitam mewah itu masuk ke halaman rumah mewah megah bak istana itu. Kevrian langsung membantu Jennie menuju kamarnya.
"hey," panggil Namjoon saat Kevrian beranjak pergi.
"ya?" tanya Kevrian. Kevrian melihatnya mengkode untuk mengikuti pria berbadan kekar itu. Namjoon membawa Kevrian ke belakang rumahnya. Namjoon membawa Kevrian untuk duduk di kusi meja bulat yang membelakangi kolam. Kevrian tidak henti-hentinya mengagumi itu semua.
"ada masalah dengan Jennie, Kev?"
Kevrian langsung menoleh. Dia tersenyum kecut dan mengangguk. Namjoon menghela nafas. "sudah kuduga. Ada apa?" Kevrian menatap Namjoon. Tidak ada salahnya jika dia bertanya dengan kakak sang gadis pedang berdarah.
"Jennie 2 tahun yang lalu itu, seperti apa?"
Tbc..
Jadi gaed episode ini aku tambahin pahit manisnya wkwk. Kapal taennie belum berlayar loh ya. Lagi nyiapin awak kapal wkwk. Untuk episode selanjutnya bakal di jelasin Jennie 2 tahun yang lalu. So stay turn...
Vommentnya jangan lupa ya!. Sama follow jugaaku, jaga-jaga kalau ada chapter yang aku private dari kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Dangerous Husband | Taennie
Fantasy"Banyak orang bilang, kalau kematian adalah hal yang mengerikan. Tapi di mafia, kematian adalah hal yang dilakukan sehari-hari. Kita sesama mafia, dan harus merelakan kalau salah satu dari kita gugur di medan perang." -V ⛔ WARNING ⛔ ;- Adult Area ;...