12: Test

3.5K 375 74
                                    

Keenam eksekutif berdiri dengan tatapan khawatir di depan ruangan perawatan. Setelah perang, mereka membawa dokter bawahan James dan menyuruhnya membuat obat penawar racun. Racun di dalam tubuh Francis sudah hilang, tapi belum sadarkan diri. "Permisi, tuan dan nyonya eksekutif." panggil salah satu anggota Dig Mafia, anggota magang. Keenam eksekutif menoleh tanpa berkutik. "Ambulans sudah kupanggil, silahkan obati diri kalian di rumah sakit Dig Mafia." ujarnya berusaha sekeras mungkin agar nada bicara tak menuju nada 'perintah'. "Kev, Xavier, Lady J, Louisa pergi sana. Aku risih dengan darah kalian yang menetes." suruh Dasha kejam. "Apalagi itu bau, dan kalian kelihatan bodoh sekarang." tambah Krystal menusuk.

Alhasil keempat petarung tadi masuk ke ambulans. Sampai dirumah sakit, Kevrian meminta agar dia mengetahui keadaan Jennie terlebih dahulu baru ia dirawat. Tapi jawaban dari dokter membuat moodnya naik turun. "Nona Jennie baik-baik saja, memang lukanya cukup lebar, apalagi di punggung, untung janinnya baik-baik saja." kata dokter. Kevrian dan Jennie menghela nafas lega namun beberapa saat kemudian nafas mereka kembali tercekat.

1

'Apa katanya tadi?'

2

'Janin?'

3

'Ja...nin?'

"JANIN?!" seru Jennie terkejut lalu meringis lagi karena lukanya. "Loh? Nona tidak tau kalau nona sedang hamil?" tanya Dokter itu bingung. Maaf ya dokter, pasangan ini memang bodoh. "Maaf dokter, istri saya pelupa, biarkan saya berbicara dengannya dulu." kata Kevrian santai walaupun dia masih terkejut. "Haha iya, saya permisi." sang dokter pergi. Kevrian membalikkan tubuhnya menatap Jennie tajam, sementara yang ditatap sudah duluan memberikan death glare terlebih dahulu.

"Kenapa tidak bilang padaku?"

"apanya?! Aku saja tidak tau!"

"kau pasti tau!"

"aku tidak tau Kevrian sialan! Tidak ada tanda-tandanya!"

Mereka terdiam setelah berdebat cukup panjang. Jennie menundukkan kepalanya sembari meremas selimut rumah sakit. "Kau...tidak mau bertanggung jawab ya?" tanyanya lirih. Kevrian membelalak. Mana mungkin dia tidak mau bertanggung jawab setelah menaruh benihnya di rahim Jennie? Hanya pria bodoh dengan tingkat sex tinggi yang tega melakukan itu. Kevriam menggenggam tangan Jennie yang meremas selimut, membuat wanita itu mendongak. Saat tatapan wanita bersurai hitam kecoklatan itu menatap Kevrian, segera eksekutif mafia tampan itu mencuri bibir ranumnya. Tidak ada nafsu, hanya tersirat kasih sayang disana.

"Cepat sembuh. Kita akan mencari cincin. Aku ke ruang perawatanku dulu ya, my future wife."

.......

Setelah dirawat selama seminggu, akhirnya kelompok petarung sudah sembuh. Francis juga sudah pulih dan sadarkan diri. Sekarang 6 eksekutif ranking 5 besar sedang mengadakan rapat, sekalian memutuskan nasib James selanjutnya. "Kalau aku, lepaskan saja James." usul Louisa membuat 5 eksekutif lainnya menghela nafas maklum, kalau tentang interogasi atau siksa-menyiksa Louisa paling payah karena dia orang yang lembut. Makanya, dia akan membuat dirinya menjadi marah dulu saat di medan tempur. "Interogasi saja dulu." usul Jennie. Kevrian menoleh, "untuk apa?" tanyanya. Jennie tersenyum penuh makna. "Mau mengukir nama-nama eksekutif mafia di perutnya." ujar Jennie enteng membuat Kevrian mau tak mau mengetuk kepala tunangannya itu sampai kepala Jennie hampir mau terjedut meja.

"Itu urusan Kevrian saja ya, mau diinterogasi juga tak apa." balas Francis, membuat mereka mengangguk. "Oh iya, setelah kau menikah nanti Kev, aku akan memberi jabatan bos padamu." ujar Francis membuat semua orang di ruangan terdiam. Hening, lalu mereka kompak berteriak. "Haaaaaa?!" Francis tersenyum. "Pertama, umurku sudah 60 tahun, aku mau masa tuaku indah. Kedua, kalau Kevrian mati kan aku bisa menikahi Jennie." katanya dengan tampang bodoh membuat Kevrian geram. Sementara Jennie hanya tertawa canggung.

[✔] My Dangerous Husband | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang