" Kasihan banget ya si Woojin" kata Jaemin menatap sosok Woojin yang dimasukan kedalam mobil ambulance.
"Iya,tapi lebih kasihan lagi si Taehyun sih dia pasti dituduh sebagai orang yang nyelakain Woojin" kata Jisung turut prihatin.
Sekarang kerumunan siswa didepan gerbang bubar kembali kekelas menyisakan Jaemin dan Jisung berdua disana.
"Emang Taehyun sekarang kemana?"
"Nggak tau tadi gue liat lari kebelakang sekolah tapi gue takut dia kenapa-napa" Kata Jisung mulai kahwatir,Jaemin merasakan hal yang sama juga.
"Ayo kita susulin dia" ajak Jaemin dan keduanya berjalan menuju belakang sekolah.
Taehyun duduk dikursi panjang bercat putih pandangannya menatap tanah membiarkan darah ditangannya mengering akibat sinar matahari.
"Kalau gue dipenjara gimana?" monolognya tak terasa air matanya menetes kepipi.
Langkah kaki tedengar menapak diatas rumput,Taehyun segera menoleh dan mendapati Jaemin dan juga Jisung berjalan kearahnya dengan tergesa-gesa.
"Taehyun lo ngapain disini?" tanya Jaemin cemas.
"Gue lagi nenangin diri" lirihnya.
"Lo harus bersih-bersih seragam lo kotor dan bau amis" kata Jisung sedikit mual mengingat bau darah itu sangat menyengat.
"Tapi gue takut"
"Takut kenapa? Dipenjara? Ayolah Taehyun lo nggak salah selagi lo nggak ngelakuin hal itu" Jaemin berusaha meyakinkan pemuda dihadapannya ini.
"Ayo gue bantu bersih-bersih" Jisung menarik tangan Taehyun bangkit dari kursi dan membawanya menuju kamar mandi sekolah.
"Oh ya Hyun, emang siapa yang nusuk si Woojin?" disela aktifitas membersihkan diri Jaemin bertanya penasaran.
"Gue nggak tau,karena gue lagi didalam bilik toilet gue takut keluar tapi gue kenal banget suaranya"
"Kok gue jadi teringat sesuatu yah" kata Jaemin membuat Taehyun dan Jisung menatap penuh tanya.
" Apa?"
"Tadi gue ketemu sama Guanlin dia bilang sama gue buat nggak ketoilet dulu. Apa itu alasannya? Tapi dia tau dari mana?"
"Serius? Emang Guanlin siapa?" tanya Taehyun.
"Anak kelas 3"
" Kok bisa gitu yah? Mencurigakan"
Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya lampu dengan matanya.
"Astaga gue kira lo mati" kata Soobin sedikit lega. Samuel dan Minho masih setia menunggu disana.
"Gue dimana yah? Gue kenapa?" tanya Renjun kayak di pilem-pilem.
"Hello mas Renjun ini bukan drama,jangan sok-sok nggak inget" celetuk Samuel yang melirik sinis pada Renjun.
"Iih udah-udah baru sadar juga berantem mulu" sergah Soobin yang mulai pusing dengar bacotan si bule sama Renjun.
"Njun kenapa pake acara pingsan segala tadi? " tanya Soobin sedikit kesal padahal dia mau lihat Woojin tadi.
"Gue trauma sama darah"
"Terus kalau lo terluka lo pingsan liat darah lo sendiri?"
"Ya gue belum pernah liat luka soalnya dirumah gue kalau gue jatuh orang tua nutup muka gue pake panci biar nggak liat darah" jelas Renjun yang malah mengundang tawa ketiga pemuda diruangan itu.
"Aneh banget lo" cibir Minho
"Tapi Njun lo nggak bisa gini terus kita nggak bakal bisa prediksi bahaya apa yang akan menimpa kita" pesan Soobin.
Untuk seluruh siswa SMA Helluva segera berkumpul keaula sekolah sekarang juga
Sekali lagi,untuk seluruh siswa SMA Helluva segera berkumpul keaula sekolah sekarang juga. Terimakasih"Kenapa tuh?"
"Udah ayok buruan keaula"
Keempat anak laki-laki itu keluar dari ruang kesehatan walau sekarang Renjun merasa masih mual tapi bagaimanapun perkataan Soobin ada benarnya juga.
Seluruh siswa berbaris sesuai kelas masing-masing tak sedikit dari mereka bertanya-tanya kenapa dikumpulkan mendadak seperti ini.
Pak Yoongi naik kepodium dengan wajah sedikit pucat semua menebak akan ada hal buruk yang akan disampaikan.
"Selamat siang saya ucapakan bagi seluruh siswa. Hari ini saya ingin menyampaikan kabar duka bahwa telah berpulangnya saudara Park Woojin"
Seluruh ruangan diselimuti suasana duka,Taehyun berdiri dalam diam.dibarisannya menahan isak tangis.
'Taehyun ini salah lo'
"Hari ini kegiatan mengajar ditiadakan dan seluruh siswa diminta untuk menghadiri acara pemakaman" Pak Yoongi mengakhiri kalimatnya dan segera turun dari podium.
Sedangakan para guru mengarahkan seluruh siswa untuk bersiap berangkat menuju pemakaman.
"Jen lo taukan harus ngelakuin apa?" Yeonjun menunjukan seringaiyannya pada Jeno.
"Beomgyu kemana?"
"Dia udah pergi duluan sama yang lain,mending lo buru-buru pergi"
Jeno mengangguk dan menyusul yang lain sedangkan Yeonjun berjalan kearah berlawanan.
"Kok sepi?"
Haechan dan Jihoon baru sampai diaula sekolah habis balik dari asrama.
"Lo kelamaan mandinya pakek drama takut liat cicak dikamar mandilah" protes Jihoon.
"Ya maaf,tapi sumpah gue itu takut cicak"
"Serah"
Jihoon melangkah pergi meninggalkan Haechan.
"Dasar tu orang main pergi-pergi aja"
Haechan berlari kecil menyusul Jihoon. Mereka sudah berkeliling sekolah hampir 10 menit.
"Sumpah orang-orang pada kemana yah?" sunggut Haechan.
Jihoon mencebik kesal,"Mereka kepemakamannya Woojin"
Haechan cengo lalu menepuk jidatnya
"Kok lo nggak ngomong dari tadi sih""Kirain lo tau"
"Terus ngapain lo ajak gue keliling sekolah? Nggak nyusul ke pemakaman?"
"Nggak gue capek lo aja gue masih ada urusan mendadak " Jihoon berlalu pergi.
"Woi Jihoon! Park Jihoon! Aiss gue ditinggal lagi"
"Kamu!" suara lantang itu menggema disepanjang penjuru koridor. Haechan melihat pak Minhyun yang berdiri diseberangnya dengan kaget.
"Ke—kenapa pak?" tanyanya takut.
"Itu teman-teman yang lain nunggu di bus ayo cepat"
Haechan gelagapan dan memilih menuruti perintah Pak Minhyun.
" Gue rasa bakal ada dua kubu yang semakin memperlancar misi gue jadi gue nggak perlu capek-capek musnahin mereka satu persatu"—
🕛
Heran nulis apaan yah aku?
Yuk main tebak-tebakan
Menurut kalian cy itu siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cam Dormitory | Nct.Txt ✔
Gizem / Gerilimjika kamu menemukan sebuah surat undangan maka kamu adalah orang yang terpilih untuk menentukan takdir semua orang,hidup atau mati. tidak ada yang tau bagaimana nasib anak-anak yang gagal menyelesaikan misi dan permainan aneh disekolah itu.Ada or...