Chapter 14

3.8K 306 17
                                    


Jemari lentik Galang dengan luwesnya memasang anting mungil silver di telinga kanannya sambil berkaca di cermin dashboard mobilnya. Sementara Dira juga tengah melakukan aktivitas yang sama namun dalam rangka styling rambutnya dan Pandu yang hanya memainkan ponselnya di kursi belakang.

"Lo yakin gak bakal ditarik duit kan bayarnya? Gak bawa cash nih gue." Ucap Galang sambil menutup cermin dashboard-nya.

"Ya gak bakal lah. Gak inget apa kita bawa adeknya yang bikin acara?" Dira menjawab sambil mengarahkan dagunya ke Pandu.

Galang menoleh ke belakang, menatap Pandu dengan raut wajah meminta kepastian. Sedangkan Pandu menjawab dengan sign oke yang dibentuk jarinya namun sudah cukup membuat Galang tenang.

Mereka berdua kini menatap Dira yang masih sibuk dengan rambutnya. Pandu masih dengan ponselnya dan Galang yang menatap sahabat di sampingnya dari ujunga kepala hingga kaki.

"Niat bener lo kali ini. Lagi ada target?" Tanya Galang.

"Mau acara apapun, kalo holder-nya Bang Jey mah dijamin kualitas ceweknya mantap. Liat aja, gue bungkus cewek ah malem ini. Lo balik duluan aja ntar gak usah tungguin gue." Ujar Dira masih menatap rambutnya yang tidak terlihat berubah sejak tadi.

"Ati-ati, Dir. Anak orang gitu juga. Lagian, sok fuckboi  lo padahal dideketin Kak Kyra aja langsung kicep." Pandu menimpali dari belakang.

Dira hanya menatap Pandu tajam dari cerminnya yang bahkan sahabatnya itu tak menyadari. Ia lalu kembali menatap cermin, masih asik dengan rambutnya.

"Ck! Lemot amat dah dandan lo, itu rambut udah kaya lagi maskeran pake lidah buaya tau gak?Kaku kinclong!" Galang seketika meledak ketika Dira tak kunjung selesai dengan rambutnya.

Dira melirik Galang malas.

"Yaudah si tinggal aja. Lagian siapa yang minta ditungguin?" Timpalnya.

Kepalanya terjerembab ke depan secara tiba-tiba karena Pandu menoyornya dari belakang.

"Kalo gitu ngomong dari tadi kek, Zubaedah!" Omel Pandu.

Akhirnya Pandu dan Galang keluar dari mobil, tak tahan dengan kerebekan Dira dan rambutnya. Mereka mendekati antrean masuk ke venue party  yang diadakan Jey. Sudah menjadi tradisi seusai UTS dan UAS bagi Jey dan gengnya untuk mengadakan party pelepas penat. Dan tak terbantahkan semua kalangan dari seluruh fakultas bahkan dari universitas lain ikut datang.

Makin mendekati ticketing booth, mereka dapat melihat Aurel yang terlihat mengenal semua yang datang. Tak luput seorang pun yang tak ia ajak high five, bro hug, atau sapa. Aurel layaknya anak gaul kampus yang mengenal seisi universitas.

"Eh adek-adek manis gue dateng juga. Sini cium abang dulu!" Ujar Aurel ketika Pandu dan Galang telah sampai di barisan depan.

Kedua junior itu bergidik ngeri ketika dengan lantang Aurel membuka kedua tangannya, mengajak mereka berpelukan sambil memajukan bibirnya.

"ABANG AURELKUH!" Suara Dira menggema dari kejauhan.

Tanpa rasa malu dan canggung, cowok itu berjalan dengan mantap sambil melapangkan tangannya dengan senyum selebar samudra, tak peduli ia menerobos antrean yang cukup panjang di belakang.

Aurel yang melihatnya pun beralih melebarkan tangan ke arah Dira. Mereka pun berpelukan dengan frontalnya di depan khalayak. Aurel tak ragu menciumi ujung kepala Dira.

"Ututu cayang abang! Udah pake gel ya sekarang? Pake berapa botol sih sampe jadi lipgloss di gue gini." Ujarnya sambil mengusap bibirnya yang penuh dengan gel rambut Dira.

Engine Batska ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang