TIN!
Jemarinya menekan tombol kunci pada remot mobil. Kala kembali memastikan pintu mobil Galang telah terkunci sekali lagi sebelum mengikuti adiknya yang sudah melenggang malas masuk ke supermarket.
Pagi ini, mereka bangun dengan perut lapar. Kala berinisiatif untuk memasak tapi dihadang dengan kondisi kosong kulkasnya. Jadilah mereka berdua mau tak mau pergi ke supermarket dengan wajah masih bau bantal dan celana pendek karena jam masih menunjukkan pukul 10 pagi.
Galang menaikkan hoodienya hingga menutup rambut acak-acakkannya sambil mendorong troli malas. Tak jarang pemuda itu menguap karena kantuknya masih tersisa setengah. Kakinya hanya mengikuti Kala yang berjalan di depan sambil menariknya dan troli menuju rak-rak tertentu.
"Lo susu coklat apa vanilla?" Manik coklat Kala menatap Galang sambil mengangkat dua jenis kotak susu.
"Gak ada yang stroberi?"
"Kalo stroberi belinya yang satuan, gak bisa literan."
Netra Galang menelusuri chiller supermarket yang menampilkan berbagai merk susu.
"Yaudah deh vanilla aja, nanti serealnya beli yang stroberi." Ujarnya sehingga Kala meletakkan sekotak susu vanilla ke troli.
Mereka berjalan ke arah rak sereal. Ketika ia menangkap sereal favoritnya sedang promo, pikirannya pun berubah.
"Kal, susu coklat aja deh. Stars-nya lagi promo nih, enaknya pake yang coklat." Ujarnya sambil mengangkat kotak sereal promo dengan semangat. Kala berdecak.
"Yaudah, ganti sendiri gih gue tunggu sini." Ujarnya sambil sibuk menelusuri rak teh dan kopi di seberang.
Ujung matanya menangkap Galang lekas berjalan cepat dan terburu-buru bak anak kecil yang takut kehabisan stok permen.
"Gak usah lari, Lang!" Ujar pemuda itu agak keras saat melihat Galang mulai berlari.
Fokusnya kembali menimang teh jenis apa yang akan ia pilih. Akhirnya, jasmine tea yang menjadi pilihannya kali ini. Ketika ia mencari keberadaan Galang, matanya tak sengaja menangkap sosok yang dirasa tak asing.
Dalam diam, Kala mengikuti orang itu yang tengah berjalan dengan seorang lainnya lagi. Keningnya seketika berkerut ketika sosok yang diikutinya benarlah seorang yang ia kenal. Mereka berhenti di depan rak minuman soda dan Kala masih setia di tempatnya yang tak terlihat.
Matanya memicing ketika juga merasa tak asing dengan seorang lainnya. Wanita itu terlihat tak asing di matanya. Namun, ketika ia sudah akan menyerah dan kembali ke trolinya, kakinya terhenti ketika akhirnya dapat melihat jelas wajah wanita itu.
Tubuhnya seketika membeku di tempat. Gelombang aneh dirasakannya di perut. Bukan kupu-kupu berterbangan, tetapi lebih ke linu di daerah atas perutnya. Manik kelamnya masih terus mengikuti kedua orang yang masih di tempat sama, bercengkrama ramah nan akrab, bahkan saling menyentuh satu sama lain tanpa canggung.
"Woy!" Kala tersentak ketika Galang memukul punggungnya sambil mengagetkannya.
"Itu troli main ditinggal aja, kalo ilang gimana?" Pemuda itu tak mempedulikan Kala yang sudah mengelus dadanya, hampir terkena serangan jantung dini.
"Bisa gak sih nyapanya biasa aja gak pake ngagetin?" Gemasnya sambil menatap Galang kesal.
Galang memicingkan matanya, "Bisa gak sih reaksinya biasa aja gak pake sok kaget?" Balasnya.
"Lagian lo liatin apaan dah? Serius amat. Nguntit orang ya lo?! Siapa coba sini gue join."
Kala seketika menahan Galang yang sudah mencoba mengintip rak sebelah, tempat dua orang yang ia awasi dari tadi. Tangannya langsung menarik bagian belakang hoodie Galang, menyeret anak itu kembali ke troli sehingga menyebabkan Galang berjalan mundur dan terseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Engine Batska ✔
FanficPrinsip Kalandra simpel aja: Mata dibayar mata Tangan dibayar tangan Kaki dibayar kaki Hati juga dibayar hati Tak ada yang menyangka prinsipnya itu membawa Kala menemukan miliknya yang bahkan tak disadari pernah ia miliki. WARNING: CONTAIN MANY HARS...