Maap, di part terakhir ini kubuatkan Felix sedikit nakal( ͡° ͜ʖ ͡°)
•°°•°•°°•
Hari itu, Nila datang.
Nila datang saat aku sedang bersama seorang perempuan...
Aku yang sedang memotret sekitar, terpana kearahnya,
Ia masih begitu cantik
Matanya berkaca, namun ia tetap menunjukkan senyumannya.
Aku sangat ingin memeluknya saat itu,
Aku berjalan menghampirinya...
Saat sudah semakin dekat, aku melihat seseorang jauh dibelakang Nila.
Sosok itu berdiri menatap Nila dari kejauhan,
Laki-laki itu, memakai sebuah tanda pengenal yang sama dengan Nila.
Dia siapa?
Pacarnya?
Orang tersebut melihatku yang berjalan mendekati Nila,
Apakah harus kupeluk Nila sekarang juga? Saat ada laki-laki yang memperhatikannya dari belakang?
Aku tidak tau siapa laki-laki itu, tapi tidak pantas jika aku memeluk Nila begitu saja...
Hatiku sedikit aneh, namun aku tetap berjalan kearahnya, lalu melewatinya...
Aku hanya harus bergerak menghampiri perempuan yang sedang menungguku, jauh dibelakang Nila...
Tapi kenapa Rachel malah meminta bantuan Nila untuk memotret kami?
Aku tidak memahaminya...
Ku ambil eskrim ditangannya, agar ia dapat memotret kami dengan benar...
Laki-laki yang memperhatikan Nila, masih menyaksikan Nila dari kejauhan. Entah, dia hanya berpindah posisi, berusaha agar tak terlihat oleh Nila...
Tapi saat memegang kamera, Nila malah menangis. Nila ini kenapa?
Haruskah aku mengatakan bahwa aku tidak melupakan wajahnya?
Tidak, lihat dulu siapa laki-laki yang memperhatikannya sedari tadi...
Nila beralasan bahwa ia tidak bisa menggunakan SLR.
Berbohong, lagi.
Aku membuka ponselku, dan terpampang jelas foto Nila sebagai wallpaper ku.
Aku langsung membuka kamera, lalu memberikannya kepada Nila...
Ketika Rachel mengecek hasil fotonya, sepertinya Rachel menyukainya dan memintanya untuk memotret lagi...
Tapi, laki-laki itu justru menghampiri Nila dari belakang, dan memegang tangannya.
Huh, jadi...
Nila punya pacar?
"Hangyul..." ucapnya saat itu,
Jadi namanya adalah Hangyul.
Perasaanku tidak terbaca dan tidak bisa kujelaskan.
Aku seperti marah, laki-laki bernama Hangyul itu menyentuh tangan Nila begitu.,
Tapi aku siapa?
Sepertinya aku yang lebih dulu mengakhirinya.
Terus kenapa Nila begitu sedih jika ia memiliki kekasih?
Saat Hangyul menanyakan siapa kami dan mengapa Nila menangis, aku mencoba menjawab
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanboy >> Straykids
Fanfiction"kata mamah ayen, lebih baik berdo'a daripada berdo'i" -jeongin Anak nyasar 9 ver. [bahasa kasar, non-baku]