Pukul 23:15
Sebuah ruangan dengan desain classic itu kini berhunikan empat pria tampan seumuran. Keempatnya hanya saling diam dan sibuk dengan benda pipih di genggaman masing-masing. Hingga akhirnya salah satu dari pria itu berdiri dari duduknya dengan tak sabaran kemudian melemparkan ponsel miliknya ke arah sofa begitu saja saat mendapati ratusan pesan dan puluhan panggilan yang ia kirimkan kepada sang gadis tak jua mendapatkan jawaban.
"Berani sekali mengabaikan ku!" Gumamnya lirih.
"Kau ini kenapa sih Jung?" Tanya Mingyu pada sahabat baiknya itu.
"Haerin! Dia mengabaikanku!" Jawab Jungkook.
"Sudahlah, biarkan saja! Haerin juga butuh waktu untuk dirinya dan dunianya sendiri! Kau itu terlalu Over protektif!" Sahut Yugyeom.
"Apa kau bilang? Over protektif? Dia kekasihku! Kau lupa?" Jawab Jungkook dengan nada sedikit meninggi.
"Hei hei! Sudah hentikan!" Eun Woo mencoba untuk melerai pria yang mulai tersulut emosi itu.
Ya! Setidaknya begitulah Jungkook. Selalu mengedepankan emosinya jika sudah menyangkut perihal sang gadis. Tak peduli kawannya yang kini menjadi lawan.
"Brengsek!" Gumamnya. Berlalu pergi dengan langkah besar menuju balkon tempat mereka berada.
.
.
.
.
.
Udara malam itu sangat dingin. Angin berhembus lembut menyapu bahu putih dan mulus milik gadis berusia tujuh belas tahun yang kini tengah duduk di pangkuan seorang pria sepuluh tahun lebih tua darinya. Pakaian, rambut bahkan make up nya sudah tak berbentuk. Gadis itu membiarkan sang pria mendominasi seluruh tubuhnya dengan tangan mungil yang dengan lincah bergerilya menelusuri setiap jengkal kulit mulus sang gadis.
"Cantik sekali sih Ri, aku menyesal baru mengenalmu sekarang" Ucap Jimin lembut seraya tersenyum manis membuat sang gadis semakin jatuh pada pesonanya.
Seperti inilah yang Haerin mau. Sosok pria yang begitu manis dan memperlakukan dirinya seperti Ratu. Bukan seorang pria monoton, posesif dan over protektif seperti Jeon Jungkook. Haerin terbuai, pesona Jimin sangat kuat menarik akal sehat Haerin untuk menolak setiap sentuhan yang semakin lama semakin intim. Haerin menikmatinya, ia menyukai semua hal yang Jimin lakukan pada Tubuhnya.
"Ahjussi, apa kau memiliki istri?" Menghentikan laju tangan mungil Jimin yang hampir sampai pada titik sensitif sang gadis.
"Free sayang!" Ucapnya lembut sangat lembut seraya menarik sang gadis pada kecupan manis yang membuat Haerin semakin menggila malam ini.
"Bagaimana dengan kekasih?" Tanya Haerin lagi saat ciuman itu terlepas.
"Kau kekasihku Ri! Mulai sekarang kau kekasihku!" Ucapnya penuh penekanan namun masih terdengar sangat lembut menyeruak ke indra pendengaran Goo Haerin.
"Apa ahjussi tidak keberatan jika aku memiliki kekasih yang lain?" Mengusap wajah sang pria, bergerak turun ke dada bidang Jimin, membuat gerakan sensual disana hingga menciptakan senyum smirk di wajah tampan Park Jimin.
"Tak masalah untukku sayang. Kau bisa berbagi dengan adil bukan?" Menggendong tubuh mungil Haerin ke ranjang besar miliknya. Menidurkan sang gadis lalu menindihnya perlahan.
"Apa kekasihmu handal diatas ranjang?" Menarik satu persatu kain yang menutup tubuh indah sang submisif.
"Ya, tapi dia egois. Aku tak suka!" Mempoutkan bibirnya manja. Manis sekali! "Dia hanya mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan aku" Gerutunya, seperti tengah mengadu pada sang ayah karena tak diberi permen oleh kawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Dominant [M] ✓
Fanfiction[COMPLETED] Mature content! Sebagian diprivat, follow untuk membaca! Kau tau artinya memiliki? Itu artinya aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi. Kau hanya akan menekuk lututmu dihadapanku, membuka matamu untuk melihatku, dan berser...