Mr.Dominant - 9

3.6K 261 18
                                    


Bau alkohol dan asap rokok menguar menyelimuti seluruh ruangan bernuansa gelap itu. Dentuman musik pelan melantunkan beberapa lagu dengan lirik yang sedikit menggambarkan perasaan salah satu pria yang tengah duduk disana. Jeon Jungkook, pria dengan rambut hitam sedikit panjang tengah menyandarkan tubuhnya seraya menutup matanya lekat dengan satu batang rokok yang menyala di tangan kanan serta segelas alkohol berbau keras di tangan kirinya. Penampilan yang berantakan namun justru menunjukkan kesan seksi dan hot untuk pria sekelas Jeon Jungkook.

"Kau ini kenapa?" Eun Woo duduk disamping Jungkook seraya menatapnya lekat.

"Menurutmu?" Jawabnya santai.

"Bertengkar lagi dengan Haerin?" Sahut Mingyu kemudian.

"Kami putus!" Ujarnya lantas kekehan terdengar disana. Pria Jeon itu tertawa keras, menertawakan dirinya sendiri yang begitu bodoh karena menjatuhkan hati sangat dalam pada gadis seperti Haerin. Harusnya ia sadar sejak awal jika kekasihnya itu tak sepenuhnya menaruh hati padanya. Ini bukan yang pertama kali, kesekian kalinya Jungkook sakit hati perihal kelakuan gadis cantiknya. Begitulah Haerin, bermain dengan banyak pria, meninggalkan Jungkook kemudian kembali ketika bosan dengan pria lainnya.

"Ah.. jadi dia meninggalkanmu?" Yugyeom menyeringai mendengar perkataan putus asa sahabatnya.

"Kau bosan hidup ya?" Jungkook menatap tajam kearah pria itu dengan tangan kanannya mematikan rokok yang sedang ia pegang.

"Aku harus hidup Jeon, karena aku yakin setelah ini Haerin pasti menghubungiku!" Jawabnya santai dengan kekehan terdengar disana.

"Brengsek!" Ucapnya lantas mendaratkan bogem mentah pada wajah tampan Kim Yugyeom. Jika saja Mingyu tak segera menarik tubuh besar Jungkook, mungkin Yugyeom sudah dilarikan ke rumah sakit lagi malam ini.

"Berhenti bodoh! Kau bisa membunuhnya!" Pekik Eunwoo seraya membantu Mingyu untuk menarik tubuh Jungkook menjauh dari Yugyeom.

"Aku akan membunuh siapapun yang berani menyentuh gadisku!!!" Teriak Jungkook dengan keras.

"Ya!! Dengarkan aku. Haerin sudah membuangmu bodoh! Berhenti bersikap konyol!?" Mingyu menangkup wajah Jungkook seraya meneriakinya agar pria itu sadar akan kebodohan yang sudah ia lakukan selama ini.

"Aku akan membuatnya kembali! Bagaimana pun caranya!" Tegas Jungkook dengan dua rahang yang mengeras.

"Terserah!!" Mingyu mendorong tubuh Jungkook hingga terduduk di sudut ruangan. Pria itu menyandarkan tubuhnya disana, menutup dua matanya erat dengan dua tangan yang mengepal kuat. Pikirannya menelisik ke tempat yang sangat jauh, jauh hingga tak bisa di jangkau oleh nalar sehat manusia.

Perlahan beberapa cairan bening luruh membasahi pipinya, ulu hatinya terasa terkoyak dan terbakar di dalam sana. Banyak tahun yang ia lewati bersama Haerin nyatanya tak mampu membuat sang gadis bertahan agar terus di sampingnya. Jungkook salah, sangat salah karena menaruh seluruh hati, tubuh dan akal sehat pada genggaman Haerin yang pada akhirnya membuangnya begitu saja. Menendangnya keluar dari sebuah cerita yang belum ingin ia akhiri, lantas mengisi posisi kosong pada cerita itu dengan orang asing yang baru ia kenal beberapa waktu lalu.

Isakan demi isakan yang terdengar sangat pilu perlahan menggema menjadi satu satunya instrumen paling menyedihkan di ruangan besar itu. Jungkook menangis untuk pertama kalinya. Bahkan ketiga temannya diam terpaku melihat betapa rapuhnya sang sahabat saat ini. Mereka tak pernah melihat Jungkook serapuh dan sehancur ini karena seorang gadis. Haerin lancang karena berani memporak-porandakan hati seorang Jeon Jungkook.




☘️☘️☘️




Haerin duduk dengan mata sembab, tubuh lemahnya tersandar di dudukan panjang berwarna putih khas rumah sakit. Keadaannya tak kalah berantakan dari Jeon Jungkook, disaat ia membutuhkan sosok hangat itu, Haerin justru kehilangannya. Pilu sekali!
Tak terhitung berapa waktu yang telah berlalu, namun lebih tepatnya hari. Sekitar tiga hari Haerin tak tidur, menolak semua makanan yang ingin menyambangi tenggokannya sekedar mengisi perut agar tak kelaparan, tak pergi ke sekolah, bahkan membatalkan seluruh pemotretan yang seharusnya ia lakukan selama beberapa hari kebelakang. Rasanya tubuh itu tak ingin melakukan apapun selain menangis dan mengatakan 'tidak'

Mr.Dominant [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang