Annyeong..
⭐ Yuk budayakan vote dulu ⭐
..
.
Happy Reading
Enjoy💜
"Hanya sedikit stress, semua akan membaik. percaya padaku."
Haerin masih belum bisa memejam sekalipun hari semakin larut, kata-kata Jimin masih terngiang dan terus merusak konsentrasi gadis itu. Stress? Kenapa? Ada apa? Jimin memiliki masalah sebesar apa sampai membuat kesehatannya menurun secepat itu? Haerin menoleh lantas membalikkan tubuhnya menghadap tubuh sang pria yang telah terlelap, dengkuran halus dari sang pria menghantar hangat tersendiri untuk Haerin. Apa dirinyalah penyebab kesehatan Jimin menurun akhir-akhir ini? Apa dia terlalu keras memaksa untuk pergi? Haerin mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan anak rambut yang jatuh menutupi sebagian mata yang terpejam tersebut. Menatapi dengan lekat setiap pahatan Tuhan yang berada di depan matanya.
"Ahjussi, kau pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Kau benar, aku hanya seorang pembunuh, tidak pantas bersanding dengan pria sepertimu." Lirih Haerin sembari mengusap puncak kepala sang pria dengan lembut.
"Aku berjanji akan segera menemukan pelakunya, aku akan menghukum orang yang telah membunuh keluargamu, setelah itu kau benar-benar harus melepasku ya, biarkan aku menebus kesalahanku juga." Lirihnya kembali, pun setelah itu Haerin beranjak turun dari ranjang tanpa menimbulkan suara, berjalan dengan tenang keluar dari kamar Jimin.
"Maafkan aku Haerin, kesalahanku membuatmu menjadi seorang pembunuh. Maafkan aku." Lirih Jimin masih menutup matanya lekat, namun dari sudut matanya air bening mulai luruh, dadanya terasa terkoyak sangat dalam sebab gadis yang telah ia lukai masih berjuang untuk keadilan kematian keluarganya.
.
.
.
.
Goo Haerin, berjalan dengan tenang keluar dari mansion besar yang ia tinggali bersama Jimin, hari telah larut namun tak membatasi aktivitas gadis muda itu, Jimin juga tak mengejar sebab keduanya telah membuat kesepakatan untuk tak mencampuri urusan masing-masing, hanya tinggal bersama bukan berarti kembali satu.
Gadis itu memasukki mobil lantas memacu kendaraannya keluar dari kawasan pria Park. Sedangkan dari balkon lantai tiga, Jimin berdiri memandangi mobil Haerin yang semakin jauh dan menghilang dari pandangannya.
"Awasi dia!" Perintahnya pada seseorang yang kini tersambung melalui panggilan telepon.
.
.
.
.
Mobil Haerin masih melaju hingga sampai pada perempatan terakhir lantas membelokan mobil tersebut memasuki gedung tinggi yang bisa disimpulkan bahwa itu adalah gedung apartment. Setelahnya ia berjalan menyusuri lorong panjang yang sangat sepi, hanya ketukan heels dan lantai marmer menjadi satu-satunya suara yang menggema. Tungkai Haerin berhenti pada unit '95' memasukkan dengan cepat password yang ia ingat pun setelahnya pintu itu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Dominant [M] ✓
Fanfic[COMPLETED] Mature content! Sebagian diprivat, follow untuk membaca! Kau tau artinya memiliki? Itu artinya aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi. Kau hanya akan menekuk lututmu dihadapanku, membuka matamu untuk melihatku, dan berser...