Pagi itu Haerin menghabiskan lima belas menitnya untuk berendam dalam bathup besar di kamar mandinya. Seluruh tubuhnya terasa nyeri, pegal dan segala sakit bercampur menjadi satu. Asal kalian tahu, permainan Jungkook dan Haerin kemarin tak berakhir hanya dalam satu ronde saja, Jungkook terus menghujam milik Haerin hingga malam hari dan yang membuatnya lebih mengenaskan lagi adalah pria itu tak Haerin dapati saat sang gadis terbangun di pagi hari. Ia pergi begitu saja setelah menghabisi tubuh Haerin seharian. Brengsek sekali bukan?
"Awas saja kau Jeon!" Gumamnya lirih seraya menutup matanya rapat.
Dua puluh menit berlalu~
Haerin beranjak dari bathup dengan malas seraya membasuh kembali tubuhnya dengan air bersih di bawah guyuran shower. Segar sekali. Rasanya seluruh tenaganya sudah kembali. Ia siap menghadapi hari panjang ini.
Haerin melangkahkan kakinya dengan mantap menuju basemen apartment. Suara dari ketukan sepatu sekolahnya yang bertemu dengan lantai mahal apartment menjadi satu satunya instrumen pengiring langkah Haerin disana. Sunyi sekali, seperti tak ada kehidupan lain. apa tidak ada penghuni lain di gedung apartment sebesar ini?
"Sayang!" Panggil pria jakung tampan itu pada Haerin seraya menyandarkan tubuhnya di samping mobil mahalnya berwarna biru.
Haerin menghela nafasnya kasar. Rasanya ingin sekali menjambak pria itu, namun keadaan sedang tak memungkinkan. Mereka baru saja berbaikan, bisa-bisa pria itu menghukum Haerin lebih parah dari semalam. Ia melangkah dengan kaki yang sedikit terkangkang, pasalnya pusat dari wanita itu masih terasa sangat sakit untuk berjalan.
"Apa masih sakit?" Tanyanya santai seperti tanpa dosa. Apa ia tak ingat siapa yang membuat Haerin kesulitan berjalan seperti ini?
"Menurutmu?" Tanya Haerin dengan ketus.
"Maafkan aku, masuklah aku memiliki hadiah untukmu"
"Hadiah? Sesuatu yang mahal?" Ucapnya antusias.
Oh ayolah! Haerin hanya wanita biasa. Ia akan luluh dengan hadiah mahal. Bukan matre! Karena sebenarnya Haerin pun bisa membeli barang-barang mahal itu menggunakan uang dari orangtuanya, namun rasanya berbeda ketika hadiah itu adalah pemberian dari sang kekasih. Haerin punya barang baru yang bisa di pamerkan pada teman-temannya di sekolah.
"Ya sayang, masuklah!" Titahnya sekali lagi yang kemudian di ikuti oleh Haerin.
"Bagaimana kau suka?" Tanya Jungkook memastikan apakah hadiah mahalnya itu mampu membuat Haerin puas.
Bukan tanpa tujuan, Jungkook sedang membujuk kekasihnya agar tak bermain lagi dibelakangnya. Setidaknya Jungkook masih berusaha membuat kekasihnya bertahan di pelukannya.
"Jung, ini hanya ada sepuluh di dunia. Bagaimana kau bisa membelinya?" Haerin terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang kini berada di tangannya. Sebuah kalung cantik berbentuk bintang yang berada di tengah bulan sabit.
"Aku bisa memberikan apapun padamu! Apapun Ri!" Jelasnya.
"Bukankah ini berlebihan?"
"Kau kekasihku Ri. Ingat kau milikku! Jaga hatimu baik-baik, aku tidak ingin kita berpisah dengan alasan konyol!"
Deg!
Benar, Haerin milik Jungkook. Seterusnya akan seperti itu. Gadis cantik itu terdiam cukup lama, ia tahu kemana arah pembicaraan sang pria, ia ingin menegaskan sekali lagi bahwa Haerin hanya miliknya dan tak ada pria lain yang boleh menyentuhnya. Dada Haerin mendadak bergemuruh, pikirannya tertuju pada tempat yang jauh. Ia tak tahu lagi harus bagaimana, disisi lain Jungkook adalah pria yang selama ini mendominasi hatinya sekalipun banyak pria lain di belakang Jungkook yang Haerin sembunyikan. Namun saat ini bukan itu yang Haerin pikirkan, melainkan Park Jimin. Pria Park itu berhasil melumpuhkan setengah hati Haerin yang awalnya memang untuk Jungkook. Pria tua itu mengambil separuh kewarasan Haerin. Shit!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Dominant [M] ✓
Fanfiction[COMPLETED] Mature content! Sebagian diprivat, follow untuk membaca! Kau tau artinya memiliki? Itu artinya aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi. Kau hanya akan menekuk lututmu dihadapanku, membuka matamu untuk melihatku, dan berser...