Rintik hujan perlahan turun kembali menyapa dedaunan yang merindukan hadirnya. Jatuh ke tanah lantas membasahi setiap kehidupan yang membutuhkannya.Jam masih menunjukkan pukul lima sore. Beberapa orang masih sibuk dengan pekerjaan kantor, beberapa orang bekerja meracik minuman hangat untuk para tamu yang datang sekedar untuk berteduh.
Langit sore ini begitu gelap disertai angin kencang yang membuat beberapa pohon dan tanaman lain bergoyang.
Hawa dingin lantas menyeruak masuk ke dalam tulang membuat beberapa orang kemudian mengeratkan mantelnya.
.
.
.
Haerin masih memejamkan matanya, menerima setiap sentuhan dari Jimin yang membuatnya begitu gila. Sesekali tubuhnya melengkung ke atas kala Jimin berhasil menekan titik sensitif tubuh nya dan mengirimkan sebuah afeksi gila pada tubuh mungil gadis itu.
Keduanya sama sama dalam keadaan polos, tak ada satu kain pun yang tersisa pada tubuh keduanya.
Haerin terbaring di ranjang besar yang selama hampir dua tahun ini ia tinggali. Di bagian bawah tubuhnya ada Jimin yang masih sibuk memainkan klitoris Haerin dengan lidahnya. Tak ada rasa jijik atau geli, keduanya sama sama berusaha untuk memberikan puncak yang sempurna.
"Ouuhh~Ahjussi.. aahh yeahhh"
Haerin melenguh panjang kala Jimin menyedot sesuatu di bawah sana menekan pusat intimnya dan mengirimkan afeksi yang sungguh gila hingga rasanya ribuan kupu-kupu terbang dari perutnya. Senikmat itu!
Jimin tersenyum puas kala ia melepaskan lidahnya dan melihat banyak cairan putih kental mengalir dari pusat sang wanita. Lantas pria itu segera menjilat dan menghisap tanpa sisa cairan orgasme pertama yang Haerin dapatkan sore ini.
Jimin merangsek naik dan menindih tubuh sintal Haerin, mengecup kedua mata Haerin yang masih setia terpejam menikmati sisa orgasme yang begitu luar biasa. Kecupannya turun ke kedua pipi lantas berakhir dengan melumat bibir tipis Haerin dengan agresif.
Haerin membalas ciuman sang dominan tak kalah brutal, wanita itu memasukkan lidahnya ke dalam mulut sang dominan dan memainkan dengan handal di dalam sana.
Jimin tersenyum tipis di sela kegiatan keduanya. Haerin selalu tahu bagaimana caranya menciptakan kegilaan di setiap permainan yang mereka lakukan.
Haerin mengalungkan lengannya ke leher Jimin, menarik dan menekan kepala sang pria semakin dekat agar ciuman itu semakin dalam dan panas.
Lantas tangan Jimin tak tinggal diam, ia bergerak meremas dan memainkan puncak nipple sang wanita, satu tangan lainnya bergerak semakin ke bawah menggesek kembali dengan pelan titik sensitif Haerin dengan beberapa jarinya.
"Dua? Tiga? Atau lima?" Tanya Jimin kala ciumannya terlepas.
"Kau gila? Dua! Cukup dua.. kau ingin merobeknya semakin lebar?"
Jimin terkekeh mendengar omelan Haerin. Wanita yang baru berusia sembilan belas tahun itu cukup berani dan vulgar tentu saja berkat dirinya.
Setelah itu Jimin menekan dua jari mungilnya ke dalam pusat sang wanita. Membiarkannya sejenak untuk beraptasi di dalam sana, pun Jimin tak ingin Haerin kesakitan sekalipun pelumas Haerin sudah sangat basah di bawah sana.
Beberapa detik berlalu, Jimin menggerakkan kedua jarinya dengan agresif dan brutal pada l*bang kenikmatan Haerin. Lantas wanita itu meremas dengan kuat punggung sang dominan menyalurkan kenikmatan sekaligus kegilaan yang ia dapat akibat ulah jari jari Jimin. Ini baru jari, dan Haerin sudah merasakan senikmat itu?
![](https://img.wattpad.com/cover/226151380-288-k959830.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Dominant [M] ✓
Fanfiction[COMPLETED] Mature content! Sebagian diprivat, follow untuk membaca! Kau tau artinya memiliki? Itu artinya aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi. Kau hanya akan menekuk lututmu dihadapanku, membuka matamu untuk melihatku, dan berser...